Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga Jerman

Cristiano Ronaldo Sering Ngambek, Bayern Munich Tolak CR7 Dianggap Keputusan yang Tepat

Menolak Cristiano Ronaldo, Bayern Munich sempat dianggap melewatkan kesempatan emas merekrut 'goal machine' yang punya basis penggemar yang masif.

Instagram/cristiano
Pemain sepak bola asal Portugal, Cristiano Ronaldo - Menolak Cristiano Ronaldo, Bayern Munich sempat dianggap melewatkan kesempatan emas merekrut 'goal machine' yang punya basis penggemar yang masif. 

TRIBUNTERNATE.COM - Klub raksasa Jerman, Bayern Munich, sempat menolak tawaran untuk menandatangani Cristiano Ronaldo pada musim panas 2022 lalu.

Padahal agen Cristiano Ronaldo, Jorge Mendes, rajin menawarkan pemain asal Portugal yang berada di bawah naungannya itu.

Sementara, Cristiano Ronaldo juga sempat bersikeras untuk cepat-cepat meninggalkan klubnya, Manchester United, meski ia baru didatangkan pada musim panas 2021.

Penolakan Bayern Munich terhadap Cristiano Ronaldo pun menjadi headline di berbagai berita.

Apalagi, setelah kepergian Robert Lewandowski ke FC Barcelona, Bayern Munich dianggap butuh seseorang seperti CR7.

Sehingga, Die Bayern dan Cristiano Ronaldo sempat diprediksi mencapai kesepakatan transfer dengan sukses.

Namun, realita tak berkata demikian.

Reaksi petinggi Bayern Munich, termasuk Oliver Kahn dan Herbert Hainer, serta sang pelatih, Julian Nagelsmann, menunjukkan hal yang sama; Bayern Munich adalah satu-satunya klub yang menolak Cristiano Ronaldo secara terbuka.

Hal ini menandakan bahwa Cristiano bukan lagi superstar yang didamba-dambakan.

Belakangan, bisa dilihat bahwa keputusan Bayern Munich menolak Cristiano Ronaldo sepertinya benar adanya.

Pemain Timnas Portugal sekaligus pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo
Pemain Timnas Portugal sekaligus pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo (Instagram.com/@cristiano)

Baca juga: Pelatih Bayern Munich Sebut Jamal Musiala Lebih Layak Dapat Kopa Trophy, Xavi Hernandez Tetap Kalem

Baca juga: Jamal Musiala Soal Kopa Trophy 2022: Sebut Gavi Pemain Hebat, Didukung Bestie-nya Alphonso Davies

Baca juga: Mengintip Statistik Sadio Mane di Bayern Munich: Ada 6 Gol dalam 10 Pertandingan yang Dianulir

Bayern Munich Sempat Dianggap Melewatkan Kesempatan Emas

Menolak Cristiano Ronaldo, membuat Bayern Munich dianggap melewatkan kesempatan emas untuk merekrut mesin pencetak gol yang punya basis penggemar internasional yang besar.

Dengan kepergian Robert Lewandowski, Bayern Munich butuh striker yang tepat dan lekat dengan Liga Champions.

Sementara, ada pula yang menilai adanya keuntungan komersial besar bagi Bayern Munich dan Bundesliga secara keseluruhan, setelah kehilangan dua superstar, Robert Lewandowski dan Erling Haaland di musim panas yang sama.

Meski demikian, keputusan Bayern Munich bisa dipahami oleh beberapa pihak, terutama penggemar Juventus dan Manchester United.

Penolakan Bayern Munich terhadap Cristiano Ronaldo bahkan dianggap sebagai keputusan bijaksana yang diambil oleh klub superior yang lebih memprioritaskan kesuksesan di lapangan daripada transfer nama besar.

Dan kejadian saat ini, dinilai semakin menunjukkan tepatnya keputusan Bayern Munich.

Baca juga: Penyebab Cristiano Ronaldo Ditendang Erik ten Hag dari Skuad Manchester United Jelang Lawan Chelsea

Baca juga: Man United Vs Tottenham Hotspur, Legenda MU Wanti-wanti Erik Ten Hag: Pilih Rashford atau Ronaldo?

Baca juga: Erling Haaland Sudah Cetak 200 Gol, Apa Bisa Saingi Ronaldo yang Pecah Rekor 700 Gol? Ini Kata Pakar

Cristiano Ronaldo 'Pundung'

Hubungan antara CR7 dan Manchester United telah mengalami ketegangan selama berbulan-bulan hingga sekarang.

Penyerang asal Portugal itu jarang mendapat waktu bermain akhir-akhir ini, terutama bermain sebagai pemain pengganti atau tampil di Liga Europa.

Erik Ten Hag, yang belajar dari Pep Guardiola selama menjadi pelatih Bayern II, tidak melihat CR7 sebagai komponen yang cocok untuk sistem tekanan tinggi dan kerja kerasnya.

Sementara itu, Cristiano Ronaldo belum memberi respon yang baik mengenai ketegangan ini.

Namun, belum lama ini, Cristiano Ronaldo kedapatan 'pundung' alias ngambek terhadap timnya.

Baca juga: Cristiano Ronaldo Tetap Bertahan di Manchester United, Tak Ada Klub yang Berminat Menampungnya?

Baca juga: Lionel Messi Ungkap Sifat Anak Keduanya Mirip Cristiano Ronaldo: Dia Nggak Suka Kalah

Baca juga: CEO Bayern Munich, Oliver Kahn, Mengaku Cristiano Ronaldo Hampir Diboyong ke Allianz Arena

Ia meninggalkan stadion lebih awal sebelum peluit akhir pertandingan besar Manchester United vs Tottenham Hotspur dibunyikan.

Sehingga, ia tidak ikut merayakan kemenangan 2-0 Man United atas Spurs pada Kamis (20/10/2022).

Diduga, ia menolak turun ke lapangan dari bangku cadangan saat melawan klub yang berbasis di Tottenham, London, Inggris itu.

Setelah insiden ini, Cristiano Ronaldo mendapat sanksi dan tidak akan dimasukkan ke skuad Manchester United untuk pertandingan mendatang melawan Chelsea FC yang digelar Sabtu (22/10/2022).

Menurut Laurie Whitwell dari The Athletic, dia juga akan berlatih sendiri untuk saat ini.

Hal yang sama juga pernah terjadi dalam laga uji coba pramusim melawan Rayo Vallecano pada 31 Juli 2022, di mana Cristiano Ronaldo meninggalkan Old Trafford saat laga masih berlangsung.

Pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo (kiri) dan Marcus Rashford
Pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo (kiri) dan Marcus Rashford (Instagram.com/@marcusrashford)

Bayern Munich 'Cenayang': Bisa Lihat Apa yang Dibawa Cristiano Ronaldo

Rupanya, tak hanya sekali Bayern Munich menolak gagasan merekrut Cristiano Ronaldo.

Ketika CR7 pindah dari Real Madrid ke Juventus dengan biaya transfer 100 juta euro yang menggiurkan, CEO Bayern Munich, Karl-Heinz Rummenigge, berkomentar bahwa “Bayern tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.”

Saat itu, pernyataan ini mendapat banyak cemoohan dari CR7 dan fanbase Juventus, tetapi belakangan KHR terbukti benar dalam penilaiannya.

Meski sudah merogoh kocek dalam-dalam, Juventus justru mengalami penurunan performa di musim-musim berikutnya, terutama di Eropa.

Bahkan, meski Cristiano Ronaldo mencetak gol secara teratur untuk mereka, ada sesuatu yang salah di Juventus dan mereka gagal mencapai puncak dalam periode 2015-2018.

Hal yang sama terjadi ketika Cristiano Ronaldo pindah kembali ke Manchester United.

Proyek yang menjanjikan di bawah pelatih Ole Gunnar Solskjaer dengan cepat berubah menjadi buruk beberapa bulan setelah kedatangan Cristiano Ronaldo, meskipun superstar Portugal itu masih berkontribusi dalam daftar pencetak gol.

Seperti halnya Max Allegri, Maurizio Sarri, dan Andrea Pirlo sebelumnya, Solskjaer menjadi pelatih keempat berturut-turut yang dipecat Manchester United setelah melatih Cristiano Ronaldo.

Bisa dilihat, ada masalah sistemik yang mengganggu Juventus dan Manchester United yang menjadi alasan sebenarnya di balik kejatuhan pelatih mereka.

Namun, menandatangani dan memainkan CR7 versi modern adalah gejala dari masalah sistemik tersebut.

Seolah-olah, Cristiano Ronaldo membawa 'nasib buruk' ke timnya, dan klub yang tidak bisa melihatnya akan tumbang dengan cepat.

Kemudian, ada fakta soal tak adanya tim besar sekaliber Liga Champions UEFA yang berminat untuk mendatangkan Cristiano Ronaldo pada musim panas ini.

Tim dengan manajemen baik seperti Bayern Munich, Manchester City, dan Real Madrid tidak melihat peran spesialis pencetak gol berusia 37 tahun yang tidak menguasai bola dan tidak bisa menekan.

Ada alasan mengapa "tampilan baru" tim Manchester United di bawah asuhan Erik Ten Hag tidak memiliki ruang untuk Cristiano Ronaldo, meskipun menggunakan pemain biasa-biasa saja seperti Antony Martial dan Marcus Rashford.

Sepak bola modern kini lebih berkaitan dengan peran dan profil, bukan superstar.

Bayern Munich menyadarinya dan bertindak sesuai dengan itu di bursa transfer.

Bayern Munich lebih memilih mengeluarkan uang senilai 76 juta Euro untuk Matthijs de Ligt musim panas ini meskipun sudah memiliki Dayot Upamecano (40 juta Euro) dan Lucas Hernandez (80 juta Euro) di skuadnya.

Cristiano Ronaldo, yang dikenal sebagai superstar, telah melampau masa kejayaannya dan kini bukan lagi menjadi kunci untuk memenangkan liga.

Sumber: Bavarian Football Works

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved