Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Wisata Morotai

Jaga Terumbu Karang, Balai Konservasi Sosialisasi Pasang Mooring Buoy di Kawasan Wisata Morotai

Pengelolaan kawasan konservasi tidak hanya menjadi tanggung jawab balai kawasan konservasi melainkan menjadi tanggung jawab semua pihak.

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Mufrid Tawary
Tribunternate.com/ Fizri Nurdin
Balai Konservasi Dinas Perikanan Provinsi Maluku Utara dan WCS saat menggelar sosialisasi pada masyarakat tentang pemasangan Mooring Buoy di kawasan wisata di Morotai, Senin (6/2/2023) 

TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI- Balai konservasi Dinas Perikanan Provinsi Maluku Utara, bersama Wildlife Conservation Society (WCS), menggelar FGD sekaligus sosialisasi pemasangan Mooring Buoy kepada warga di Kabupaten Pulau Morotai, demi menjaga terumbu  karang di areal wisata.

Mereka menggelar kegiatan itu, di desa Posi-posi Rao, dan desa Saminyamau di Kecamatan Pulau Rao serta  desa Wayabula Kecamatan Morotai Selatan Barat.

Adapun kegiatannya bertempat di pusat kuliner jembatan merah Pulau  Rao, pada Sabtu (4/2/2023) kemarin.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, Kalbi Rasyid, menyampaikan

Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata menyampaikan apresiasi diadakannya kegiatan dimaksud.

Kegiatan itu menurut dia, amatlah penting sebab  sangat membantu warga khususnya  di  areal destinasi-destinasi wisata.

"Pemasangan mooring buoy ini, akan memberikan tanda bagi kapal atau perahu mau  berlabuh. Tujuannya supaya setiap perahu  tak  ada lagi membuang jangkar, di terumbu karang sebab jangan sampai rusak,”jelasnya, Senin (6/2/2023).

Baca juga: 27 Rekomendasi Tempat Wisata Morotai, Berikut Biaya Transportasi dan Menginap

Baca juga: Pemda Morotai Gelar Konsultasi Publik Tentang Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah

Terpisah Kepala Balai Konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan, Maluku Utara, Sahruddin Turuy, menjelaskan, bahwa kegiatan ini adalah bagian  penting sebagaimana sesuai hasil evaluasi Kementerian.

Dimana, setiap kawasan konservasi harus  ada sarana prasarana. Minimal ialah Mooring Buoy

Sebagai sarana untuk tambak lambu kapal karena belum ada  jembatan permanen.

"Kami bersama masyarakat melaksanakan kegiatan sekaligus diskus tentang bagaimana dan  apa perlu kita kerjakan secara bersama-sama untuk pengelolaan kawasan ini,"katanya.

Pengelolaan kawasan konservasi tidak hanya menjadi tanggung jawab balai kawasan konservasi melainkan menjadi tanggung jawab semua pihak.

"Tidak harus kita berpikir itu menjadi tanggung jawab balai kawasan konservasi, tapi perlu kolaborasi semua pihak,”tutupnya(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved