Putra Ridwan Kamil Hilang di Swiss
Bersimpati pada Ridwan Kamil atas Wafatnya Emmeril, Najwa Shihab Teringat Almarhum Putrinya: Remuk
Sebagai orangtua yang juga pernah merasakan kehilangan seorang anak, Najwa Shihab mengaku ikut hancur saat membaca surat Atalia untuk Eril.
TRIBUNTERNATE.COM - Pada Jumat (3/6/2022), Emmeril Kahn Mumtadz dinyatakan meninggal dunia oleh keluarga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Meski proses pencarian Emmeril masih terus berjalan, namun Ridwan Kamil dan Atalia Praratya meyakini bahwa sulungnya sudah wafat karena tenggelam.
Status Emmeril yang sebelumnya disebut sebagai orang hilang atau missing person juga telah berganti menjadi orang tenggelam atau drowned person di Bern, Swiss.
Kabar duka ini pun tampaknya tak hanya menjadi kesedihan bagi keluarga Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, tetapi juga bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat.
Juga, tak sedikit tokoh publik yang menyampaikan dukacita dan turut menguatkan orangtua Emmeril Kahn Mumtadz, termasuk Najwa Shihab.
Melalui akun Instagramnya, jurnalis senior Najwa Shihab menyampaikan rasa simpatinya pada Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.
Sebagai orangtua yang juga pernah merasakan kehilangan seorang anak, Najwa Shihab mengaku ikut hancur saat membaca surat Atalia untuk Eril.
Dalam tulisan panjangnya, Najwa kembali mengingat bahwa dirinya juga pernah kehilangan buah hati.
Baca juga: Viral Pria Diduga Ridwan Kamil Berjalan Menunduk di Bandara Hamid Qatar, Warganet: Duka Seorang Ayah
Baca juga: 3 Hal Ini Jadi Alasan Mengapa Emmeril Kahn Mumtadz Dinyatakan Wafat dalam Keadaaan Syahid Akhirat
"Teh Atalia dan Kang Emil..."
"Sejak kabar hanyutnya Eril mencuat, setiap hari saya terus mencari dan menunggu kabar terbaru tentang pencarian Eril."
"Dan bukan hanya saya saja, jutaan orang lain juga melakukannya."
"Kami terkejut, tercekat, was-was dan sedih sekaligus berharap semoga ada kabar baik dari Sungai Aare."
"Tentu kesedihan Teh Atalia dan Kang Emil tak terbandingkan, tapi siapa yang tak remuk membaca surat Teh Atalia yang pamit meninggalkan Swiss?"
"Sekali lagi, perasaan kami tentu tak seberapa dibanding yang dirasakan Teh Atalia dan Kang Emil, tapi setiap yang berakal akan bergumam: tak terbayangkan betapa berat mengalami kehilangan seperti ini."
"Saya pernah kehilangan seorang putri. Setiap orang juga pernah—setidaknya akan—mengalami kehilangannya sendiri-sendiri."