Tak Tergerus Modernisasi Transportasi, Anwar Tetap Lakoni Profesi Penarik Becak di Tobelo Sejak 1985
Anwar 56 tahun, seorang penarik becak di Tobelo, Halmahera Utara yang tak tergerus arus modernisasi transportasi.
lihat foto
TRIBUNTERNATE.COM - Bagi Anwar, becak menjadi satu-satunya mata pencahariannya sejak tahun 1985.
Bagaimana tidak, dimana sebagian orang beralih ke becak motor atau bentor.
Pria 56 tahun memilih bertahan, demi mengais rezeki di sepanjang jalan Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara.
TribunTernate.com, berhasil mewawancarainya disela-sela kala ia menarik becak, Sabtu (21/5/2022) siang.
Baca juga: Dihargai Rp 7 Ribu per Kilogram, Petani Kelapa di Halmahera Barat Mengeluh
Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan itu, pertama kali menginjakan kakinya di Tobelo tahun 1983.
Dua tahun berselang, ia langsung mengambil profesi sebagai penarik becak, bersama 300 orang lainnya.
Kala itu, berprofesi sebagai penarik becak becak, cukup menjanjikan.
"Sehari saya bisa dapat Rp 200 hingga Rp 300 ribu, angka itu sangat besar di tahun 80'an, "ucapnya.
Karena itu, profesi tersebut ia lakoni hingga berpuluh-puluh tahun lamanya.
Bak roda yang berputar, keuangannya menurun drastis dikala konflik komunal tahun 2000'an.
Sehingga, sebagian besar teman seprofesinya enggan menjadi penarik becak.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun dilewatinya dengan susah payah.
Kenapa? Moda transportasi darat banyak yang berubah, mulai dari angkot, ojeg dan sekarang ini bentor.
"Iya, kalau tahun 80'an, jumlah becak masih banyak, tapi tergerus dengan transportasi moderen, alhasil becak mulai ditinggalkan, "keluhnya.
Alhasil, pendapatannya menurut jauh, yang tadinya Rp 300 ribu per hari, kini hanya Rp 50 ribu per hari.
