Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Anak di Makassar: Niat Jahat Pelaku Timbul Saat Dimintai Uang Parkir

35 adegan itu dimulai dengan adegan pertama; ajakan AD ke Faisal untuk berbisnis penjualan organ tubuh pada awal Desember 2022.

Tribunnews.com
Dua pelaku pembunuhan bocah 11 tahun di Makassar yang berinisial MFS alias Dewa, AD dan MF, saat dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus itu di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Selasa (10/1/2023) sore. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pihak kepolisian menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana terhadap bocah 11 tahun berinisial MFS alias Dewa di Makassar.

Rekonstruksi digelar di Markas Komando Brimob Polda Sulsel, Jl KS Tubun, Makassar, Selasa (17/1/2023) siang dan dipimpin Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir didampingi Kasi Humas Kompol Lando KS.

Ada total 35 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi tersebut.

Dari dua orang tersangka, hanya satu yang dihadirkan dalam reka adegan ini. 

Yakni, MF alias Faisal karena usianya sudah terbilang dewasa (18 tahun).

Sementara, tersangka lain yang berinisial AD (17) tidak dihadirkan karena masih berstatus di bawah umur.

Sehingga, rekonstruksi harus menggunakan pemeran pengganti untuk tersangka AD.

35 adegan itu dimulai dengan adegan pertama; ajakan AD ke Faisal untuk berbisnis penjualan organ tubuh pada awal Desember 2022.

AD mengajak Faisal setelah tergiur uang penjualan organ tubuh yang dilihat di mesin pencari asal Rusia Yandex.

Sontak Faisal yang diajak AD pun tergiur dan mengiyakan rencana bisnis itu.

Akhir Desember 2022, AD dan Faisal pun memulai aksinya (adegan ke dua) dengan bersama-sama membeli tali rafia di warung dekat waduk Antang. 

Keduanya pun (adegan ketiga) berkeliling di seputaran Batua Raya mencari mangsa atau anak yang dapat dijadikan korban penjualan organ tubuh.

Seharian berkeliling mencari mangsa, AD dan Faisal tak kunjung menemukan sasaran.

mf ad killed dewa dkdk
Dua pelaku pembunuhan bocah 11 tahun di Makassar yang berinisial MFS alias Dewa, AD dan MF, saat dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus itu di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Selasa (10/1/2023) sore.

Baca juga: Salah Satu Pelaku Kasus Pembunuhan Anak di Makassar untuk Dijual Organ Tubuhnya Sudah Dewasa

Baca juga: Motif 2 Remaja Culik dan Bunuh Bocah SD di Makassar: Jual Organ Korban agar Cepat Kaya

Tiba saatnya pada Minggu, 8 Januari 2023, korban MFS alias Dewa bersama sepupunya Alif yang saat itu sedang jadi juru parkir di depan minimarket Jl Batua Raya, Makassar, (adegan ke empat).

AD yang saat itu datang nongkrong di halaman parkir minimarket, pun dihampiri Dewa untuk meminta uang parkir (adegan ke lima).

Saat dimintai uang parkir, niat jahat AD seketika muncul dan mengajak Dewa untuk membersihkan rumahnya (adegan ke enam).

Ajakan yang disertai iming-iming upah atau imbalan Rp 50 ribu itu, pun membuat Dewa tergiur dan naik ke motor AD.

AD juga sempat mengajak sepupu Dewa, Alif yang saat itu sedang parkir. Namun, Alif kukuh menolak.

Kemudian, AD membonceng Dewa ke rumah Faisal di Jl Ujung Bori, Kecamatan Manggala (adegan ke tujuh).

Saat tiba, AD yang membonceng Dewa mendapati Faisal sedang memperbaiki motor (adegan ke delapan).

AD pun memanggil Faisal untuk naik ke motornya dan berboncengan tiga dengan Dewa ke rumah AD di Jl Batua Raya 14.

Tiba di rumah AD Jl Batua Raya 14, Faisal dan Dewa pun turung dari motor dan berjalan masuk kedalam rumah (adegan ke sembilan).

Faisal lalu mengunci rumah dan Dewa diarahkan duduk kursi besi merah di ruang tamu.

Masuk ke adegan ke 10, AD pun mengambil laptop dan headset untuk digunakan Dewa bermain game terlebih dahulu. 

Dan di adegan ke 10 itulah, AD mulai melancarkan aksi kekerasan fisik terhadap Dewa.

