Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media, LKPD, Strategi Pembelajaran, Penilaian

Berikut referensi jawaban Studi Kasus PPG 2025, masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian.

Editor: Primaresti
TribunTernate.com/ Freepik
KUNCI JAWABAN - Ilustrasi cover kunci jawaban PPG, diunggah Jumat (22/8/2025). Berikut referensi jawaban Studi Kasus PPG 2025, masalah media, LKPD, strategi pembelajaran, dan penilaian. 

TRIBUNTERNATE.COM - Berikut ini referensi kunci jawaban untuk mengerjakan Studi Kasus 500 kata dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025.

Contoh studi kasus ini digunakan sebagai bahan latihan untuk para guru yang mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UTBK UKPPPG) tahun 2025.

Selengkapnya, berikut contoh studi kasus dalam 500 kata untuk empat konteks yang lebih spesifik yaitu masalah media, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Strategi Pembelajaran, dan Penilaian.

Pertanyaan Acuan:

  1. Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
  2. Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
  3. Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
  4. Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?

Baca juga: Studi Kasus PPG 2025 500 Kata, Kunci Jawaban: Permasalahan Apa yang Pernah Anda Hadapi?

1. Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media

Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif

Sebagai seorang guru Geografi di kelas XI SMA Harapan Bangsa pada tahun ajaran 2024/2025, saya dihadapkan pada tantangan yang spesifik terkait penggunaan media pembelajaran. Materi Geografi, khususnya topik mengenai mitigasi bencana dan peta tematik, seringkali dianggap abstrak dan kurang menarik oleh siswa.

Meskipun saya telah mencoba menggunakan buku teks dan beberapa gambar dari internet, saya merasakan kurangnya keterlibatan siswa dan kesulitan mereka dalam memvisualisasikan konsep-konsep kompleks.

Permasalahan yang Dihadapi:

Permasalahan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan dan ketidak-efektifan media pembelajaran yang digunakan. Buku teks dan gambar statis tidak cukup untuk menjelaskan proses terjadinya bencana alam secara dinamis atau bagaimana peta tematik dapat memberikan informasi yang kaya.

Siswa sulit membayangkan relief topografi dari gambar 2D, atau memahami dampak spasial dari suatu fenomena tanpa visualisasi yang kuat. Akibatnya, mereka cenderung kurang antusias, cepat bosan, dan kemampuan analisis keruangan mereka tidak berkembang optimal. Proses pembelajaran terasa satu arah dan kurang interaktif, sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat visual dan spasial menjadi dangkal.

Bagaimana Upaya Anda untuk Menyelesaikannya?

Menyadari bahwa media lama tidak lagi relevan, saya memutuskan untuk secara aktif mencari dan mengintegrasikan media pembelajaran yang lebih interaktif dan visual. Langkah-langkah yang saya ambil meliputi:

  • Pemanfaatan Video Edukasi dan Animasi Interaktif: Saya mencari dan menyeleksi video-video dokumenter singkat serta animasi 3D tentang proses geologi, fenomena iklim, dan simulasi bencana dari platform edukasi online (seperti YouTube Edu, National Geographic, atau sumber dari BMKG). Video-video ini digunakan sebagai pengantar materi atau penjelasan mendalam tentang konsep yang sulit.
  • Integrasi Google Earth/Google Maps: Untuk materi peta tematik dan analisis keruangan, saya memanfaatkan fitur Google Earth dan Google Maps. Siswa diajak untuk "berkeliling" secara virtual ke berbagai wilayah, menganalisis topografi, pola permukiman, atau bahkan melihat dampak bencana dari citra satelit. Saya juga mendorong mereka membuat "tur" virtual dengan menandai lokasi-lokasi penting terkait materi.
  • Penggunaan Infografis dan Peta Interaktif Online: Saya memperkenalkan berbagai tool online untuk membuat infografis sederhana yang ringkas dan menarik (misalnya Canva) atau mengakses peta interaktif dari berbagai lembaga (seperti peta sebaran potensi bencana dari BNPB atau peta iklim dari instansi terkait).
  • Membangun Pojok Media Digital di Kelas: Saya mencoba mengalokasikan satu sudut kelas dengan proyektor mini dan laptop yang bisa diakses siswa untuk melihat-lihat media visual yang relevan, atau memutar ulang video pembelajaran yang sudah saya siapkan.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari optimalisasi media ini sangat positif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat secara drastis. Mereka menjadi lebih antusias saat video atau Google Earth digunakan. Diskusi kelas menjadi lebih hidup karena siswa memiliki visualisasi yang lebih jelas tentang topik yang dibahas.

Kemampuan mereka dalam memahami konsep abstrak, menganalisis data spasial, dan menghubungkan fenomena geografi dengan kehidupan nyata juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Penilaian proyek akhir yang melibatkan penggunaan media digital menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam dan kreativitas yang tinggi dalam penyajian informasi.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved