Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Jangan Anggap Sepele, Waspadai 5 Cedera Ekor Ini pada Kucing

Ekor kucing memiliki banyak fungsi serta digunakan untuk menjaga keseimbangan, komunikasi, kehangatan dan ekspresi diri

Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Munawir Taoeda
PELIHARAAN: Snowy Cat. Jangan anggap sepela, waspadai 5 cedera ekor ini pada kucing 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Jangan anggap sepele Tribunners, waspadai 5 cedera ekor ini pada kucing anda.

Dilansir KOMPAS.com, ekor menjadi salah satu bagian atau organ penting dari tubuh kucing serta cara kucing berkomunikasi melalui nonverbal, baik mengekspresikan emosi, menginginkan sesuatu, maupun ketidaknyamanannya.

Ekor juga sering kali tidak dapat dipisahkan dari kepribadian kucing, baik saat melingkar dengan damai di sekelilingnya ketika beristirahat maupun bergerak tidak sabar saat menunggu makanan. 

"Ekor kucing memiliki banyak fungsi serta digunakan untuk menjaga keseimbangan, komunikasi, kehangatan, dan ekspresi diri," ucap Teri Skadron, dokter hewan di Skadron Animal Hospital di West St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Cara Buka Rekening Bank Himbara untuk Pencairan BSU 2025, Bisa Online

Karena alasan-alasan ini, penting bagi pemilik hewan peliharaan menjaga ekor kucing bebas dari cedera dan infeksi.

Snowy Cat
Snowy Cat (Tribunternate.com/Munawir Taoeda)

Untungnya, Heather DiGiacomo, dokter hewan dan pemilik Newtown Square Veterinary Hospital di Newtown Square, Pennsylvania, AS, mengatakan cedera ekor relatif jarang terjadi pada kucing.

"Namun, kucing yang suka berkeliaran di luar ruangan lebih berisiko," kata DiGiacomo.

Jadi, tidak membiarkan kucing berada di luar rumah dapat mengurangi kejadian cedera ekor secara drastis.

Dirangkum dari PetMD, Kamis (26/6/2025), berikut sejumlah cedera ekor kucing yang perlu diwaspadai. 

Luka gigitan

ILUSTRASI Kucing yang akan melahirkan.
ILUSTRASI Kucing. (Unsplash/Ludemeula)

DiGiacomo menjelaskan luka gigitan adalah salah satu cedera ekor kucing yang paling umum terlihat dalam praktiknya.

"Ini mungkin terjadi saat kucing melarikan diri dan hewan lain menempel pada ekornya, "jelas DiGiacomo.

Meski luka gigitannya kecil dan dapat sembuh dengan sendirinya, Skadron menekankan bahwa masalah yang lebih serius dapat muncul.

"Penting memastikan luka tidak terinfeksi. Tanda-tanda infeksi meliputi kemerahan, panas, nyeri, dan peradangan." 

Bergantung pada situasinya, Skadron menambahkan pemilik harus membersihkan ekor kucing di rumah untuk mencegah infeksi.

Kucing yang hidup di luar rumah harus tetap berada di dalam rumah selama masa penyembuhan untuk mencegah larva lalat tumbuh di luka.

Namun, bila luka gigitan parah, segera membawa kucing ke dokter hewan guna menghindari risiko infeksi.

Mengingat tingginya risiko perkelahian di antara kucing yang hidup di luar rumah, penting selalu memperbarui vaksinasi rabies. 

Abrasi

ILUSTRASI Kucing basah
ILUSTRASI Kucing (Pexels.com/Çağrı Beşli)

Selanjutnya, cedera ekor kucing yang perlu diwaspadai adalah abrasi atau luka kecil.

Jika kucing peliharaan mengalami abrasi sederhana, baik berupa goresan atau luka kecil, tidak apa-apa memelihara kucing di rumah dan memantau penyembuhannya.

"Untuk abrasi atau luka kecil, pemilik dapat menggunakan hidrogen peroksida guna menjaga ekornya tetap bersih, "kata Skadron. 

Bersikaplah selembut mungkin saat membersihkan dan gunakan kain atau kasa bersih.

Jika tidak terlalu parah, lukanya kemungkinan akan sembuh dengan sendirinya dengan perawatan minimal.

Namun, kata Skadron, penting memperhatikan tanda-tanda infeksi atau jika kucing memegang atau menggerakkan ekornya dengan car berbeda.

Perilaku ini dapat mengindikasikan cedera ekor kucing lebih serius dan sebaiknya diperiksakan ke dokter hewan. 

Infeksi kulit

ILUSTRASI Kucing tidur meringkuk
ILUSTRASI Kucing (Pexels/Matheus Bertelli)

Meski beberapa infeksi kulit disebabkan jenis trauma yang disebutkan di atas, seperti luka gigitan hewan yang tidak diobati, penyebab paling umum adalah gigitan kutu atau reaksi alergi.

Apa pun penyebabnya, jika kulit menjadi meradang, merah, dan gatal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan perawatan.

"Kucing dengan dermatitis kutu memerlukan perawatan kutu untuk menghilangkan penyebab utamanya, "imbuh DiGiacomo.

Banyak dari kucing ini juga memerlukan steroid untuk membantu mengurangi rasa gatal yang parah dan terkadang antibiotik jika mengalami infeksi kulit sekunder.

Memberi hewan peliharaan obat pencegah kutu sepanjang tahun dapat mencegah masalah ini pada kucing.

Meski mungkin cenderung mengobati infeksi kulit kucing di rumah dengan salep yang dijual bebas, DiGiacomo menyarankan tidak melakukannya.

"Obat-obatan topikal, seperti krim dan salep antibiotik, harus dihindari pada kucing karena kebanyakan kucing akan menjilati dan menelan obat topikal tersebut, "DiGiacomo memperingatkan.

Fraktur atau dislokasi

ILUSTRASI Kucing
ILUSTRASI Kucing (Pexels.com/Pixabay)

Menurut Skadron, fraktur dan dislokasi ekor sering terjadi karena trauma, seperti tertabrak mobil atau ekor yang secara tidak sengaja tersangkut di pintu.

Terkadang gejala kondisi ini adalah ekor yang terkulai, yang membuat jenis cedera ini mudah dikenali.

Namun, cedera ekor kucing ini tidak sejelas luka gigitan sehingga dokter hewan mungkin perlu melakukan rontgen untuk mengetahui adanya patah tulang atau dislokasi.

Skadron mengatakan meski patah tulang ekor ringan sering kali dapat sembuh dengan sendirinya, cedera lebih serius mungkin memerlukan amputasi. 

"Sebagian besar kucing baik-baik saja setelah operasi dan dapat beradaptasi dan berfungsi dengan baik tanpa ekor, "ujar Skadron. 

Degloving

ILUSTRASI Kucing melongo
ILUSTRASI Kucing (Pexels.com/Cats Coming)

Terakhir, cedera ekor kucing yang perlu diwaspadai adalah degloving. Meski tidak sesering cedera ekor kucing lainnya, kucing dapat mengalami degloving jika tertabrak atau terseret mobil.

Skadron menjelaskan cedera degloving terjadi ketika sejumlah besar kulit terkoyak dari jaringan di bawah ekornya.

Cedera ekor kucing ini bisa sangat serius dan membutuhkan perawatan segera oleh dokter hewan.

Baca juga: Cara Buka Rekening Bank Himbara untuk Pencairan BSU 2025, Bisa Online

Menurut sebuah artikel tentang penanganan cedera degloving dari jurnal peer-review Clinician's Brief, kulit, jaringan, otot, bahkan tulang dapat terkoyak karena gesekan dan puing-puing serta bakteri dapat tertanam di dalam luka, menyebabkan infeksi.

Karena faktor-faktor ini, luka degloving pada kucing biasanya memerlukan pembedahan.

"Perawatan untuk cedera degloving biasanya berupa amputasi ekor sampai ke titik di mana terdapat jaringan normal, "imbuh Skadron. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved