Liga Inggris
Liverpool Vs Brighton Berakhir Seri 3-3, Jurgen Klopp Curhat Tidak PD dan di Bawah Tekanan
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, curhat soal rasa kepercayaan diri yang rendah hingga merasa di bawah tekanan.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Pertandingan Liverpool melawan Brighton & Hove Albion FC pada Sabtu (1/10/2022) berakhir seri 3-3.
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, curhat soal rasa kepercayaan diri yang rendah hingga merasa di bawah tekanan.
Laga kandang yang digelar di Stadion Anfield itu membuat Liverpool semakin terpuruk karena kehilangan poin untuk kelima kalinya dalam tujuh pertandingan.
Baca juga: Sosok Ini Bakal Jadi Pengganti Jurgen Klopp sebagai Pelatih Liverpool: Jika Dia Dipecat The Reds
Brighton, di bawah kepelatihan baru Roberto De Zerbi, awalnya memimpin 2-0 melalui gol ganda Leandro Trossard pada menit 4 dan 17.
Kemudian Liverpool berusaha menyamakan kedudukan melalui gol Roberto Firmino pada menit 33 dan 54.
Kemudian disusul gol dari Adam Webster pada menit 63 yang membuat Liverpool unggul sementara.
Baca juga: Risiko Chelsea Ganti Thomas Tuchel ke Graham Potter di Champions, Mudah Dibantai Guardiola dan Klopp
Namun, Leandro Trossard rupanya mencetak hattrick pada menit 83 sehingga kedudukan sama.
Jurgen Klopp mengakui rasa kepercayaan diri skuadnya kini sedang tidak tinggi di masa-masa sulit seperti ini.
"Tingkat kepercayaan diri kami sekarang tidak terlalu tinggi," ujar Klopp, dikutip dari theguardian.com.
"Di saat-saat sulit seperti ini, Anda harus berjuang sangat keras sehingga melangkah demi selangkah Anda baru bisa mendapatkan momentum untuk kembali percaya diri," sambungnya.
Baca juga: Terbongkar Alasan Graham Potter Mau Latih Chelsea Gantikan Thomas Tuchel: Sadar Cobaan Lebih Berat
Pelatih asal Jerman itu sempat percaya diri saat Liverpool memimpin pertandingan, namun sayang momen itu tak berlangsung lama.
Ia juga menyadari bahwa kondisi skuadnya kini sedang berada di bawah tekanan.
Terlebih Klopp juga sadar bahwa Brighton tak bisa dianggap remeh.
"Kami berada di bawah tekanan, kami tidak mengabaikannya, kami tidak meningkatkan (tekanan) itu setiap hari, tapi tekanan selalu ada," ungkap Klopp.
"Kami ingin melakukan jauh lebih baik, meraih lebih banyak poin, memperbaiki posisi di klasemen dan kemudian kami tertinggal 2-0 melawan rival yang sangat bagus."
"Mereka selalu membuat kami bermasalah di sini. Mereka bermain di antara garis dengan sangat baik, kami harus terus berjuang," tuturnya.
Baca juga: Graham Potter Bikin Banyak Perubahan di Chelsea hingga Dihujat, Akhirnya Menang Lawan Crystal Palace
Jurgen Klopp Sempat Ketakutan jika Cristiano Ronaldo ke Manchester United
Jurgen Klopp blak-blakan mengakui dirinya tidak senang kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United.
Ketakutan Jurgen Klopp atas kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United ternyata tidak seperti yang dipikirkan.
Pemenang Ballon d'Or lima kali itu kembali lagi ke Manchester United pada September 2021 lalu namun performanya sudah banyak berubah.

Dikutip TribunTernate.com dari mirror.co.uk, Jurgen Klopp sempat mengira Cristiano Ronaldo akan ke Manchester City.
"Apakah saya senang dia ada di Uniited? Tidak, saya tak bisa bilang demikian," ujar Klopp kepada Sky Sports.
"Ya, sayangnya (Ronaldo pemain yang terlalu bagus)."
"(Saya kira) dia akan ke City dan saya pikir 'Oh, itu pasti menyenangkan bagi United' dan kemudian, jelas saja, United tidak akan membiarkan hal itu terjadi," paparnya.
Klopp pun berusaha menerima bahwa rival terbesarnya itu mendapat sang megabintang.
"Tidak apa-apa. Ini dunia yang bebas, mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan," ujarnya.
Kembalinya Ronaldo ke Manchester United pun dinilai sebuah kegagalan hingga sang penyerang meminta untuk hengkang.
Ketakutan Klopp bahwa kesepakatan bersama Ronaldo akan mengubah Manchester United menjadi kembali hebat rasanya benar terjadi di awal.
Namun, setelah itu yang terjadi sangatlah kontras dan Manchester United tak lagi memiliki superpower.
Dimulai dari penampilan buruk di bawah kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer yang kalah 4-1 di laga tandang melawan Watford.
Kemudian perjuangan untuk mendapatkan posisi di Liga Champions di bawah kepimpinan Ralf Rangnick, Ronaldo juga gagal memberikan yang terbaik.
Memasuki era 2021-2022 yang menjadi era terburuk Manchester United di Liga Inggris hingga terpilihnya Erik ten Hag sebagai pelatih baru.
Hal ini jadi membukakan mata kita, pelatih sekaliber Klopp sampai ketakutan dan ternyata kekhawatiran itu tak terjadi.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)