Ngabalin Ajak Evaluasi Diri dan Hadapi Kasus UAS Ditolak Masuk Singapura dengan Kepala Dingin
Ngabalin pun mengajak masyarakat untuk tidak bereaksi secara berlebihan.
TRIBUNTERNATE.COM - Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin mengajak masyarakat Indonesia untuk mengevaluasi diri dan menghadapi kejadian Ustaz Abdul Somad (UAS) ditolak masuk ke Singapura dengan kepala dingin.
Hal ini karena, menurut Ngabalin, setiap negara berdaulat memiliki peraturannya sendiri.
Peraturan tersebut, tidak dapat diintervensi oleh seseorang atau negara mana pun.
"Karena subjektivitas negara berdaulat seperti itu, maka itulah yang tidak bisa satu orang pun, negara mana pun, mengintervensi terhadap kedaulatan sebuah negara," kata Ngabalin dalam wawancaranya yang disiarkan di kanal Youtube tvOneNews, Kamis (19/5/2022).
Ngabalin pun mengajak masyarakat untuk tidak bereaksi secara berlebihan.
Ia meminta masyarakat Indonesia untuk menanggapi kejadian ini dengan kepala dingin.
Selain itu, Ngabalin juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mengevaluasi diri.
Dikatakan Ngabalin, masyarakat Indonesia juga perlu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat dunia.
Baca juga: Pakar Duga Singapura Marah Diberi Nota Diplomatik untuk Jawab Alasan UAS Ditolak Masuk
Baca juga: Polisi Siapkan Pengamanan Khusus Rencana Kunjungan Ustad Abdul Somad ke Maluku Utara
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu menjaga semua langkah dan pikiran sehingga tidak mengacaukan kedamaian dunia.
"Mari kita dengan kepala dingin, kita tidak perlu reaktif," ajak Ngabalin.
"Kita lihat sebagai bagian yang harus menjadi evaluasi bagi siapa saja warga negara Indonesia, bahwa Anda adalah bagian dari warga dunia."
"Jaga seluruh langkah, pikiran, sehingga kedamaian dunia itu menjadi terjadi," pungkas Ngabalin.
Video selengkapnya.
Pakar Menduga Singapura Marah karena Diberi Nota Diplomatik
Pakar Hubungan Internasional Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Profesor Hikmahanto Juwana, menduga Singapura marah karena diberi nota diplomatik untuk menjawab alasan mengapa negaranya menolak Ustaz Abdul Somad (UAS) memasuki wilayahnya.
Menurut Rektor Unjani ini, sebuah negara memiliki kedaulatan untuk melarang warga negara asing (WNA) memasuki wilayahnya.
Selain itu, kata dia, negara juga tidak perlu menjelaskan alasan mengapa menolak seseorang memasuki wilayahnya.
Oleh karena itu, Prof Hikmahantono menilai, tindakan Singapura yang menjelaskan alasan negaranya menolak UAS memasuki merupakan reaksi amarah dari Singapura.
"Semua negara memiliki dasar-dasar untuk melarang WNA masuk ke negaranya. Masalah boleh atau tidak itu adalah kedaulatan suatu negara."
"Negara tidak perlu memberikan alasan mengapa ditolak," terang Prof Hikmahantono dalam wawancaranya yang disiarkan di kanal Youtube tvOneNews, Rabu (18/5/2021).
Baca juga: BKM Harap Ustad Abdul Somad Bisa Ibadah dan Ceramah di Masjid Al-Munawwar Ternate
Baca juga: Terungkap Alasan Singapura Tolak Ustaz Abdul Somad: Dia Membuat Komentar yang Rendahkan Agama Lain
Prof Hikmahantono menduga Singapura merasa ditekan karena diberi nota diplomatik untuk menjelaskan alasan negaranya menolak UAS, sehingga menyebabkan Singapura marah.
"Kenapa Kementerian Dalam Negeri Singapura menjelaskan alasan? Ternyata duta besar kita di Singapura membuat nota untuk mendapatkan informasi."
"Mungkin atas desakan seperti itu singapura marah."
"Ini kok saya diteken-teken, yaudah sekalian aja kita kasih tau" ujar Prof Hikmahantono menjelaskan dugaannya.
Menurutnya, penjelasan Singapura tersebut juga berlebihan.
Hal ini karena, menurutnya, dapat memperpanjang masalah.
"Tapi dikasih taunya itu kalau menurut saya juga berlebihan."
"Ini menurut saya akan memperpanjang masalah."
Alasannya, menurut Prof Hikmahantono, pengikut UAS akan merasa tidak terima dengan alasan itu dan akan menekan pemerintah Indonesia bertindak melakukan sesuatu.
"Karena saya yakin pengikut dari UAS tidak akan bisa terima dan akan menekan pemerintah Indonesia," terangnya.
Video selengkapnya.
(TribunTernate.com/Qonitah)