Staf Khusus Wakil Presiden

Ada Mantan Menristek Dikti & Beberapa Ketua PBNU, Ini 8 Profil Staf Khusus Wakil Presiden Maruf Amin

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala badan setingkat menteri.

Kemudian gelar PhD dia kantongi dari University of Science Malaysia.

Pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu juga dikenal sebagai pakar anggaran.

Nasir juga dikenal dekat dengan mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ia juga diketahui masih memiliki hubungan kerabat (kakak ipar) dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Saat menjadi menteri pada Kabinet Kerja, Nasir sempat mengeluarkan wacana kebijakan kontroversial.

Yakni penghapusan kewajiban skripsi sebagai syarat kelulusan S-1.

Mengutip dari Wikipedia.org, Nasir sempat melakukan gebrakan memberantas Universitas Swasta palsu atau "kampus abal-abal".

Yaitu universitas yang tidak menyelenggarakan perkuliahan sesuai standar, kampus sedang nonaktif tetapi tetap melakukan penerimaan.

Namun, hanya melakukan wisuda atau yang menjual ijazah palsu.

2. Satya Arinanto (Bidang Hukum)

Pada Oktober 2009, Satya Arinanto diangkat menjadi staf khusus wakil presiden bidang hukum.

Tak hanya itu, ia juga ditunjuk sebagai wakil ketua merangkap anggota Komisi Kejaksaan RI pada Maret 2011.

Sebelumnya, Satya merupakan guru besar termuda di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Ia diangkat sebagai guru besar Fakultas Hukum UI pada 2005.

Mengutip dari situs resmi Universitas Indonesia, meraih ketiga gelarnya di UI.

Halaman
1234

Berita Terkini