Pulau Morotai
Sejarah Singkat Perang Pasifik di Morotai Maluku Utara, Adu Strategi Tempur, Douglas dan Takenobu
Sejarah singkat perang Pasifik, antara Sekutu dan Jepang pada masa Perang Dunia II di Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Mufrid Tawary
TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI - Sejarah singkat perang Pasifik, antara Sekutu dan Jepang pada masa Perang Dunia II di Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Pulau Morotai merupakan sebuah pulau terletak di sisi terluar bagian Utara dari kepulauan Maluku Utara.
Pulau Morotai mempunyai luas wilayah 4.301.53 Km, dengan luas daratan 2.330.60 Km, dan luas wilayah laut sejauh 4 mil seluas 1.790.90 Km. Panjang garis pantai Pulau Morotai 311.217 Km.
Jumlah pulau-pulau kecil yang terdapat di sekitar Morotai berjumlah 33 pulau, dengan rincian pulau berpenghuni, sebanyak 7 pulau, dan yang tidak berpenghuni sebanyak 26 pulau.
Secara geografis, Morotai berbatasan langsung dengan Kawasan Pasifik, sehingga strategis dari aspek geopolitik selama Perang Pasifik.
Awal kedatangan Jepang di Morotai, mereka mendarat tahun 1942, yang dipimpin Mayor Takenobu Kawashima.
Jepang menduduki Morotai setelah mengusir Belanda dari Indonesia.
Pada awal 1944, Morotai menjadi wilayah penting, bagi militer Jepang, yang tengah mengembangkan pulau-pulau di Halmahera, sebagai titik fokus pertahanan ke Filipina.
Tentara Jepang terdiri dari satu batalyon, yang kemudian mereka membangun lapangan terbang (yang sekarang merupakan lokasi transmigrasi SP 2, dan karenanya di lokasi tersebut sudah menjadi lahan persawahan).

Kemudian lapangan kedua dibangun di Morotai Selatan yang sekarang merupakan Dusun MTQ dan lokasi tersebut telah dibangun gedung pertemuan, gedung sekolah dan perumahan.
Awal kedatangan Sekutu di Morotai, pada Juli 1944, Jenderal Douglas MacArthur memilih Morotai sebagai pangkalan udara dan fasilitas angkatan laut yang diperlukan untuk operasi pembebasan Mindano, Filipina. yang saat itu dikuasai oleh tentara Jepang.
Jenderal Douglas MacArthur membawa pasukan Sekutu yang dikerahkan ke Morotai jumlahnya mencapai 57.000 tentara gabungan dari AS dan Australia.
Setelah mendarat, pasukan Sekutu, yang juga diberi perlindungan dari udara dan laut, segera bergerak ke daratan untuk mengamankan wilayah tersebut.
Pertempuran Sekutu dan Jepang di Morotai
Pertempuran Morotai terjadi pada tanggal 15 September 1944. Pertempuran dimulai ketika tentara Amerika Serikat dan Australia mendarat di Morotai ronde barat daya. Basis di Morotai diperlukan sebagai melepaskan Filipina.
Hal ini bermula ketika tentara gabungan Amerika Serikat dan Australia mendarat di Morotai yang dipimpin langsung Douglas MacArthur, dan tentara Jepang dipimpin oleh Mayor Takenobu Kawashima.
Pada awal tahun 1944, Morotai muncul sebagai wilayah yang penting untuk militer Jepang ketika mulai mengembangkan pulau-pulau di Halmahera sebagai titik fokus sebagai mempertahankan pendekatan selatannya ke Filipina.

Pada bulan Mei 1944, Divisi ke-32 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang tiba di Halmahera sebagai mempertahankan pulau dan sembilan landasan udaranya.
Divisi ini telah merasakan kerugian besar ketika konvoi yang membawanya dari China (konvoi Take Ichi) diserang oleh kapal selam AS.
Dua batalyon dari Resimen Infanteri ke-32 Divisi ke-211 awal mulanya dikerahkan ke Morotai sebagai mengembangkan suatu landasan udara di Dataran Daruba.
Pulau kecil di utara Halmahera yang termasuk jajahan Hindia Belanda Pulau ini, dibutuhkan sekutu sebagai pangkalan untuk mendukung pembebasan Filipina saat itu.
Jumlah sekutu yang menyelam pawai jumlah pasukan pembelajaran Jepang berhasil memuluskan tujuan hanya dalam waktu 2 minggu. Pasukan bantuan Jepang yang mendarat kemudian tidak cukup perlengkapan untuk menyerang perbatasan sekutu.
Pertarungan terus berlanjut hingga akhir Perang di mana pasukan Jepang menderita kelelahan dan kehilangan banyak jiwa akibat penyakit dan kelaparan.
Morotai dijadikan sebagai pangkalan sekutu, tidak lama setelah pasukan mendarat, kapal-kapal torpedo, dan pesawat udara di Morotai, juga mengusik posisi Jepang di Hindia Belanda.
Fasilitas-fasilitas di Pulau ini, kemudian diperluas tahun 1945, untuk mendukung operasi militer Borneo yang dipimpin oleh Australia, dan Morotai, tetap menjadi pusat komando dan penghubung logistik.
Murte adalah adegan dari sejumlah upacara penyerahan, setelah Jepang menyerah sekitar 660 tentara, Jepang di Morotai menyerah ke pasukan Sekutu setelah tanggal 15 Agustus Tahun 1945, jelang kemerdekaan RI.
Divisi ke-93 juga menerima penyerahan dari 40.000 tentara Jepang di Halmahera, pada 26 Agustus tahun 1945, setelah komandan Jepang di sana, di bawah ke Morotai, pada kapal angkatan laut Amerika Serikat.
Pada tanggal 9 September tahun 1945, perwakilan Tentara Sekutu di Pasifik Barat Daya, Jenderal Thomas Blamey, menerima penyerahan dari Angkatan Darat kedua Jepang, pada upacara yang diadakan di tanah olahraga korps 1 di Morotai.
Morotai tetap basis sekutu signifikan, dalam bulan-bulan setelah perang. Setelah perang dunia II berakhir, Sekutu mulai meninggalkan Pulau Morotai.
Sebelum meninggalkan Pulau Morotai, pasukan sekutu membakar semua bangunan militer, dan membuang kendaraan Militer mereka ke laut.
Sejarah singkat peperangan Jepang dan Sekutu itu, tersimpan rapih di Museum Perang Dunia II, yang terletak di Desa Wawama, Kecamatan Morotai Selatan.
Jika anda ingin mengetahui sejarah Perang Pasifik di Morotai yang komplit, anda bisa berkunjung di Museum itu, di situ ada dua bagunan besar dan beberapa bagunan yang didalamnya terisi sejarah peninggalan Perang dunia kedua.
Selain itu museum Perang Dunia II ini juga terdapat beberapa tank yang diparkir tepatnya di depan museum tersebut. Di dalam museum tersebut juga berbagai dipajang berbagai jenis peluru dan juga peralatan makan hingga senjata.
Tidak hanya itu, seragam perang tentara sekutu, seragam tentara Jepang, foto koleksi perang dunia II, maket museum, maket lokasi upacara penyerahan Jepang ke sekutu, dan masih banyak lagi terpajang di dalam museum tersebut.(*)
Dilaporkan Dugaan Penelantaran Istri, Sekda Pulau Morotai Muhammad Umar Ali Ajukan Cerai |
![]() |
---|
Ini Kata Sekda Pulau Morotai Muhammad Umar Ali Soal Laporan Penelantaran Istri |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Sekda Pulau Morotai Diperiksa Polda Maluku Utara, Buntut Laporan Istrinya |
![]() |
---|
Musda Hipmi Maluku Utara, Pengusaha Muda Soroti Pencalonan Wabup Morotai Rio Pawane |
![]() |
---|
Tahun Depan, Kantor Dua Polsek di Morotai Dibangun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.