Liga Inggris
Pengakuan Mantan Anak Asuh Graham Potter, Kaget Pelatih Hijrah ke Chelsea: Saya Utang Banyak Padanya
Para pemain Brighton terkejut ketika Graham Potter harus pindah ke Chelsea gantikan Thomas Tuchel.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Hijrahnya Graham Potter ke Chelsea menggantikan Thomas Tuchel tak hanya mengagetkan para pemain The Blues, tapi juga pemain Brighton & Hove Albion.
Para pemain Brighton terkejut ketika pelatih mereka harus pindah ke klub raksasa London Barat tersebut.
Bintang Brighton, Adam Webster, mengakui dirinya berutang banyak kepada Graham Potter.
Baca juga: Graham Potter Banjir Pujian meski Dihujat setelah Ganti Tuchel di Chelsea: Bisa Latih Timnas Inggris
Baca juga: Lagi-lagi Graham Potter Dihujat soal Utak-atik Pemain Chelsea: Klub Raksasa Kok Adaptasi Tiap Minggu
Dikutip TribunTernate.com dari sussexlive.co.uk, selain para pemain Brighton, para penggemar juga kecewa atas kepindahan sang pelatih.
Ditambah Graham Potter tak hanya pindah seorang diri, namun juga memboyong sejumlah staf yang dianggap penting di Brighton.
Beberapa minggu setelah kepergian Graham Potter, sang bek tengah, Adam Webster membeberkan apa saja yang sudah dilakukan sang pelatih di klub lamanya.
Baca juga: Maafkan Ronaldo, Erik ten Hag Jadikan Starter saat Man United Vs Sheriff, CR7 Tebus Dosa dengan Gol
Diketahui, Adam Webster direkrut Brighton pada musim panas 2019 dari Bristol City.
Dia kemudian menjadi lini pertahanan yang hampir selalu dipilih Potter untuk bertanding.
Webster menjadi starter pada 93 dari 99 pertandingan selama di bawah kepemimpinan Potter.
Pemain asal Inggris itu bersyukur pernah menjadi anak asuh Potter karena dia begitu berjasa dalam kariernya.
"Saya berutang banyak padanya. Dia membawa saya ke klub, namun ini bukan proses yang mudah," ujar Webster.
Baca juga: Liverpool Bantai Ajax 3-0, Jurgen Klopp Marah gegara Kangen Striker Kesayangan yang Kini Gabung Ajax
Webster menceritakan, proses kepindahannya dari Bristol pun cukup alot.
"Setelah saya akhirnya di sini, dia menunjukkan kepercayaan diri yang besar kepada saya dan saya mendapat banyak kesempatan bermain di bawah kepelatihannya," kata Webster.
"Dia selalu memberi saya kepercayaan itu di lapangan. Tak hanya dia, namun juga Billy, Bruno, dan Bjorn."
"Banyak waktu dihabiskan latihan di lapangan, ketika di luar lapangan, ada video ulasan pertandingan, di mana sangat membantu kami dan rekan-rekan selama tiga tahun terakhir," paparnya.
Baca juga: Kabar Buruk, Erling Haaland Demam dan Cedera saat Dortmund Vs Man City, Guardiola: Mengkhawatirkan
Graham Potter Tetap Banjir Pujian meski Dihujat
Graham Potter masih menjadi sorotan karena sosoknya yang tak biasa.
Graham Potter disebut kerap bereksperimen pada pemainnya hingga pemain kunci kadang dibiarkan duduk di bangku cadangan.
Meski kerap dihujat oleh para pakar atau penggemar, Graham Potter tetap banjir pujian.
Bagaimana tidak, kebiasaannya suka gonta-ganti pemain terbukti berhasil untuk mengembangkan Chelsea.
Sejak menggantikan Thomas Tuchel pada awal September 2022 lalu, Graham Potter sudah sembilan kali tak terkalahkan.
Baca juga: Erling Haaland Demam Bikin Man City Makin Menderita Hadapi Dortmund, Guardiola Curhat Begini

Dengan menang enam kali dan seri tiga kali, dan yang terakhir kemenangan 2-1 melawan RB Salzburg di Liga Champions.
Pakar dari BT Sport, Joe Cole dan Glenn Hoddle, bahkan menyebut Graham Potter nantinya kemungkinan bisa menjadi Pelatih Timnas Inggris.
Menurut Cole, Potter adalah sosok yang tegas dan akan memberikan jawaban apa saja ketika diwawancara.
"Ketika kalian mewawancarainya, dia sangat lurus dan tidak menyimpang dari pesan yang ingin dia sampaikan," ujar Cole.
"Kalian tidak bisa membayangkan dia kebingungan, saya tidak pernah melihatnya bingung di Brighton. Padahal orang-orang dengan bodohnya mempertanyakan dia," sambungnya.
Bagi Cole, kehadiran Potter di Chelsea adalah angin segar bagi para pemain untuk berkembang.
"Semua orang di skuad itu akan merasa punya kesempatan untuk kembali bermain dan menjadi pemain besar di Chelsea. Semua orang termotivasi."
"Setelah dua atau tiga bulan, saya ambil contoh Hakim Ziyech, motivasinya mungkin mulai luntur tapi bagaimana dia (Potter) menghadapi itu?"
"Saya yakin Graham Potter akan membahasnya saat hal itu terjadi. Kalian bisa lihat hal-hal yang bisa jadi akan salah dan bagaimana dia akan bereaksi."
"Dia telah mencentang semua kriteria sejauh ini, semua pemain ada di sana, masa depannya cerah saat ini," paparnya.
Graham Potter Dihujat
Memang, kebiasaan Graham Potter mengutak-atik pemain kerap menimbulkan komentar miring hingga hujatan.
Dikutip TribunTernate.com dari metro.co.uk, kali ini komentar miring datang dari mantan pemain Liverpool, Danny Murphy.
Danny Murphy beranggapan, klub sebesar Chelsea seharusnya sudah tidak ada lagi tindakan coba-coba.
Yang pada akhirnya hanya akan membuat susunan tim menjadi tidak konsisten.
Saat masih melatih Brighton, Graham Potter pun memang sudah dikenal suka gonta-ganti formasi dan starter.
Tren itu ternyata ia lanjutkan saat menggantikan Thomas Tuchel melatih Chelsea.
Graham Potter mengerahkan 19 pemain untuk starter dalam sembilan pertandingan dengan enam formasi yang berbeda.
Meski Danny Murphy mengagumi kemampuan Graham Potter, namun ia tetap menyorot kebiasaannya yang membuat inkonsisten tersebut.
"Satu-satunya hal yang mengkhawatirkan saya adalah bagaimana tim-tim terbaik selama bertahun-tahun memenangkan liga pada dasarnya punya satu caa bermain dan menguasai itu," ujarnya kepada talkSPORT.
"Anda bisa dengan cepat mengidentifikasi formasi apa yang mereka mainkan."
"Arsenal tak terkalahkan dengan 4-4-1-1. Chelsea di bawah (Antonio) Conte 3-4-3."
"Tim hebat Manchester United 4-4-2. Liverpool dan Manchester City beberapa tahun terakhir ini 4-3-3," paparnya.
Murphy menyadari bahwa Potter ingin anak asuhnya punya kemampuan adaptasi yang hebat, namun tidak dengan perubahan sebanyak itu.
"Dia (Potter) terus mengutak-atik dan bereksperimen pada formasi dan banyak pemain."
"Saya mendukung untuk perkembangan adaptasi, itu bukan hal yang buruk tapi tim terbaik tidak terus beradaptasi setiap minggu untuk menghadapi lawan," ujarnya.
Murphy berharap, Potter ke depannya bisa lebih konsisten dan segera menemukan perpaduan terbaik agar susunan pemainnya bisa konsisten.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)