Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga 2

Malut United FC di Liga 2: Genderang Kemenangan Ditabuh, 1 Tiket Menuju Liga 1 Adalah Harga Mati

Malut United FC akan menjamu Persiraja Banda Aceh pada perebutan juara 3 Liga 2 2023-2024 sekaligus 1 tiket promosi ke Liga 1 musim depan

Editor: Munawir Taoeda
Dok Malut United FC
DUEL: Suporter Malut United FC saat memberikan semangat ke tim kesayangannya di Stadion Madya GBK di Liga 2. Di mana Laskar Kie Raha akan memperebutkan juara 3 dan tiket ke Liga 1 melawan Persiraja Banda Aceh 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Malut United FC akan menjalani laga pamungkas mereka di Liga 2 2023-2024.

Ya, laga Malut United FC itu adalah leg kedua playoff perebutan juara 3 kontra Persiraja Banda Aceh.

Duel Malut United FC vs Persiraja Banda Aceh tersaji di Stadion Madya GBK, Sabtu (9/3/2024).

Sejak beberapa hari kemarin, genderang kemenangan sudah dibunyikan Laskar Kie Raha.

Baca juga: Malut United FC di Liga 2: 8 Kartu Kuning Dikeluarkan Wasit Cahya Sugandi pada Laga Kontra Persiraja

Artinya, Rifal Lastori Cs wajib menang di laga kali ini guna mengunci juara 3 sekaligus tiket promosi Liga 1.

Demi meraih target tersebut, Malut United FC harus move on dari hasil laga sebelumnya di Stadiong Langsa.

Bagaimana tidak, meski mampu menahan imbang Persiraja, namun sederet kontrafersi bermunculan.

Dantaranya kepemimpinan wasit Cahya Sugandi saat itu, yang dinilai tidak menjadi pengadil yang baik.

Satu dari sekian sorotan publik ialah, Cahya Sugandi tidak memberikan hadiah penalti kepada tuan rumah.

Kala seorang pemain Persiraja Banda Aceh, dijatuhkan di kotak penalti Malut United FC di penghujung laga.

Keputusan tersebut sontak membuat suporter, pemain serta official Persiraja Banda Aceh naik pitam.

Dengan kesal, Andik Vermash Cs mengejar Cahya Sugandi guna melayangkan protes.

Dirasa protes berlebihan, petugas pengamanan pertandingan langsung mengamankan Cahya Sugandi.

Pelanggaran kepada bintang Malut United FC, Alwi Slamat
Pelanggaran yang diterima bintang Malut United FC, Alwi Slamat oleh salah seorang pemain Persiraja Banda Aceh

Jika melihat keseluruhan jalannya laga, Malut United FC juga menerima sejumlah keputusan kontrafersi.

Di antaranya sikutan Zikri Ferdiansyah ke Alwi Slamat, yang tak dihadiahi peringatan ataupun kartu.

Alhasil, Cahya Sugandi mengeluarkan 8 kartu kuning untuk masing-masing tim.

Persiraja Banda Aceh yang paling banyak menerima kartu, tercatat ada lima pemain diberi teguran.

Mereka adalah Yasvani Yusri, ia menerima kartu kuning saat laga baru berjalan 6 menit.

Berlanjut ke Muammar Khadafi pada menit 17, dan Ramadhan R dipenghujung babak pertama menit 45+3.

Kemudian Muhammad Revan pada menit 60, dan yang terakhir Zikri Ferdiansyah pada menit 70.

Sementara di kubu Malut United FC, tercatat ada tiga pemain menerima kartu kuning dari wasit.

Yaitu Jeong Ho-min pada menit 37, lalu Saddam Hi Tenang pada menit 71 dan Ray Redondo pada menit 90.

Head Coach Malut United FC, Imran Nahumarury tidak ingin mengomentari terkait kinerja wasit. Itu ia sampaikan pada jumpa pera usai laga kemarin.

"Prinsipnya, kami hanya fokus untuk mempersiapkan pemain untuj bermain di lapangan."

"Memang ada yang menyebut kami banyak dirugikan, karena tidak pernah mendapatkan penalti."

"Gol yang tidak disahkan oleh wasit, atau pemain kami banyak menerima perlakuan kasar dari lawan."

"Tapi kami tidak ingin mengomentari kinerja wasit, karena sudah ada prosedurnya."

"Kami juga tidak ingin mempermasalahkan hal nonteknis seperti itu, karena akanmelebar ke mana-mana, "jelasnya.

COO Malut United FC, Willem D Nanlohy juga memberikan komentarnya terkait kepemimpinan wasit.

Diceritakan, di pengujung babak pertama, wasit tidak memberikan penalti ke Persiraja Banda Aceh.

Aksi Ramadhan R itu justru menerima hukuman, karena dinilai melakukan diving berharap penalti.

"Sudahlah, kami tidak ingin mempermasalah kejadian dan teror yang kami terima di laga itu, "katanya pada rilis yang diterima TribunTernate.com.

Menurutnya, manajemen Malut United FC tidak mempersoalkan stadion di Langsa, yang dianggap tidak representatif untuk menggelar Liga 2.

Seperti ruang ganti yang sangat kecil untuk menampung semua pemain, hingga tidak menyediakan air conditioner.

"Berapa banyak pelanggaran yang pemain kami terima oleh pemain-pemain Persiraja?."

"Adakah pemain pemain kamkmengejar-ngejar, dan protes kepada wasit? Kan tidak!, "benernya.

Sepanjang Liga 2 2023-2024, Malut United FC sudah melakoni 21 laga dan tidak sekalipun mendapat penalti.

Padahal peluang itu ada, bahkan tidak mempersoalkan keputusan wasit pada laga kontra Semen Padang FC.

Di mana laga leg pertama semifinal itu, sepakan Dave Mustaine sudah melewati garis gawang, namun tidak disahkan menjadi gol oleh wasit.

"Kami selalu berusaha menghormati dan menerima keputusan wasit, yang kami percaya menjadi pengadil bagi kedua tim."

"Untuk pengaduan kinerja wasit 'kan sudah ada prosedurnya, tak perlu kami menciptakan dan membangun narasi negatif, "serunya.

Baca juga: Malut United FC di Liga 2: Tak Ada Pemain Cedera, Siap Tampil All Out vs Persiraja di Stadion Madya

Olehnya itu, manajemen dan seluruh staf pelatih lebih memilih fokus mempersiapkan pemain.

"Agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, dan tampil total di lapangan demi mencari kemenangan."

"Termasuk fokus di laga kedua menjamu Persiraja, di Stadion Madya Sabtu besok, "tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved