Pengamat Sebut Megawati Kurang Sensitif dengan Relitas Masyarakat karena Candaan Tukang Bakso
Dikatakan Khoirul, bisa jadi Megawati memang kurang sensitif terhadap realitas masyarakat.
TRIBUNTERNATE.COM - Pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kurang sensitif dengan realitas masyarakat karena membuat candaan soal tukang bakso.
Diketahui, pada saat Rakernas PDIP beberapa waktu yang lalu Megawati melontarkan candaan bahwa dirinya tidak mau punya menantu seperti tukang bakso.
Candaan Megawati ini pun menjadi viral di media sosial dan menuai kontroversi karena dianggap mengejek wong cilik (rakyat kecil).
Menurut Khoirul, candaan Megawati itu bisa jadi bukanlah sebuah ketidaksengajaan atau sekadar kepeleset lidah.
Dikatakan Khoirul, bisa jadi Megawati memang kurang sensitif terhadap realitas masyarakat.
Hal ini karena, menurutnya, Megawati telah beberapa kali terlihat tidak sensitif terhadap permasalahan masyarakat.
Baca juga: Megawati Masih Rahasiakan Nama Capres Pilihan PDIP: Masih 2 Tahun, Boleh Dong Saya Umpetin
Baca juga: Bagikan Momen Pertemuan Jokowi dan Megawati Sebelum Rakernas II PDIP, Puan Maharani: Lagi Serius
Baca juga: Marah, Megawati akan Pecat Kader PDIP yang Main Dua Kaki & Bermanuver di Pilpres 2024, Sindir Siapa?

Salah satu contohnya adalah ketika kelangkaan minyak goreng terjadi, namun Megawati malah menyindir ibu-ibu kurang kreatif dalam memasak karena berebut minyak goreng.
"Bisa jadi ini bukan sekedar slip of tongue."
"Barangkali memang ada ketidaknyambungan misalnya, antara kesadaran dan sensitivitas sosial beliau dengan realitas masyarakat yang ada," ujar Khoirul dalam wawancaranya yang disiarkan di kanal Youtube tvOneNews, Senin (27/6/2022).
Baca juga: Epidemiolog Minta Pemerintah Gencarkan Pemakaian Masker untuk Antisipasi Gelombang 4 Covid-19
Baca juga: BMKG Sebut Sesar Baribis Masih Aktif, Bergerak 5 mm per Tahun, Picu Gempa Bumi Megathrust Jakarta?
Baca juga: Jelaskan Sindiran terhadap Cak Imin, Yenny Wahid: Saat Ini Ada Upaya Penghapusan Sejarah PKB
Menurut Khoirul, dengan jargon PDIP yang menamakan partainya sebagai "partai wong cilik", tidak tepat jika Megawati membuat identitas wong cilik menjadi sebuah lelucon.
"Bahkan kalau misal PDIP dianggap sebagai partai wong cilik, jargonnya partai wong cilik, itu harusnya tidak menjadikan identitas wong cilik sebagai bahan guyonan."
"Harusnya meletakkan kelompok sosial sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada mereka dengan melakukan advokasi."
"Bukan kemudian sebagai bahan guyonan yang seolah-olah tidak layak berada di lingkup sosial beliau," terangnya.
Baca juga: Viral Video Penumpang KRL Terjatuh di Peron Stasiun Manggarai, Diduga Penyebabnya karena Terdorong
Khoirul juga mengatakan, tukang bakso yang merupakan UMKM, juga memiliki andil dalam menaikkan GDP Indonesia.
"Ingat lho, tukang bakso itu jasanya luar biasa. Everybody likes bakso."
"Merekka UMKM tukang bakso itu cari nafkah itu halal."
"UMKM itu penyuplai 60 persen GDP perekonomian kita," tegas Khoirul.
Oleh karena itu, menurut Khoirul, dengan latar belakang Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, kurang tepat baginya jika menjadikan tukang bakso sebagai bahan lelucon.
"Jadi kalau misal kita jadikan itu sebagai bahan guyonan, okelah untuk mencairkan suasana, tapi dalam kapasitas Bu Mega, kurang tepat," pungkasnya.
Video selegkapnya.
Megawati Bikin Candaan Tak Ingin Punya Mantu Seperti Tukang Bakso
PDIP beberapa waktu belakangan mendapatkan sorotan publik karena pernyataan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri.
Megawati yang melabeli partainya sebagai partai wong cilik justru kerap melontarkan pernyataan yang bertolak belakang dengan titel itu.
Pernyataan-pernyataan itu ia sampaikan di forum terbuka dan menjadi konsumsi publik.
Ada dua pernyataan kontroversial Megawati yang masih diingat oleh publik. Pertama soal minyak goreng dan yang kedua terkait tukang bakso.
Kali ini, Megawati disoroti lantaran ucapannya soal tukang bakso.
Hal itu terjadi pada saat rapat kerja nasional (Rakernas) kedua PDI-P tahun 2021 dibuka Selasa (21/6/2022) di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Mulanya, Megawati menceritakan soal gurauannya kepada ketiga anaknya saat akan mencari jodoh.
Iya terang-terangan meminta anak-anaknya agar tidak mencari pasangan yang berprofesi sebagai tukang bakso.
"Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso," ujar Megawati saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P Tahun 2021 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa seperti dikutip Kompas.com.
"Jadi maaf, tapi bukannya saya apa. Maksud saya, manusia Indonesia ini kan Bhinneka Tunggal Ika. Ya maka harus berpadu. Bukan hanya tubuh dan perasaan, tetapi juga dari rekayasa genetika. Kita cari-cari begitu," kata dia.
Tak melanjutkan pernyataan itu, Megawati lantas beralih ke persoalan kawin campur.
Presiden ke-5 RI itu menekankan agar kawin campur mestinya bisa dilakukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku.
Dia lantas mencontohkan dirinya sendiri yang merupakan anak biologis dari perkawinan antarsuku.
(TribunTernate.com/Qonitah) (Kompas.com)