Tergolong Tinggi, 1.821 Anak di Indonesia Tercatat Mengidap Kanker pada 2022: Leukemia Terbanyak
Di negara berkembang seperti Indonesia, harapan hidup pengidap kanker masih rendah hanya 20 persen, sementara di banyak negara maju sudah 80 persen.
TRIBUNTERNATE.COM - Angka penyakit kanker yang diderita anak-anak di Indonesia kini cukup mengkhawatirkan.
Para orangtua diimbau untuk lebih waspada menjaga anak-anak mereka, karena kasus penyakit kanker semakin banyak ditemukan pada anak-anak di Indonesia.
Sepanjang tahun 2022 lalu, ribuan anak di Tanah Air terdeteksi mengidap penyakit kanker, yakni tercatat sebanyak 1.821 anak.
Angka ini berasal dari data anak-anak yang teregistrasi sebagai pasien kanker di berbagai rumah sakit.
"Ini (data) dari IDAI registrasi dan cukup valid. Jumlah pasien kanker anak yang terdata di 12 rumah sakit besar di Indonesia itu hampir mencapai 2.000 anak," kata Ketua UKK Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Teny Tjitra Sari dalam webinar peringatan Hari Kanker Dunia, Sabtu (4/2/2023).
Dari 1.821 anak di Indonesia yang teregistrasi sebagai pasien kanker, sebanyak 1.319 pasien di antaranya sudah divalidasi.
Sisanya, yakni 502 anak masih belum tervalidasi.
Teny menyebut penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh anak di Indonesia adalah kanker darah alias leukemia.
"Kanker darah yaitu leukemia kanker paling sering ditemukan. Kemudian ada retinoblastoma, osteosarkoma atau kanker tulang," tutur Teny.
Dia juga memaparkan 10 besar subgrup kanker yang diderita anak-anak yang menjadi pasien, yakni Leukemia limfoblastik 673 anak, Leukemia myeloblastik akut 144 anak, Retinoblastoma atau kanker retina 102 anak, Osteoraskoma 91 anak.
Kemudian, Lomfomamalidna 75 anak, Nefroblastoma dan tumor ginjal 68 anak, Neuroblastoma 58 anak, Leukemia myeloblastoma 50 anak, serta Tumor ganas sel geminalgonad ganas 47 anak.
Data milik IDAI ini sesuai dengan data WHO yang menyebut leukemia menjadi kanker paling dominan yang diderita oleh anak-anak.
"Sebenarnya saya menunjukan hal ini sama dengan yang sudah disampaikan oleh WHO tadi, jadi memang leukemia adalah kanker anak yang paling sering," ucap Teny.
Baca juga: Nunung Didiagnosis Kanker Payudara, Kini Hanya Ditemani Suami untuk Fokus Pengobatan
Baca juga: Nunung Divonis Mengidap Kanker Payudara: Jenis Kankernya Ganas, Takut Jalani Kemoterapi
Baca juga: Sempat Idap Kanker Kulit, Kiper Bayern Munich Manuel Neuer: Jujur, Awalnya Saya Takut

WHO sendiri memperkirakan ada 1.000 anak yang didiagnosa kanker setiap hari.
Setiap tahun, ada 400 ribu anak hingga remaja (0-19 tahun) yang mengidap penyakit tersebut.
Dari jumlah tersebut, insidensi kanker pada anak di negara Asia (termasuk Indonesia) tergolong tinggi.
Jumlah insidensi di Asia yakni 143.053 kasus, Afrika 62.776 kasus, Amerika 45.244 kasus, Eropa 26.467 kasus, dan Australia 1.879 kasus.
Saat ini WHO telah mengingatkan jika kanker pada anak sudah menjadi prioritas.
"Jadi beberapa tahun terakhir ini WHO mengingatkan ini menjadi prioritas. Jadi, kami harus memberikan kesadaran mengenai hal ini," kata Teny.
Untuk Indonesia, berdasarkan data Srikandi periode 2016-2020, menurut Teny, kanker pada anak paling banyak masih berjenis Leukemia dengan jumlah 13.343 kasus.
Kemudian tumor otak 1.740 kasus, limfoma non Hodgkin 1.633 kasus, tumor ginjal 1.183 kasus, karsinoma nasofaring 641 kasus, dan limfoma Hodgkin 346 kasus.
"Jadi untuk leukimia ini bisa dibilang ada 14 anak mengidap dari 100 ribu orang," kata dia.
Selain data, ia mengatakan hal yang perlu diperhatikan pada kasus kanker anak, yakni kualitas serta harapan hidup ke depan.
Di negara berkembang seperti Indonesia, harapan hidup pengidap kanker masih rendah hanya 20 persen, sementara di banyak negara maju sudah 80 persen.
"Harapannya ini menurut WHO itu bisa naik sampai 60 persen," ucap Teny.
Jaga Pola Hidup Sehat
Ia menambahkan pengidap kanker sebetulnya masih dapat diselamatkan, bahkan bisadicegah melalui pola hidup sehat.
"Maka itu yang pertama tentu pola hidup sehat, dari makanannya dan lainnya. Terus kalau memang ada gejala segera diperiksa untuk memastikan semua baik-baik saja. Jangan sudah parah baru diobati. Kesadaran ini harus ditingkatkan," katanya.
Senada dengan Teny, Ketua Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan penyakit kanker bisa menyerang anak-anak.
Meski tidak sebanyak pada orang dewasa, kasus kanker pada anak mulai menunjukkan peningkatan. Namun Piprim mengatakan kanker pada anak cenderung bisa dideteksi lebih dini.
"Makin dini terdeteksi, pengobatannya tidak sekompleks kalau sudah menyebar ke mana-mana," ujar Piprim.
Piprim juga mengingatkan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kanker anak. Sebab, jika terlambat, pengobatannya akan semakin kompleks.
Sementara Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), Yadi Permana mengatakan kanker masih menjadi momok yang menakutkan karena banyak informasi yang berseliweran sehingga memunculkan salah kaprah di tengah masyarakat.
Salah satunya seperti anggapan penderita kanker tidak diperkenankan beraktivitas seperti biasa.
Yadi sendiri mendorong pasien kanker untuk tetap beraktivitas seperti biasa.
"Justru saya mendorong pasien kanker untuk beraktivitas seperti biasa. Karena adanya dukungan dari komunitas dapat mendorong terjadinya penyembuhan," ungkapnya.
Tidak Boleh Capek
Yadi Permana melanjutkan, tidak ada kekhususan bagi penderita kanker dalam beraktivitas.
"Sebetulnya tidak ada kekhususan. Tidak boleh capek. Namun yang perlu diperhatikan adalah saat pengobatan," katanya lagi.
Ia pun memberikan contoh seperti kanker payudara.
Dari stadium awal hingga lanjut, jika telah menyelesaikan pengobatan diharapkan untuk tidak bekerja terlebih dahulu, apa lagi setelah pengobatan jalur kemoterapi.
Karena pada saat seminggu pertama pasca kemoterapi, biasanya daya tahan tubuh sedang turun.
"Sehingga diharapkan tidak bekerja terlalu capek, atau pun kalau misalnya harus bekerja diharapkan dari rumah atau menggunakan masker," paparnya lagi.
Karena dalam kondisi daya tahan tubuh yang lemah bisa mudah terinfeksi penyakit; tertular batuk pilek dan sebagainya yang bisa merugikan pasien sendiri.
Namun, dia mengingatkan untuk bekerja sesuai dengan proporsi dan jangan berlebihan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waspada, Kanker Menyerang Anak-anak Indonesia, Leukimia Terbanyak
Terbaru! RSUD Chasan Boesoirie Ternate Buka Layanan Mammografi |
![]() |
---|
Pj Sekprov Minta IDAI Maluku Utara Fokus Tingkatkan Kesehatan Anak dan Cegah Stunting |
![]() |
---|
Deteksi Dini Kanker Payudara, Ketua DWP Morotai Apresiasi Dinas Kesehatan dan RSUD Ir Soekarno |
![]() |
---|
WHO Sebut Gempa Turki dan Suriah Awal Februari 2023 Ini Terburuk dalam Satu Abad Terakhir |
![]() |
---|
Update Gempa Bumi di Turki dan Suriah: Jumlah Korban Tewas Mendekati 20.000 Jiwa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.