Piala Dunia Qatar 2022
Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, Qatar Disebut Tuai Banyak Kritikan Tak Berdasar Sejak 2009
Qatar sendiri justru mendapat banyak kritik yang tak dapat dibenarkan karena menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022.
“Kritik telah ada sejak 2009 ketika kami mulai mengajukan penawaran untuk Piala Dunia dan terus berlanjut dan benar-benar semakin ganas seiring berjalannya waktu,” katanya kepada Doha News.
“Saya sepenuhnya yakin bahwa pada saat Piala Dunia dimulai, semuanya akan berkutat hanya tentang sepak bola,” tambah Nasser.
Pernyataan Nasser Al Khater mengikuti pernyataan serupa yang dilontarkan oleh Amir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Mei 2022.
Saat itu, Sheikh Tamim menyinggung sejumlah kritikan yang tidak adil seputar negara Teluk di kalangan negara Barat.
“Selama beberapa dekade, Timur Tengah telah menderita, dari diskriminasi. Dan saya mendapati bahwa diskriminasi semacam itu sebagian besar didasarkan pada orang-orang yang tidak mengenal kami, dan dalam beberapa kasus, menolak untuk mengenal kami,” kata Sheikh Tamim.
Sementara itu, bagaimanapun Qatar telah memperkenalkan reformasi bersejarah selama beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk memastikan hak-hak pekerja tetap dihormati dan ditegakkan.
Beberapa reformasi itu termasuk pembongkaran sistem Kafala yang kontroversial yang menghalangi para pekerja untuk dapat berganti pekerjaan secara bebas.
Ada pula pembentukan undang-undang upah minimum non-diskriminatif pertama di kawasan ini, yang baru diperkenalkan tahun lalu.
Media Tuding Qatar Penuh Kontroversi
Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah turnamen sepak bola terbesar dunia yang diadakan setiap empat tahun sekali ini telah dirundung kontroversi.
Tahun lalu, investigasi Associated Press menemukan bahwa negara tersebut menyewa seorang mantan perwira CIA untuk memata-matai FIFA selama proses penawaran/bidding untuk menjadi tuan rumah turnamen.
Pada 2014, sebuah laporan Sunday Times mengklaim seorang pejabat Qatar memberikan total 5 juta dolar AS kepada pejabat sepak bola untuk membangun dukungan bagi tawaran negaranya.
Kemudian pada tahun yang sama, sebuah laporan surat kabar UK Guardian menemukan bahwa pekerja konstruksi Piala Dunia Nepal di Qatar meninggal dunia dengan jumlah rata-rata 1 orang tewas setiap dua hari.
Selain itu, suhu tinggi di Qatar juga menjadi salah satu fokus kekhawatiran.
Sehingga, penyelenggara Piala Dunia menekankan kepada media bahwa turnamen akan digelar pada bulan-bulan musim dingin dan ditempatkan di stadion-stadion ber-AC.