Piala Dunia Qatar 2022
Ogah Pakai Simbol LGBT di Piala Dunia 2022, Virgil Van Dijk: Kami Hanya Ingin Main Sepak Bola
Kapten Timnas Belanda Virgil van Dijk menjawab nyinyiran orang-orang seusai dirinya memutuskan untuk tidak memakai ban kapten One Love simbol LGBT.
TRIBUNTERNATE.COM - Beberapa kapten tim nasional (timnas) dari negara-negara barat sempat sepakat untuk memakai ban kapten One Love selama Piala Dunia 2022 di Qatar yang merupakan simbol dukungan kepada kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ+).
Namun karena adanya ancaman hukuman kartu kuning kepada pemain yang memakai simbol LGBT, para timnas dari negara-negara barat ini mengurungkan niat mereka memakai ban kapten One Love selama Piala Dunia 2022.
Hujatan pun datang dari berbagai pihak kepada timnas yang memilih untuk tidak memakai ban kapten tersebut.
Baca juga: Takut Kena Kartu Kuning, Inggris dkk Tak Jadi Pakai Simbol Dukungan LGBT di Piala Dunia 2022 Qatar
Baca juga: Timnas AS Terang-terangan Dukung Kaum LGBT saat Latihan di Qatar Jelang Piala Dunia 2022
Dikutip dari BBC, Kapten timnas Belanda, Virgil Van Dijk pun meradang karena dihina dianggap pengecut gegara enggan memakai ban kapten One Love tersebut.
"Kami hanya ingin bermain sepak bola," tegas Van Dijk.
Van Dijk menjelaskan, dirinya enggan dikenai sanksi kartu kuning hanya gara-gara memakai ban kapten One Love.
Mereka yang mengurungkan niat termasuk Kapten Timnas Inggris, Harry Kane dan Kapten Wales, Gareth Bale.
Sejumlah asosiasi sepak bola dari negara-negara barat kompak menyuarakan kekecewaan mereka terhadap keputusan FIFA.
Baca juga: Ikut Nyanyikan Lagu Piala Dunia Qatar 2022, Nicki Minaj Dihujat: Kok Dukung Negara Anti LGBT?
Dalam keputusan bersama mereka, mereka menyalahkan FIFA yang abai, padahal para pemain sudah sejak jauh-jauh hari menyatakan ingin memakai simbol dukungan terhadap kaum LGBT dan minoritas lainnya itu.
Para asosiasi sepak bola dari negara-negara barat ini mengaku tak masalah jika sanksi hanya berupa denda membayar uang.
Namun ketika nasib pemain di lapangan hijau dipertaruhkan dengan adanya sanksi kartu kuning, mereka pun mengurungkan niat.
"Bagaimanapun juga, kami tidak bisa membiarkan pemain kami dalam situasi terancam kena kartu kuning atau bahkan diusir dari lapangan," ujar perwakilan dari asosiasi sepak bola tersebut.
(TribunTernate.com/Qonitah)
