Piala Dunia 2022
Ada 'Keluarga Jerman' di Halmahera Utara, Rumah dan Mobil Didandani, Demi Piala Dunia 2022
Ada 'Keluarga Jerman' di Halmahera Utara, Maluku Utara. Orang itu nekat dandani rumah, mobil dan anak demi Piala Dunia 2022.
TRIBUNTERNATE.COM, TOBELO - Ada 'Keluarga Jerman' di Halmahera Utara, demi mengikuti euforia Piala Dunia 2022.
Ya, di Desa Pediwang, Kecamatan Kao Utara, Halmahera Utara. Yan Lumping, yang merupakan tifosi Jerman.
Mengubah cat rumahnya, dengan warga bendera Jerman yakni hitam, merah dan kuning.
Tak ketinggalan, ada ukiran negara Jerman, diatas teras rumahnya.
Baca juga: Tifosi Jerman Halmahera Selatan pada Piala Dunia 2022 Jadwalkan Deklarasi
Itu baru bagian luar, dibagian dalam rumahnya, ia mengantikan sarung kursi sofanya, dengan warga bendera Jerman.
Bahkan ekterior mobil pribadi Yan Lumping, diganti dengan warna dan bendera Jerman

Hal yang tak lazim itu, sontak mendapat perhatian warga sekitar, atau tifosi negara lain di Piala Dunia 2022.
Yan Lumping kepada Tribunternate.com mengaku, fans Jerman bukan hanya saat ajang Piala Dunia saja.
"Saya fans Jerman sejak saya kenal sepak bola, bukan hanya setiap Piala Dunia, "katanya, Sabtu (12/11/2022).
Saking cintanya kepada Jerman, ia nekat mengubah interior rumah, dengan nuansa warga bendara Jerman.
"Dinding warga bendera Jerman ini, sejak Piala Dunia 2014, sampai sekarang saya tidak ganti, "ujarnya.
Tak hanya itu, ternyata anaknya juga dinamakan mantan Presiden dan pemain sepak bola Jerman.
Anak pertama ia namakan Salmon Bierhoff, terinspirasi mantan pemain Timnas Jerman, Oliver Bierhoff.A
Nama anak kedua Bafrinklos, diambil dari tiga nama pemain Timnas Jerman Ballak, Frins dan Klose.
Baca juga: Tifosi Jerman di Halmahera Utara Kibarkan Bendera Sepanjang 50 Meter
"Sebab pada Piala Dunia 2014, tiga pemain itu berjasa membawa Jerman sebagai juara, "ungkapnya.
Dan anak ketiganya, ia namakan Jerzilgose, diambil dari tiga nama permain Timnas Jerman juga yakni Ozil dan Mario Gose.
"Sedangkan dua anak saya lainnya, saya namakan Adolf Hitler dan Engela Markel, "pungkasnya. (*)