Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemprov Malut

Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Sempat Ingin Jual Semua Aset di Malut: Mau Pulang untuk Anak Saya

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, sempat terpikir untuk menjual semua asetnya di Malut.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Instagram.com/@s_tjo
SHERLY JUAL ASET - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, bersama ketiga anaknya, Edbert Laos, Edelyn Laos, dan Endrick Laos, serta tiga kerabat. Sherly Laos sempat terpikir untuk menjual semua asetnya di Malut. 

"Selamat pagi .. Hari ini kami melakukan pengecekan kestabilan dan efektivitas jaringan WiFi pada 9 pilot project di 9 kabupaten/kota se-Maluku Utara.

Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Telkomsat atas dukungan dan respons cepat dalam menghadirkan konektivitas hingga ke daerah terpencil.

WiFi bukan lagi sekadar pelengkap, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar dalam digitalisasi pendidikan, khususnya untuk mendukung proses belajar-mengajar di jenjang SMA dan SMK.

Karena koneksi hari ini, adalah jembatan untuk masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing." tulis Sherly Laos.

Wujudkan Mimpi Anak Maluku Utara

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda, mewujudkan mimpi Presiden RI, Prabowo Subianto, terkait pendidikan.

Sherly Laos teringat bahwa Prabowo Subianto punya harapan untuk meratakan pendidikan di seluruh Indonesia.

Prabowo Subianto ingin semua anak Indonesia bisa merasakan bangku pendidikan.

Maka dari itu, Sherly Laos mewujudkannya dengan membangun Sekolah Rakyat.

Sherly Laos menggandeng Kemensos untuk mulai membangun Sekolah Rakyat.

Harapannya, Sekolah Rakyat itu nantinya bisa menampung sampai 1.000 anak pada tahun 2026.

"Sekolah Rakyat adalah wujud harapan itu—pendidikan gratis, dekat dengan rakyat, yang tak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menanamkan karakter, kemandirian, dan cinta tanah air.

Di Maluku Utara, kami bergerak cepat.
Bersama Balai @kemensosri, Pemprov Malut memulai langkah kecil namun bermakna: membuka tiga Sekolah Rakyat di lokasi berbeda untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan memanfaatkan bangunan belum terpakai yang tersedia.

Langkah awal ini bukan pengganti, tapi jembatan—menuju mimpi besar kami membangun satu kompleks Sekolah Rakyat yang bisa menampung 1.000 anak pada tahun 2026.

Kami tahu, membangun gedung butuh waktu. Tapi membangun harapan tidak boleh ditunda.
Karena setiap anak berhak atas masa depan. Dan masa depan itu, harus dimulai sekarang." tulis Sherly Laos.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved