Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Wisata Morotai

Berikut 13 Tarian Unik di Morotai Maluku Utara Selain Sejarah Perang yang Mendunia

Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara tak hanya dikenal dunia dengan sejarahnya.

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Mufrid Tawary
Dok Sherly Tjoanda
Tampak istri Bupati Benny Laos, Sherly Tjoanda yang naik diatas tangan warga, dalam tarian Tokuwela itu digunakan saat menyambut para pejabat atau tamu istimewa 

TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI - Kabupaten  Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara tak  hanya dikenal dunia dengan sejarahnya.

Sejarah dimaksud karena Morotai dahulu kala, pernah menjadi salah satu pulau rebutan antara kekaisaran Jepang dan Tentara Sekutu.

Perang Dunia II tahun  1942, tentara Jepang mulai menguasai Pulau Morotai karena posisinya yang strategis.

Tentara sekutu AS dan Australia tidak tinggal diam.

Tahun 1944 tentara sekutu mampu membumihanguskan Morotai untuk mengusir tentara Jepang.

Pada masa itu, masyarakat Pulau Morotai tidak bisa menikmati cahaya matahari, karena, adanya pesawat tempur yang lalu lalang saat Perang Dunia II.

Tarian Kolosal, merupakan gabungan dari beragam tarian. Juga  pernah ditampilkan di festival Tokuwela tahun kemarin
Tarian Kolosal, merupakan gabungan dari beragam tarian. Juga pernah ditampilkan di festival Tokuwela tahun kemarin (Dok Humas Pemda Morotai)

Morotai memiliki 17 pulau-pulau kecil.

Lima diantaranya merupakan pulau berpenghuni, yakni Pulau Kolorai, Pulau Ngele Ngele, Pulau Galo Galo, Pulau Rao dan Pulau Saminyamau.

Pulau dijuluki mutiara Pasifik ini, selain posisinya sangat strategis, Morotai juga memiliki beragam wisata yang sangatlah Komplit, tidak hanya ada wisata alam, dan wisata sejarahnya saja, namun ada wisata budaya yang dimiliki Morotai.

Diantaranya  ada 13 tarian yang menjadi daya tarik wisatawan.

Tarian itu, biasanya ditampilkan pada acara-acara besar atau menyambut pejabat Negara yang berkunjung di Morotai.

Tarian ini diperagakan pada event-event besar , diantara event Festival Morotai yang di agendakan setiap tahunnya dinamakan tarian Kolosal.

Tarian ini adalah gabungan dari beberapa tarian khas Maluku Utara, khususnya di Morotai yang biasanya dilakukan pada saat momentum festival.

Tarian Kolosal ini pada perhelatan festival Morotai Tahun

2019 kemarin ditampilkan, yang terdiri dari tarian berasal dari beberapa suku di maluku Utara yang berada di Pulau Morotai.

Budaya Bambu Tada , salah satu budaya yang juga ditampilkan saat acara festival Tokuwela tahun lalu
Budaya Bambu Tada , salah satu budaya yang juga ditampilkan saat acara festival Tokuwela tahun lalu (Dok Humas Pemda)

Antara lain, Tarian Yospan, Tarian Tide-tide, sisi-tarian, cakalele/Musik Yanger, Tarian lalayon, tari Lala, tarian denge-denge, bambu hitada, musik Tiup, tari kuda lumping, Timba Laor, Bambu gila dan tarian Dana-dana.

Atraksi tarian ini juga diperagakan pada saat Festival Morotai diberi nama Atraksi 'TOKUWELA’.

Atraksi tarian TOKUWELA menjadi inspirasi penggambaran kebersamaan dan sikap terbuka untuk mewujudkan cita-cita bersama.

Tokuwela adalah budaya turun temurun untuk menyambut tamu, upacara syukur atas hasil panen, dan luapan kegembiraan dalam setiap hari raya.

Gerakan-gerakan dalam Tarian Tokuwela seperti bergandengan tangan yang membentuk jembatan tangan

melambangkan unsur kebersamaan saling mendukung dan gotong royong dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Morotai (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved