Pilpres 2024
Prabowo Jawab Isu Duet dengan Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Prediksi Pengamat
Belum lama ini berembus isu Prabowo Subianto akan duet dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Namun menurut Ray, keputusan tersebut ada di tangan Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
"Keinginan PKB untuk menduetkan Prabowo dengan Cak Imin, tentu sah-sah saja. Sekalipun, titik keputusannya ada di tangan Pak Prabowo," kata Ray kepada Tribunnews.com, Sabtu (5/2/2022).
Alasan itu lantaran elektabilitas Prabowo jadi salah satu yang paling menonjol untuk dicalonkan sebagai presiden.
Di sisi lain, nama Cak Imin sebagai calon presiden maupun wakil presiden masih abu-abu.
Faktor lainnya, hubungan PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) terlihat makin repot usai terpilihnya Ketum PBNU yang baru.
"Elektabilitas Prabowo salah satu dari nama yang paling menonjol sebagai calon presiden. Nama Cak Imin sendiri baik sebagai capres maupun sebagai calon wakil presiden masih samar-samar," ucapnya.
Baca juga: Rayan, Bocah 5 Tahun di Maroko, Meninggal Dunia setelah Diselamatkan dari Sumur Kedalaman 30 Meter
Baca juga: Ainun Najib Sebut Indonesia Alami Polarisasi karena Kurang Kuasai Teknologi
Dengan pertimbangan - pertimbangan tersebut, posisi Cak Imin dinilai rendah untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.
"Dengan 3 pertimbangan ini posisi Cak Imin untuk masuk sebagai calon wakil presiden Prabowo sebenarnya rendah," ungkap Ray.
Dinilai Butuh Dukungan Ekstra Umat Islam
Di sisi lain, Pengamat politik Islam The Political Literacy, Muhammad Hanifudin menilai, wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Cak Imin akan berpengaruh pada dukungan umat Islam pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Menurut Hanif, potensi duet Prabowo-Muhaimin untuk Pilpres 2024 cukup terbuka.
Secara kalkulatif, lanjut Hanif, suara Gerindra dan PKB telah memenuhi ambang batas 20 persen presidential threshold sebagai syarat maju.
"Tapi, untuk menjadi pasangan pemenang, khususnya mendapat mayoritas dukungan umat Islam/partai Islam, masih butuh jalan panjang," paparnya kepada KOMPAS.TV via WhatsApp, Jumat malam (4/2/2022).

Hanif lantas memaparkan terkait potensi duet dua tokoh itu mewakili dua kubu partai besar tersebut.
Syarat pertama adalah, kata Hanif, Prabowo-Muhaimin harus mampu bangun koalisi partai berbasis Islam.