Update Fakta Kasus Santri Tewas Dianiaya di Pesantren Gontor: Motifnya Diduga karena Ada Salah Paham
Pada Selasa (6/9/2022), polisi telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus tewasnya santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berinisial AM tengah menjadi sorotan.
Diduga, santri yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan itu meninggal dunia akibat tindak penganiayaan.
Kematian AM sempat viral di media sosial setelah video sang ibu, Soimah, mengadukan kisah tragis putranya kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Diketahui, AM yang nyantri di Pondok Gontor 1 Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tersebut dipulangkan dalam keadaan sudah terbungkus dalam peti jenazah, Selasa (23/8/2022).
Jenazah AM diantar oleh rombongan yang dipimpin pengasuh Gontor 1, Ustaz Agus, ke rumah duka.
Sementara, pihak keluarga menerima kabar AM meninggal dunia satu hari sebelumnya, yakni Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.
Pihak pondok sendiri sempat tidak transparan terkait penyebab kematian AM.
Saat memulangkan jenazah AM, perwakilan dari Pondok Gontor menyebut AM meninggal karena mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Namun, belakangan Pondok Gontor mengeluarkan klarifikasi terkait kematian AM karena tindakan penganiayaan.
Kini, kasus dugaan penganiayaan terhadap AM masih terus bergulir.
Awalnya, berdasarkan surat keterangan kematian dari RS Yasfin Darussalam Gontor, AM dinyatakan meninggal karena penyakit tak menular.
Namun, sang ibu, Soimah, yang tak percaya penyebab anaknya meninggal, meminta agar peti jenazah dibuka.
Saat peti dibuka, banyak ditemukan luka lebam di bagian kepala hingga dada AM.
Baca juga: Fakta-fakta Santri Ponpes Gontor Tewas Dianiaya: Cerita Ibu Korban, Identitas Pelaku hingga Motifnya
Baca juga: Sempat Tutupi Kasus Santri Tewas akibat Penganiayaan, Pondok Pesantren Gontor Minta Maaf
Pihak Gontor pun mengakui AM tewas karena dianiaya dan menyampaikan permintaan maaf lantaran sempat menutupi penyebab kematian korban.
Di hari yang sama ketika korban tewas, terduga pelaku penganiayaan telah dikeluarkan dari Gontor.
Dirangkum Tribunnews.com, Rabu (7/9/2022), inilah fakta baru kasus santri Gontor tewas dianiaya:
1. Dugaan motif AM dianiaya hingga tewas
Pada Selasa (6/9/2022), polisi telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, mengungkapkan olah TKP difokuskan pada lokasi perkemahan di mana aksi penganiayaan terjadi.
Dikutip dari TribunJatim.com, AM diketahui menjabat sebagai Ketua Panitia dalam Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Dalam olah TKP tersebut, polisi telah mengamankan barang bukti berupa pentungan, minyak kayu putih, air mineral, hingga becak.
Terkait motif penganiayaan, Catur mengungkapkan sementara ini diduga karena adanya kesalahpahaman antara korban dan terduga pelaku.
Kesalahpahaman itu, kata Catur, terjadi karena masalah kekurangan alat.
Kendati demikian, motif penganiyaan secara utuh nantinya akan disampaikan setelah polisi selesai memeriksa saksi secara menyeluruh.
"Motif (secara utuh) nanti akan disampaikan. Karena ada salah paham, kekurangan alat," jelas Catur, Selasa.
2. Sebanyak 11 saksi diperiksa

Baca juga: Ada Darwin Nunez dan Luiz Diaz, Liverpool Masih Baik-baik Saja tanpa Sadio Mane
Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, DPD PKS Kota Ternate: Rakyat Kian Tertekan dari Ancaman ekonomi
Baca juga: Mbappe, Neymar, Messi Sukses Pontang-pantingkan Kiper Lawan, PSG Menang Tipis atas Juventus
Jumlah saksi yang diperiksa terkait kasus penganiayaan hingga menyebabkan AM tewas, terus bertambah.
Sebelumnya, Polres Ponorogo memeriksa sembilan saksi yang terdiri dari dua santri, empat dokter, dan tiga pengasuh Gontor.
Kini, jumlah tersebut bertambah menjadi 11 saksi, sebagaimana dilansir Kompas.com.
3. Terduga pelaku lebih dari satu orang
Dari hasil pemeriksaan terhadap 11 saksi tersebut, Polres Ponorogo telah mengantongi identitas pelaku.
Menurut AKBP Catur Wahyono Wibowo, dari keterangan 11 saksi diketahui terduga pelaku lebih dari satu orang.
“Yang terduga (pelaku) lebih dari daripada satu orang,” kata Catur, dikutip dari Kompas.com.
Namun, Catur tidak merinci apakah semua terduga pelaku berasal dari kalangan santri atau pihak lain.
4. Sebanyak 50 adegan diperagakan dalam pra-rekonstruksi

Saat olah TKP digelar pada Selasa, ada 50 adegan yang diperagakan.
AKBP Catur Cahyono Wibowo menuturkan adegan yang diperagakan mulai dari penjemputan, kegiatan yang mengakibatkan AM tewas, hingga akhirnya korban dibawa ke IGD rumah sakit milik Gontor.
Untuk penyebab kematian pastinya, Catur mengatakan polisi tidak bisa menyampaikan.
“Saksi ahli yang akan menyampaikan penyebab kematiannya,” tandasnya.
5. Tim Polres Ponorogo akan ke Palembang
AKBP Catur Cahyono Wibowo akan mengirim tim ke Palembang untuk mengupayakan autopsi terhadap jenazah AM.
Catur mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumatera Selatan terkait permintaan autopsi jenazah korban.
“Tim nanti berangkat ke Palembang. Kami sudah berkoordinasi Biddokes Polda Sumsel untuk permintaan otopsi (jenazah korban)."
"Tinggal bagaimana keluarga komunikasi dengan kami nanti,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Catur, autopsi tetap akan dilakukan meski jenazah AM sudah dimakamkan dua pekan lalu.
Ia memastikan, tim akan menemui keluarga korban di Palembang untuk meminta persetujuan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti, Kompas.com/Muhlis Al Alawi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Baru Kasus Santri Gontor Tewas Dianiaya: Dugaan Motif hingga Terduga Pelaku Lebih dari 1 Orang