6 Fakta Kasus Anak Kiai Jombang Cabuli Santriwati: Polisi Diadang Massa Saat Antar Surat Panggilan
Sang Kiai di Jombang, MM, mengatakan kasus tersebut merupakan masalah keluarga, dan sang anak juga diyakini telah difitnah.
TRIBUNTERNATE.COM - Putra dari seorang kiai di Jombang Jawa Timur yang berinisial MSAT (46), diduga telah melakukan tindak pelecehan berupa pencabulan terhadap santriwati.
Diketahui, korban santriwati berinisial NA dan berasal dari Jawa Tengah melaporkan tindak dugaan pencabulan yang dilakukan MSAT ke polisi pada 29 Oktober 2019.
Beberapa bulan selanjutnya, tepatnya Januari 2020, Polda Jatim mengambil alih kasus dugaan pencabulan itu.
Sementara, status MSAT sendiri sudah menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan terhadap santriwati.
Namun lebih dari dua tahun berlalu, MSAT tak kunjung berhasil diciduk aparat kepolisian.
MSAT beberapa kali mangkir saat dipanggil untuk diperiksa.
Polisi juga gagal menemui MSAT saat akan diperiksa di lingkungan pesantren tempat tinggalnya.
Anggota Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) pun kembali mengalami kegagalan dalam upaya penangkapan MSAT.
Kapolres Jombang, AKBP Muh Nurhidayat, telah berusaha melakukan negosiasi dengan pihak keluarga dalam upaya penangkapan tersebut.
Berikut deretan fakta kasus dugaan pencabulan yang dilakukan anak kiai di Jombang, dirangkum dari berbagai sumber:
Ayah MSAT Minta Polisi Tak Tangkap Anaknya

AKBP Muh Nurhidayat sempat ditemui oleh ayah MSAT yang berinisial MM.
Nurhidayat diberitahu bahwa anaknya difitnah dalam kasus dugaan pencabulan tersebut.
MM mengatakan kasus tersebut merupakan masalah keluarga, dan sang anak juga diyakini telah difitnah.
MM pun meminta kepada polisi supaya tidak menangkap anaknya dan meminta polisi segera pulang.
"Demi untuk keselamatan kita bersama, demi untuk kejayaan Indonesia Raya. Masalah ini, masalah keluarga. Untuk keselamatan kita bersama, untuk kebaikan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah fitnah ini fitnah ini masalah keluarga, masalah keluarga," ungkap MM, melalui pengeras suara, dikutip dari Surya.co.id.
"Untuk itu, kembalilah ke tempat masing-masing, jangan memaksakan diri, mengambil anak saya yang kena fitnah ini, semua itu adalah fitnah, Allahuakbar cukup itu saja," pungkasnya.
Baca juga: 7 Fakta Sidang Investasi Bodong Doni Salmanan: 14 Barang Bukti Disita, 17 Orang JPU Sudah Ditunjuk
Baca juga: Siapa Devy Anastasia? Jebolan Masterchef Indonesia Diduga Aktif OnlyFans, Terungkap Isi Kontennya
Baca juga: Pilih ke Bali daripada Hadiri Sidang Etik, Lili Pintauli Siregar Dinilai Tunjukkan Iktikad Buruk
Gagal Ditangkap
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto menerangkan, pihaknya melakukan upaya penangkapan terhadap MSAT pada pada Minggu (3/7/2022) , dimulai sekitar pukul 12.45 WIB.
Mobil-mobil polisi menyebar hingga di perbatasan antar wilayah Jombang dengan kabupaten lain, di sekitar, demi menangkap MSAT.
"Saat di Jalan Raya di Jombang, tim dihalang-halangi oleh mobil bernomor polisi S-1741-ZJ. Akibat peristiwa tersebut salah satu anggota kami terjatuh," ujar mantan Kapolsek Wonokromo itu, Selasa (5/7/2022).
Kombes Pol Dirmanto menambahkan pihaknya kembali melakukan upaya penghadangan terhadap mobil tersebut dan berhasil diamankan.
"Sopir melarikan diri, namun dua orang yang ada di mobil tersebut kami tangkap," katanya.
Di dalam mobil tersebut, polisi menemukan barang bukti senjata api berjenis air softgun.
Polisi Pernah Dihadang Massa
Pada Kamis (13/1/2022) tempo lalu, pihak kepolisian mendatangi Komplek Pesantren Shiddiqiyah, Jombang, bermaksud untuk mengantarkan surat panggilan untuk MSAT.
Namun kedatangan polisi tersebut justru dihadang oleh sejumlah orang, para santri ponpes di antaranya.
Puluhan massa yang mengahdang beberapa kali melantunkan bacaan, "Ya Jabbar, Ya Qohar."
Dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko membenarkan ada penyidik Polda Jatim yang mengantar surat panggilan untuk tersangka MSAT.

"Video itu Kamis siang. Penyidik mengantar surat panggilan, tapi yang bersangkutan (MSAT) tidak ada di tempat," kata Gatot saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Pemanggilan tersebut, kata Gatot, adalah panggilan yang kedua. Penyidik pun batal bertemu lantaran MSAT tak ada di lokasi.
Pihaknya berharap tersangka MSAT bersikap kooperatif dengan proses hukum yang saat ini sedang berjalan.
Berkas kasus pencabulan MSAT diketahui sudah dinyatakan lengkap atau P21 oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur sejak Selasa (4/1/2022).
Proses selanjutnya, Kejati Jawa Timur menunggu penyidik polisi menyerahkan berkas perkara sekaligus tersangka MSAT kepada penyidik kejaksaan.
Lantas berikut fakta-fakta kasus tersebut, dihimpun Tribunnews dari berbagai sumber:
Sah jadi tersangka sejak 2021

MSAT sempat mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Surabaya dengan tergugat Kapolda Jawa Timur untuk meminta kepastian hukum atas status hukumnya yang sudah dua tahun tanpa kejelasan.
Namun permohonannya ditolak oleh majelis hakim.
Dikutip dari Surya.co.id, Hakim Pengadilan Negeri Surabaya menolak gugatan anak kiai Jombang bernama Much Subchi Azal Tzani (MSAT, 39).
Dengan ditolaknya gugatan tersebut, hakim menyatakan status MSAT sebagai tersangka pencabulan santriwatinya sebagaimana ditetapkan oleh pihak kepolisian dinyatakan sah.
Hakim tunggal Martin Ginting yang mengadili gugatan praperadilan menolak gugatan MSAT kepada Kapolda Jatim.
Dalam putusan, Martin Ginting menyebut bahwa praperadilan yang diajukan MSAT terhadap penyidik Polda Jatim dan Jaksa Peneliti dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur tidak dapat diterima karena cacat formil.
Untuk itu, hakim Martin Ginting pun memutuskan bahwa permohonan praperadilan tersebut Niet Ontvankelijke Verklaard atau yang seringkali disebut sebagai putusan NO atau kurang pihak.
“Jadi yang menyidik awal perkara ini dan yang menetapkan Tersangka adalah penyidik Polres Jombang kemudian ditangani Polda Jatim"
"Tapi tanggungjawab tetap pada penyidik Polres Jombang, karena yang menetapkan tersangka adalah Polres Jombang, makanya harusnya ditarik sebagai pihak termohon,” ujar Martin Ginting dikonfirmasi usai sidang, Kamis (16/12/2021) malam.
Ginting menambahkan, dengan putusan NO ini maka pihak pemohon masih bisa mengajukan permohonan praperadilan lagi dengan menambahkan pihak termohon.
Ada 5 Santriwati yang Diduga Jadi Korban Pencabulan

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta dikatakan sampai mendatangi pihak kepolisian untuk mempertanyakan soal proses hukum.
Dikutip dari Surya.co.id, Nico juga mengaku sangat terpukul melihat lima korban yang terus mempertanyakan kasus pelecehan yang dialaminya, karena mereka menganggap polisi kurang merespons dengan cepat hingga memakan waktu 2 tahun lebih.
"Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi korban yang mendatangi kepolisian mempertanyakan berkali-kali, Pak bagaimana pak kasus kami. Kami sudah dilecehkan sudah ada 5 korban, kok polisi gak maju-maju," bebernya
Atas pertanyaan perkembangan kasus pelecehan seksual itu, Kapolda Jatim mengajak semua elemen bekerja sama untuk mengumpulkan bukti-bukti agar terpenuhi dan mempercepat proses penyidikan sehingga dapat dilimpahkan ke kejaksaan.
"Nah hal ini yang kami komunikasikan terus, bukti kami lengkapi supaya apa yang dilaporkan terpenuhi alat buktinya. sehingga Insya Alloh dapat disidangkan dan pelaku dapat diproses secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku," pungkasnya.
Sesumbar Tak Bisa Ditangkap Polisi

MSAT menyebut dirinya merupakan korban fitnah oleh Polres Jombang dan Pemerintah Kabupaten Jombang, seusai ditetapkan sebagai tersangka pencabulan.
Dirinya pun sempat sesumbar di sosial media menyampaikan pernyataannya, diunggah di instagram miliknya dengan nama Andeweazallosplos.
Berikut bunyinya:
"Lagi bertanding Badminton dengan Penguasa Jombang, tapi gak asyik tu Polres mosok (masa) keroyokan gitu...semua org (orang) bisa kalau maen2 (main main) fitnah keji dan keroyokan," unggahnya.
"Malu sama baju coklatmu hai Kapolres Jombang. Malu sama baju Bupatimu hai pemerintah Jombang. Isin2iii (malu maluin) keroyokan. Gua masih disini tempat ! Losplos city of angel. Gak kemana mana tuaan.. Tinggal ambil aja kan beres..itupun kalo (kalau) mampu (emotion melet) tak tunggu di losplos tuan penguasa jombang," tambahnya.
"Ta tagnya sekalian wak presiden jokowi @jokowi monggo wak presiden kalo (kalau) mau ikutan tanding badminton sama anak buah sampean polres dan pemkab Jombang bupati sa wakile," tantangnya.
Dalam unggahan tersebut tampak MSAT menyebut polisi tak mampu menangkap dirinya, dikutip dari Surya.co.id.
Bahkan dalam unggahannya MSAT turut serta menyematkan akun instagram Presiden Joko Widodo (Jokowi).
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Achmad Faizal) (Surya.co.id/Firman Rachmanudin/Luhur Pambudi )
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FAKTA-FAKTA Anak Kiai Jombang Pelaku Pencabulan Santriwati, Pernah Sebut Tak Bisa Ditangkap Polisi