Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Banjir Bandang di Lahat, WALHI dan Gubernur Sumatera Selatan Sama-sama Singgung Kerusakan Hutan

Organisasi non-pemerintah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) angkat bicara mengenai banjir bandang yang melanda Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

HO
Akses jalan Lahat-Pagar Alam terputus usai Desa Tanjung Sirih diterjang banjir bandang, kendaraan tak berani melintas, Kamis (9/3/2023). 

TRIBUNTERNATE.COM - Organisasi non-pemerintah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) angkat bicara mengenai banjir bandang yang melanda Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Diketahui, banjir itu terjadi pada Kamis (9/3/2023).

Banjir melanda wilayah Lahat setelah hujan semalaman yang yang menyebabkan air sungai ikut meluap hingga meluber ke pemukiman warga.

Sejumlah akses jalan terputus, dan sawah siap panen hancur akibat meluapnya banjir.

Ketinggian air dilaporkan sempat mencapai empat meter, sehingga warga terpaksa meninggalkan rumah, untuk menyelamatkan diri.

Sebanyak 16 kecamatan terdampak banjir, hingga ada satu orang yang dilaporkan tewas.

Pihak WALHi, melalui Direktur WALHI Sumsel Yuliusmas mengungkap penyebab banjir bandang di Lahat.

Menurutnya, penyebab banjir adalah kerusakan yang kompleks di sisi hulu dan hilir sungai yang terus berakumulasi hingga menyebabkan banjir.

Yuliusmas mengatakan, hutan di hulu banyak dibabat untuk aktifitas tertentu.

Selain itu, di hilir sungai, banyak aktifitas tambang hingga galian tipe C yang tak ada upaya reklamasi pasca digali.

Hal tersebut menyebabkan tanah yang gundul dan tidak dapat menyerap air yang mengalir dalam jumlah yang banyak.

Tak hanya itu, faktor cuaca juga serta siklus banjir besar lima tahunan juga menambah potensi adanya banjir bandang.

"Harus ada tindakan tegas pemerintah dengan membuat moratorium agar perusahaan penambangan dan pembukaan hutan dihentikan sebab jika harus menunggu penanaman hutan akan memakan waktu lama sehingga langkah cepat yang bisa dilakukan dengan menyetop aksi merusak lingkungan tersebut," ujar Yuliusman seperti yang diwartakan TribunSumsel.com. 

Sawah warga di Kecamatan Pulau Pinang rusak diterjang banjir bandang sejak Kamis (9/3/2023)
Sawah warga di Kecamatan Pulau Pinang rusak diterjang banjir bandang sejak Kamis (9/3/2023) (HO)

Tak hanya WALHI, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, juga menyinggungsoal rusaknya hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).

Kerusakan hutan di sepanjang Sungai Lematang, Kabupaten Lahat, membuat air meluap saat hujan lebat tiba.

"Kepada warga agar menjaga pohon-pohon di sepanjang DAS," ucapnya, Jumat (10/3/2023).

Deru juga meminta Pemerintah Provinsi Sumsel untuk segera merehabilitasi rumah-rumah terdampak banjir.

Ia juga mengatakan telah mendata sektor mana saja yang terdampak banjir.

"Alhamdulillah penduduknya selamat. Kalau materi sedang diinventarisir termasuk juga gagal panen untuk sawah," ujarnya.

Deru mengungkapkan solusi agar banjir tak lagi terjadi di masa mendatang.

"Salah satu cara yang dilakukan ke depannya agar tidak terjadi banjir seperti melakukan penghijauan di hulu sungai atau DAS. Kemudian menata pintu airnya untuk pertanian dan untuk kembali ke sungainya jangan asal dibangun," ungkapnya.

Deru pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada karena saat ini cuaca ekstrem sedang berlangsung.

"Hindarilah memarkir kendaraan di bawah pohon besar atau rumah yang tidak kokoh. Tetap selalu waspada dan jaga diri dengan baik," pungkas Deru.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapan WALHI hingga Gubernur Sumsel soal Penyebab Banjir di Lahat

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved