Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Halmahera Selatan

2 Kepala Keluarga di Halmahera Selatan Bertahan Hidup dengan Tenda Kemensos

"Kalau bulan ini belum pindah, mungkin bulan depan kami harus bayar sewa lahan, "kata Yunus, borban banjir bandang Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan

|
Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani
BENCANA: Tampak tenda Kemensos yang digunakan dua KK di Halmahera Selatan pasca banjir bandang di Kecamatan Bacan pada 22 Juni 2025 lalu, Kamis (11/9/2025). Mereka sudah 3 bulan bertahan dengan tenda Kemensos lantaran rumah rusak berat akibat diterjang banjir 

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Banjir bandang di Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara pada 22 Juni 2025 lalu, sampai saat ini masih meninggalkan duka.

Bagaimana tidak, dari sekian banyak warga yang terdampak, sampai sekarang terdapat dua Kepala Kekuarga (KK) masih dalam pengungsian.

Dua KK ini merupakan warga Desa Labuha, Kecamatan Bacan. Mereka sudah 3 bulan bertahan dengan tenda Kemensos lantaran rumah rusak berat akibat diterjang banjir.

Satu dari dua KK tersebut adalah pasangan M. Yunus Galela (45), dan Nurbaya Daud (47).

Baca juga: RSUD Chasan Boesoirie Maluku Utara Gandeng TJ Group Tangani Limbah Medis

Tenda ungsian mereka, berdiri tapat di pinggir jalan menuju Pelabuhan Habibi di Labuha.

Kondisi terkini rumah milik pasangan M. Yunus Galela dan Nurbaya Daud di Desa Labuha, Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara setelah di terjang banjir bandang pada Juni 2025 lalu, Kamis (11/9/2025)
Kondisi terkini rumah milik pasangan M. Yunus Galela dan Nurbaya Daud di Desa Labuha, Kecamatan Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara setelah di terjang banjir bandang pada Juni 2025 lalu, Kamis (11/9/2025) (Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani)

Menurut Yunus Galela, lokasi yang didirikan untuk tenda ungsian, bukan milik mereka. Pemilik lahan, telah memberi batas waktu penggunaan lahan.

"Kalau bulan ini kami belum pindah, mungkin bulan depan kami harus bayar sewa lahan, "katanya saat ditemui Tribunternate.com, Kamis (11/9/2025).

Yunus juga menunjukan kondisi rumahnya yang tak jauh dari tenda ungsian. Bagian depan hingga belakang tembok rumah, tampak runtuh.

Selain itu, lantai rumah juga terlihat retak. Kayu penopang atap, juga terlihat lepas dari tembok. Yunus mengatakan rumahnya sudah tak layak dihuni.

"Kami khawatir jangan sampai terjadi gempa atau angin kencang terus ambruk, sehingga kami bertahan di tenda. Memang tenda ini dari Kemensos saat pertama mengungsi, "jelasnya.

Sementara Istri Yunus, Nurbaya Daud, mengungkapkan bahwa tenda ungsian yang mereka huni, terdapat dua KK. Satu di antaranya adalah kakaknya sendiri.

"Kakak saya juga punya anak-anak, saya dan suami juga punya anak. Jadi kami bikin petakan dalam tenda, karena total kami semua ada 10 orang. Memang dulu kami tinggal serumah," ungkapnya.

Nurbaya mengaku pernah mendapat bantuan dari Kemensos dan Pemkab Halmahera Selatan pasca banjir bandang 22 Juni 2025. 

Namun setelah masa tanggap darurat tak lagi berlaku, yakni 7 Juli 2025, bantuan berupa sembako sudah tak lagi ada.

Nurbaya menyebut terpaksa mencari bantuan lain agar ia dan keluarganya bisa bertahan hidup.

Halaman
12
Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved