Hepatitis Akut
IDAI Soal Hepatitis Akut: Sebut Tak Terkait Vaksin Covid-19, Terbitkan Tata Laksana Penanganannya
Kemunculan penyakit hepatitis akut jenis baru di tengah masih belum redanya pandemi Covid-19 menjadi perhatian publik.
"Keempat, Kortikosteroid hanya diberikan pada kecurigaan hepatitis autoimun. Kelima, jika dicurigai
terkait multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) maka tata laksana mengikuti panduan IDAI sebelumnya," ujarnya.
"Rekomendasi ini sifatnya dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan perkembangan
bukti- bukti ilmiah yang terbaru," tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta sebagai fasilitas kesehatan rujukan bagi pasien bergejala hepatitis akut.
Selain itu, Laboratorium FK UI juga resmi ditunjuk sebagai lab pemeriksaan spesimen penyakit misterius ini.

"Pemerintah sudah menunjuk RS Sulianti Saroso dan lab FK UI untuk menjadi lab rujukan, untuk pemeriksaan spesimen hepatitis akut karena ada banyak hal harus diinvestigasi," kata Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Hanifah Oswari, SpA(K), dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/5/2022).
Diharapkan tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas layanan kesehatan (fasyabkes) waspada dan siap untuk menghadapi kasus ini bila timbul ada dugaan hepatitis akut.
"Tiap kabupaten sudah ada rujukan rumah sakit untuk keadaan seperti ini. Jadi saya kira ini hal penting walaupun belum tau betul penyebab virus ini. Tapi, kita sudah tahu apa yang kita lakukan, bagaimana penularan dan kita sudah tahu bagaimana untuk menangani bila terjadi kejadian ini dan pemerintah dan fasyankes siap menolong," imbuh Hanifah.
4. Belum Rekomendasikan Penundaan PTM
IDAI belum mengeluarkan rekomendasikan penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah situasi kejadian luar biasa (KLB) hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim menuturkan, pihaknya masih terus mengikuti setiap perkembangan kasus hepatitis akut berat baik ditingkat dunia maupun di Indonesia.
Hal ini sebagai dasar pengambilan kebijakan IDAI kedepan dalam menyikapi penyakit hepatitis misterius ini.
"Sampai saat ini belum ada keputusan menyarankan (PTM ditunda). Kita masih mengikuti perkembangan lebih lanjut. Kita masih investigasi benarkah masuk ke Indonesia. Masih jarang-jarang atau sudah banyak kasus di daerah-daerah. Kita belum memutuskan itu," kata Dokter Muzal dalam konferensi pers virtual, Sabtu (7/5/2022), diwartakan Tribunnews.com.
Ia pun menyinggung, ada potensi hepatitis akut ini akan meluas.
Namun, tentu perlu dipastikan kembali, karena masih dalam tahap investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Ya bisa saja, meningkat kasusnya. Masih dalam perkembangan, bisa saja kebijakan berubah-ubah setiap waktu, bisa saja PTM ditunda kemungkinan, tapi melihat situasi kedepannya sesuai perkembangannya," kata dia.