Dewa yang asyik bermain game dihampiri dari belakang oleh AD dengan terlebih dahulu melepas headset yang digunakan.

Setelah itu, AD mencekik leher korban Dewa dari belakang dengan lengan kirinya.

Baca juga: Daftar Kandidat Petinggi PSSI 2023-2027: Ada 5 Nama Calon Ketua Umum, termasuk Erick Thohir

Baca juga: Diduga Terlantarkan Istri dan Anaknya, Perwira Pangkat AKBP di Maluku Utara Dilaporkan ke Polisi

Baca juga: Kecewa Ferdy Sambo Dituntut Penjara Seumur Hidup, Ibunda Brigadir J: Kami Rakyat Kecil Terdzalimi

Dewa sempat berontak dan hendak berteriak. Namun, Faisal dengan cepat membekap mulut korban dengan kedua tangannya.

Masuk ke adegan ke 11, Dewa yang diduga kehabisan nafas pun tergeletak ke lantai.

AD dengan beringasnya langsung membenturkan kepala Dewa ke lantai sebanyak tiga kali.

Setelah Dewa tidak sadarkan diri, Faisal mengambil uang Rp 5 ribu di kantong celana Dewa.

Uang itu digunakan Faisal membeli kantongan plastik besar.

Sementara AD dalam adegan ke 12 langsung menggendong Dewa ke dalam kamar mandi.

Lanjut ke adegan 13, di dalam kamar mandi AD mengambil air lalu mengusap wajah Dewa.

Hal itu, dilakukan untuk memastikan Dewa tidak lagi bernyawa.

Untuk lebih memastikan Dewa sudah meninggal, Faisal yang tiba di rumah sehabis mencari kantongan pun diminta oleh AD untuk mengecek nadi Dewa.

Setelah dicek, Faisal berucap ke AD, "Matimi (sudah meninggal) Rian (sapaan AD)," ucapnya dalam adegan ke 14.

Alasan Tidak Gelar Rekonstruksi di TKP

Pertimbangan keamanan menjadi alasan Satreskrim Polrestabes Makassar, tidak menggelar rekonstruksi pembunuhan berencana terhadap bocah 11 tahun MFS alias Dewa di lokasi kejadian.

Lokasi kejadian, di Jl Batua Raya tepatnya depan Minimarket dan rumah pelaku AD (17).

Namun, rekonstruksi digelar di Markas Brimob Polda Sulsel, Jl KS Tubun, Kecamatan Mariso, Makassar.

"Lebih kepada pertimbangan keamanan, makanya digelar di Mako Brimob," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando KS.

Menurut Lando, ada berbagai potensi kerawanan yang dapat terjadi jika dilakukan di lokasi kejadian.

"Kita tahu bersama keluarga korban masih berduka juga, dan tentu kalau digelar di lokasi dapat berpotensi memicu adanya emosi," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, rekonstruksi pembunuhan berencana terhadap bocah 11 tahun, MFS alias Dewa digelar di Markas Brimob Polda Sulsel, Jl KS Tubun, Makassar, Selasa (17/1/2023) siang.

Pantauan di lokasi, wartawan yang memasuki markas Brimob atau lokasi rekonstruksi diperiksa lebih dahulu di gerbang masuk.

Seluruh tas dan isi barang bawaan diperiksa oleh personel Brimob yang berjaga.

Tidak hanya diperiksa secara manual, pengunjung termasuk wartawan juga diperiksa menggunakan metal detektor atau alat pendeteksi logam dan senjata tajam.

Rekonstruksi itu dipimpin Wakasat Reskrim Polrestabes Kompol Jufri Natsir didampingi Kasi Humas Kompol Lando KS.

Rekonstruksi itu digelar sepekan setelah tewasnya Dewa di tangan dua pelaku AD (17) dan MF alias Faisal (18).

Keduanya, nekat membunuh Dewa karena tergiur uang tawaran penjualan organ tubuh.

Mayat Dewa ditemukan di kawasan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Senin (9/1/2023) malam dalam kondisi terbungkus kantongan plastik dengan kaki terikat.

Belakangan diketahui, Dewa sebelumnya dikabarkan hilang setelah dijemput pelajar SMA berinisial AD yang kini jadi tersangka.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 14 Adegan Rekonstruksi Menceritakan Rencana Bisnis Jual Organ hingga Dewa Ditemukan Tewas

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved