Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga Inggris

Graham Potter Sebut Skuad Chelsea Tersakiti setelah Dikalahkan Tottenham: Ini Tanggung Jawab Saya

Chelsea hanya menang dua kali dari 15 pertandingan terakhir mereka di seluruh kompetisi.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Instagram.com/@chelseafc
Pemain Chelsea, Reece James dan Ben Chilwell setelah dikalahkan Tottenham Hotspur. Chelsea hanya menang dua kali dari 15 pertandingan terakhir mereka di seluruh kompetisi. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, menyebut skuadnya semakin tersakiti dengan tren negatif yang melanda.

Terakhir, Chelsea baru saja dikalahkan Tottenham Hotspur 2-0 pada Minggu (26/2/2023).

Dengan demikian, Chelsea hanya menang dua kali dari 15 pertandingan terakhir mereka di seluruh kompetisi.

Baca juga: Chelsea Dilibas Tottenham, Fans The Blues Lelah Minta Graham Potter Dipecat sampai Salahkan Putin

Baca juga: Thomas Tuchel Bisa Rebut 4 Pemain Chelsea jika Latih PSG: Ada Hakim Ziyech hingga Mason Mount

Baca juga: Jelang Chelsea Lawan Tottenham, Graham Potter Ungkap Sekeluarga Menderita gara-gara Ancaman Kematian

Chelsea juga termasuk klub Liga Premier dengan jumlah gol paling sedikit, terhitung sejak November 2022.

Dikutip TribunTernate.com dari bbc.com, Graham Potter menyadari keterpurukan skuad yang ia latih itu dan memahami kekecewaan para fans.

"Jika hasilnya tidak cukup baik, yang mana saat ini memang tidak baik, Anda tidak bisa terus mengandalkan untuk didukung selamanya, itu pasti," ungkap Graham Potter.

Untuk tren negatif Chelsea, Graham Potter menyadari bahwa ini adalah tanggung jawabnya.

Pelatih asal Inggris ini juga menyebut bahwa kondisi para pemain semakin tersakiti akibat kekalahan berturut-turut.

"Saya bertanggung jawab penuh atas hasil itu dan itu tidak cukup baik untuk Chelsea. Kami ingin memperbaikinya, tentu saja."

"Tugas saya adalah terus berjuang, terus bekerja dengan tim untuk mencoba dan mengubah nasib. Para pemain tersakiti. Ini saat-saat yang sulit bagi kami," paparnya.

Baca juga: Pemain Baru Man City Maximo Perrone Dipuji Lawan Bournemouth, Ederson dan Kalvin Phillips Dihujat

Fans Chelsea Salahkan Vladimir Putin

Sebagian fans Chelsea seperti sudah lelah untuk protes, meminta Graham Potter agar dipecat.

Bahkan, ada fans yang menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang memulai perang di Ukraina hingga membuat Roman Abramovich harus menjual Chelsea.

Diketahui, kemenangan Tottenham Hotspur itu berasal dari gol Oliver Skipp (46') dan Harry Kane (82').

Chelsea sempat agresif di babak pertama, namun performa semakin menurun setelah Thiago Silva ditarik keluar lantaran cedera.

Di awal babak kedua, Kepa Arrizabalaga sudah langsung kebobolan.

Kehadiran Mykhailo Mudryk dan Pierre-Emerick Aubameyang tidak terlalu membawa pengaruh.

Para fans Chelsea kembali menumpahkan kekesalan mereka di kolom Instagram @chelseafc.

@puk.sorawich: 90 persen fans Chelsea di seluruh dunia butuh pelatih baru. Tolong dengarkan suara para suporter bola seperti kami.

@maxcrony: Fans Chelsea yang masih nonton di Stamford Bridge atau di stadion manapun mereka bertanding adalah pengkhianat. Saat ini, kursi suporter Chelsea di stadion harusnya kosong hingga petinggi menyadari bahwa mereka melukai perasaan para fans dan melakukan yang benar, yakni dengan memecat Graham Potter

@_t.a.r.i_: Sebagai fans Chelsea, saya sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan di titik ini. Dikalahkan Tottenham, kita berada di level rendah yang baru di sini. Sebut saya gila tapi pelatih yang sekarang tidak punya rencana untuk mencetak gol atau memainkan pemain muda. Anggap Tuchel punya tim yang lebih buruk tapi dia berhasil melatih dan meraih tiga trofi ketika kita punya Lukaku, ayolah, kalian tak sebuta itu.

@george_gi05: Saya menyalahkan PUTIN atas semua kehancuran ini. Jika tidak ada perang, kita jelas tak butuh Boehly dan Potter yang tak tahu apa-apa. Abramovich pasti masih di sini dan memiliki klub dengan kehebatannya di klub bonafid ini.

Curhatan Graham Potter

Graham Potter menceritakan penderitiaan yang dialami keluarganya menjelang laga melawan Tottenham Hotspur pada Minggu (26/2/2023).

Hal ini terkait dengan performa Chelsea yang kian memburuk hingga terduga para suporter Chelsea mengancam Graham Potter dan keluarganya.

Tak main-main, Graham Potter dan keluarganya juga diancam mati oleh orang-orang anonim tersebut.

Meski Graham Potter menyebut bahwa fans berhak mengkritik, namun hujatan dengan nada ancaman ini tetap saja berat baginya.

Pelatih asal Inggris ini mengaku sulit untuk cuek saja terhadap hujatan pedas itu.

"Anda bisa menghadapinya dengan dua cara, saya bisa bilang saya tidak peduli, tapi kalian tahu saya bohong."

"Semua orang peduli dengan apa yang dipikirkan orang, akrena kita terprogram untuk terhubung secara sosial," paparnya.

Menjelang laga melawan Tottenham Hotspur, Graham Potter sudah bersiap menghadapi kritikan atas hasil pertandingan nanti.

"Dengan hasil seperti apa yang ada, Anda bakal menerima kritik."

"Itu tidak mudah sama sekali. Kehidupan keluarga Anda menderita, kesehatan mental Anda menderita, kepribadian Anda juga terdampak, ini sulit," ungkapnya.

Ancaman Kematian Graham Potter

Graham Potter dan keluarganya mendapat ancaman dari pihak-pihak anonim gara-gara performa Chelsea yang kian memburuk.

Chelsea hanya memenangkan dua dari 14 laga di seluruh kompetisi.

Sang pelatih pun merasakan dampaknya dengan berbagai ancaman via email yang tertuju pada keluarganya juga.

"Saya mendapat beberapa email yang tidak terlalu mengenakkan yang ingin saya mati. Itu jelas tidak menyenangkan untuk diterima," ujar Potter.

Potter menceritakan, kini kehidupan mental keluarganya juga terganggu.

"Anda bisa bertanya kepada keluarga saya bagaimana kehidupan saya dan mereka. Itu sama sekali tidak menyenangkan.'

"Jika Anda pergi bekerja dan seseorang memaki Anda, rasanya tidak menyenangkan," paparnya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved