Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Putra Ridwan Kamil Hilang di Swiss

Ridwan Kamil Soal Emmeril: Istri Sebut Putranya Berpulang Saat Sedang Berbahagia, Ungkap Dugaan Kram

Ridwan Kamil mengaku, pihak keluarga telah ikhlas dan sang istri, Atalia Praratya sempat mengatakan padanya bahwa Eril berpulang dalam keadaan bahagia

Twitter/ata_lia
Ridwan Kamil bersama istri, Atalia Prataya, serta ketiga anak mereka, Emmeril Kahn Mumtadz, Camillia Laetitia Azzahra, dan Arkana Aidan Misbach. 

Sehingga, ia mengingatkan tentang anjuran mengucap kalimat istirja' untuk setiap musibah, tak hanya tentang orang meninggal dunia, tetapi juga musibah lainnya.

"Karena fisiknya [Eril] itu lebih tinggi dari saya, di usia yang lagi bagus-bagus badannya, dia juga hobi berenang, punya lisensi menyelam pula. Jadi, menurut logika fisik, harusnya aman-aman saja. Tapi, kita kan tidak pernah tahu ya, makanya itu disebut musibah. Dan dalam syariatnya, setiap musibah itu kita harus menyampaikan innalillahi wa inna ilaihi raji'uun. Tidak hanya untuk keberpulangan, tapi juga untuk setiap musibah yang tidak kita duga, mau musibah kecil, sedang, besar," lanjutnya.

Ridwan Kamil kembali menegaskan bahwa pihak keluarga sudah ikhlas atas takdir Emmeril Kahn Mumtadz.

Ia pun menyebut, dengan tanggung jawabnya memimpin Provinsi Jawa Barat dan takdir memiliki anak sulung yang berpulang mendahuluinya, ia meminta kepada Allah untuk terus dikuatkan.

"Nah jadi, kembali lagi kalau ditanya, kami sudah ikhlas. Sebagai seorang ayah yang takdirnya pada saat anak berpulang, saya sedang memimpin umat 50 juta manusia, maka tidak mudah bagi saya untuk membagi waktu. Di satu sisi, saya ayah dari seorang anak, di sisi lain saya sudah bersumpah mengurusi 50 juta manusia Jawa Barat yang tentunya butuh keputusan-keputusan pemimpin seperti saya," kata Ridwan Kamil.

"Ya itulah ujian, seperti kita sekolah, level ujiannya beda-beda. Saya ujiannya soal-soalnya lebih sulit. Maka doa saya, 'Ya Allah, saya tidak minta dimudahkan urusan hidup saya, tapi saya selalu minta dikuatkan punggung dan bahu saya.' Karena pasti akan mendapati ujian-ujian yang pasti besar lagi," tambahnya.

Baca juga: Hari ke-9 Pencarian Emmeril Kahn: Ridwan Kamil Tinggalkan Penanda di Lokasi Terakhir Eril Terlihat

Baca juga: Keluarga Ridwan Kamil Kenang Sosok Emmeril Kahn Mumtadz: Akhlaknya Sholeh Sejak Kecil

Baca juga: Eril Dinyatakan Meninggal Dunia karena Tenggelam, Keluarga Ridwan Kamil: Insya Allah Syahid Akhirat

Catatan mengenang Emmeril Kahn Mumtadz yang disematkan di sebuah pohon di tepi Sungai Aare, Bern, Swiss.
Catatan mengenang Emmeril Kahn Mumtadz yang disematkan di sebuah pohon di tepi Sungai Aare, Bern, Swiss. (Twitter/ridwankamil)

Kang Emil juga mengatakan bahwa doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat telah membuat hatinya dan keluarga terasa lebih ringan.

"Tapi hati kami menjadi ringan dengan mendengar doa-doa yang dialirkan tadi, baik yang terekam beritanya maupun yang tidak terlihat, maupun di hati masing-masing yang mungkin terkoneksi, berhubungan dengan keseharian juga, para orangtua kira-kira begitu."

Kemudian, Ridwan Kamil menyebut ikhtiar yang ia lakukan selama pencarian Eril di Swiss.

Yakni, berjalan kaki sepanjang lima hingga delapan kilometer menyusuri Sungai Aare

Meski demikian, ia juga menghormati proses dan ketentuan pencarian orang tenggelam di negara tersebut.

"Sesuai syariatnya kami berikhtiar. Saya tiap hari selama tujuh hari jalan kaki lima kilo, delapan kilo, menyusuri sungai itu, berharap bisa segera bertemu. Namun, standar hukum di negara itu adalah tujuh hari pencarian intensif, setelah itu pencarian rutin, nanti status hukumnya itu satu tahun, baru dinyatakan sudah tidak eksis lagi atau bagaimana," kata Kang Emil.

Selanjutnya, Ridwan Kamil menegaskan secara syariat, selain sudah ikhlas, pihak keluarga juga melaksanakan shalat gaib untuk Eril dan proses pencarian terus dilanjutkan.

Sehingga, ia berharap masyarakat terus mendoakan agar Eril segera diketemukan seperti apa yang diharap-harapkan.

"Tapi secara syariat kami sudah ikhlas, kita melaksanakan apa yang kita laksanakan, laksanakan shalat gaib. Kalau setelah shalat gaib, berkat doa-doa kita ada takdir lain maka syariat akan mengikuti. Karena shalat gaib ini fardu kifayah yang artinya adalah doa, mendoakan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa diwakilkan siapa saja. Jadi, kesimpulannya, walaupun kita sudah melakukan seperti ini, proses ikhtiar pencarian itu akan terus kami lakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Harapan kami, kalau Bapak Ibu masih ada keikhlasan, kalau masih ingat, teruslah berdoa sampai takdirnya afdol seperti yang kita harapkan," pungkasnya.

(TribunTernate.com/Rizki A)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved