Museum Holocaust Dibangun di Tondano, MUI Lempar Kritikan: Di Indonesia Itu Tidak Relevan
Sekretaris Jenderal MUIPusat, KH Amirsyah Tambunan pun mempertanyakan maksud pembuatan Museum Holocaust itu.
TRIBUNTERNATE.COM - Museum Holocaust telah dibangun oleh Komunitas Yahudi di Kelurahan Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Peresmian Museum Holocaust tersebut juga dihadiri langsung oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel pada Kamis (27/1/2022).
Museum Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa adalah museum kekejaman Yahudi pertama yang dibangun Indonesia dan Asia Tenggara.
Tak hanya peresmian gedung Museum Holocaust, tetapi pameran foto mengenai tragedi kemanusiaan itu juga digelar.
Holocaust merupakan insiden pembantaian, penyiksaan, dan pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi.
Peristiwa itu terjadi pada 1941-1945.

Namun, pembangunan Museum Holocaust di Indonesia ini menuai pro dan kontra. Salah satu kritikan datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal MUIPusat, KH Amirsyah Tambunan pun mempertanyakan maksud pembuatan Museum Holocaust itu.
"Nah, kemudian timbul pertanyaan, itu bangsa Nazi dari Jerman kok ujuk-ujuk membuat Museum Holocaust, ini maksudnya apa?" kata Amirsyah saat ditemui di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/2/2022).
Amirsyah juga menilai, pembangunan Museum Holocaust tidak tepat dibangun di Indonesia.
Bahkan, ia menyebut, pembangunan itu tidak relevan dengan Tanah Air.
"(Pembangunan) itu di Indonesia, tidak tepat. Tidak relevan. Buat saja di Jerman. Karena itu kan sikapnya tokoh Jerman namanya Nazi, kok tiba-tiba dibuat di Indonesia, untuk apa," kata Amirsyah.
"Dan di Indonesia tidak cocok, di Indonesia itu Pancasila, sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Yang menghargai nilai kemanusiaan, kesemestaan, kecintaan. Jadi tidak boleh, dipertontonkan dalam bentuk pameran atau museum yang seperti itu," tegasnya.
Baca juga: Museum Holocaust AS: China Kemungkinan Besar Lakukan Genosida terhadap Kelompok Uighur
Baca juga: Daftar Lengkap 42 Bank dengan Biaya Transfer Antarbank Cuma Rp2.500
Sebelumnya, Bupati Minahasa Royke Octavian Roring dan Wakilnya RobbyDondokambey menyambut kedatangan Duta Besar Jerman untuk Indonesia di Kabupaten Minahasa, Kamis (27/1/2022).
Duta Besar Luar Biasa Jerman untuk Indonesia, Ms Ina Lepel dan Charge d' Affaires Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia, Mr Philipp Rossl, dalam kunjungannya hadiri Peringatan Hari Holocaust Internasional sekaligus meresmikan Museum Holocaust.
Ina Lepel Dubes Jerman Untuk Indonesia menyampaikan suatu kehormatan bisa berada di Minahasa.
"Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berpidato di pembukaan Museum Holocaust. Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini," kata Lapel melalui Twitter.
Baca juga: Ainun Najib Mengaku Belum Ada Pendekatan Resmi dari Pemerintah Setelah Diminta Pulang oleh Jokowi
Baca juga: Tsamara Amany Kritik Ceramah Oki Setiana Dewi yang Dianggap Menormalisasi KDRT: Itu Tindak Pidana
Legislator PKS Minta Pemerintah Tutup Museum Holocaust
Legislator PKS, Sukamta, menyoroti soal hadirnya Museum Holocaust yang dibangun oleh komunitas Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Menurutnya, ini isu yang cukup sensitif.
Pasalnya, Yahudi identik dengan Israel, meski ada juga Yahudi yang tidak sepakat dengan berdirinya Israel.
Indonesia, dikatakan Sukamta, sejak dulu tidak mengakui Israel lantaran terus menerus menjajah tanah Palestina.
"Israel telah melakukan aneksasi terhadap wilayah Palestina hingga sekarang. Di tengah isu normalisasi hubungan Israel dan Indonesia yang sempat mencuat belum lama ini, lalu muncul berdirinya museum ini, wajar jika tokoh-tokoh nasional dan masyarakat kita mengecam,” kata Sukamta kepada wartawan, Kamis (3/2/2022).
Anggota Komisi I DPR ini mengatakan hal tersebut juga tidak selaras dengan sikap resmi Pemerintah RI terhadap isu Palestina yang menentang penjajahan oleh Israel.
“Bahkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menyatakan boikot terhadap produk-produk Israel,” kata Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini
Karena itu, imbuhnya, pemerintah harus melakukan beberapa langkah dalam permasalahan ini.
“Pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri perlu memanggil Dubes Jerman untuk Indonesia guna meminta penjelasan atas kehadirannya dalam peresmian Museum Holocaust di Tondano. Hal ini mengingat beliau ditugasi di negara Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan bangsa Yahudi dan Negara Israel,” ujar Sukamta.
Kemudian, dikatakan Sukamta, Museum Holocaust di Tondano harus ditutup.
Dia menyebut museum ini tujuannya dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman, tetapi pembuat museum (Bangsa Yahudi Israel) saat ini sedang melakukan kekejaman-kekejaman kepada rakyat Palestina setiap hari.
“Indonesia akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk membebaskan dunia dari penjajahan. Indonesia tidak akan mengakui Negara Israel selama masih menjajah Palestina,” tegas Doktor lulusan Salford, Manchester, Inggris ini.
Sukamta juga mengingatakan agar permasalahan ini segera dituntaskan sehingga tidak membuat kegaduhan lebih besar yang sebetulnya tidak perlu.
"Lebih baik energi kita arahkan untuk menghadapi pandemi yang belum juga reda," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul MUI Kritik Pembangunan Museum Holocaust di Tondano: Tidak Relevan, Maksudnya Apa