Sujiwo Tejo: Jika Pakai Duit, Pemilihan Tak Langsung Itu 'Damai' dan Pemilihan Langsung Itu 'Gaduh'

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sujiwo Tejo

TRIBUNTERNATE.COM - Wacana pemilihan presiden dan wakil presiden secara tidak langsung menimbulkan banyak pro dan kontra.

Mulai dari kalangan pejabat, politisi, masyarakat umum hingga budayawan dan sastrawan.

Salah satunya budayawan Sujiwo Tejo yang ikut buka suara.

Hal ini diungkapkan Sujiwo Tejo melalui akun media sosial Twitternya, @sudjiwotedjo pada Kamis 28 November 2019 pagi.

Menurut Sujiwo Tejo pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung maupun tidak langsung memiliki nilai positif dan negatif.

Ahok Punya Tugas Berat Berantas Mafia Migas, Sujiwo Tejo Harap BTP Jadi Urakan, Tak Banyak Teori

Sujiwo Tejo: Met Jalan Djaduk Ferianto, Aku, Butet & Agus Noor Masih Harus Gedebugan Hidup

"Pemilihan langsung/tidak, masing2 ada plus/minusnya," tulis Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo menjabarkan tiap-tiap poin dari nilai positif dan negatif di pemilihan secara langsung dan tidak langsung.

Walaupun secara garis besar, Sujiwo Tejo menuliskan fungsi uang sebagai bahan patokan.

Untuk pemilihan tidak langsung, Sujiwo Tejo menjelaskan bahwa sistem ini akan berlangsung damai.

Pasalnya uang yang beredar hanya di kalangan tertentu saja, dan uang diperoleh tiap penerima dalam jumlah yang besar-besar.

"Jika pakai duit, pemilihan tak langsung itu “damai”, tp duitnya beredar di kalangan terbatas walau besar2," imbuhnya.

Sedangkan untuk pemilihan secara langsung, Sujiwo Tejo menilai sistem ini akan membuat gaduh masyarakat.

Dimana uang tersebut akan beredar luas ke masyarakat walaupun dalam nominal kecil.

Nominal uang kecil itu pun bisa digunakan untuk menyablon kaos atau spanduk, menyewa soundsystem dan hal-hal lainnya.

"Pemilihan langsung, jika pakai duit, “gaduh” tp duit beredar luas walau kecil2 utk sablon/spanduk, soundsystem dll dll," pungkas Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo Akui Tak Suka Ahok: Kalau Ingin Saya Netral, Kurangi Menyalahkan Anies Baswedan

Selain Sujiwo Tejo, musisi ternama Iwan Fals pun juga angkat bicara.

Hal ini disampaikan Iwan Fals melalui akun media sosial Twitternya, @iwanfals pada Kamis (28/11/2019) malam.

Iwan Fals menilai, usul PBNU terkait pemilihan Presiden oleh MPR dirasa mengalami kemunduran birokrasi.

Menurut Iwan Fals, alasan usul PBNU ini didasarkan pada Pemilu 2019 lalu yang dianggap sangat keras.

"PBNU usul, Presiden dipilih MPR, karena Pemilu kemaren (2019) sangat sangat sooaangat keras...lha tapi kan Alhamdulillah selamet Kyai, masak mundur lagi...," tulis Iwan Fals.

Halaman
123

Berita Terkini