Harga Avtur Melonjak, Tiket Pesawat Ikut-ikutan Mahal, Rute Jakarta-Singapura Capai Rp7 Juta
Kenaikan harga tiket pesawat juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti naiknya kurs Dolar AS terhadap Rupiah dan pasokan pesawat yang terbatas.
Namun, dia memperkirakan jumlahnya berkisar 50 sampai 60 persen dari jumlah pesawat yang beroperasi saat sebelum pandemi Covid-19 dulu.
Di sisi lain, opsi untuk kembali mengoperasikan pesawat yang tidak aktif selama masa pandemi juga tidak mudah dan perlu melalui proses yang memakan waktu.
Ahasil, permintaan penerbangan yang ada melebih supply pesawat yang ada.
“Untuk bisa membuat pesawat yang tidak beroperasi lebih dari setahun menjadi layak terbang lagi harus masuk ke MRO," ujarnya.
"MRO ini kan ketersediaannya terbatas, jadi sekarang ini antrean pesawat untuk bisa layak terbang lagi dari MRO ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi maskapai,” terang Denon.
Tinjau Fuel Surcharge
Terkait keluhan harga tiket pesawat yang mahal ini, Kementerian Perhubungan sebelumnya sudah menjanjika akan mengevaluasi harga tiket pesawat yang meningkat akibat harga avtur yang juga naik secara global.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Dadun Kohar mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait besaran harga tiket pesawat ini.
“Harga bahan bakar ini berhubungan langsung dengan harga tiket pesawat. Maka dari itu, kami akan mengevaluasi harga avtur ini,” kata Dadun, Jumat (1/7/2022).
Evaluasi tersebut terkait seberapa besar tambahan harga fuel terhadap tiket pesawat.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub mencatat saat ini harga avtur sudah mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per liter.
Angka ini diakui mengalami kenaikan selama tiga bulan terakhir dari Januari-Maret 2022 harga avtur masih diangka Rp 12 ribu per liter.
Kemudian para April 2022 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 15 ribu per liter, dan pada Mei 2022 naik menjadi Rp 16 ribu per liter.
Meski begitu, Dadun menjelaskan, ada beberapa faktor selain harga bahan bakar yang membuat tiket menjadi mahal.
Direktur Human Capital Garuda Indonesia Arya Perwira mengatakan, harga tiket pesawat yang tinggi saat ini bukan hanya dipengaruhi oleh harga bahan bakar.
