Sikap yang telah dihapuskan sejak Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika dikobarkan pada era tahun 1955 hingga tahun 1968 siam.
"Apa yang sesungguhnya terjadi? Mengapa Amerika jadi begitu? Inilah pertanyaan yang muncul di banyak negara," ungkap SBY dalam siaran tertulis pada Rabu (3/6/2020).
"Ternyata masyarakat internasional bukan hanya tercengang. Muncul pula protes-protes yang menunjukkan solidaritasnya dengan komunitas kulit hitam Amerika itu," tambahnya.
• Klarifikasi Pria Bertato Indonesia Ikut Demo Tewasnya George Floyd di AS, Akui Lahir di Pulau Jawa
• Protes Atas Kematian George Floyd Menyebar ke Luar Amerika Serikat, dari Selandia Baru hingga Rusia
SBY memaparkan, aksi unjuk rasa tidak hanya sebatas negara bagian di Amerika Serikat, tetapi juga meluas hingga seluruh belahan dunia layaknya virus corona.
Tercatat, setidaknya kerusuhan diungkapkan SBY terjadi di 14 kota besar dunia, antara lain London, Paris, Berlin, Copenhagen, Milan, Dublin, Krakow, Perth, Sydney, Auckland, Christchurch, Vancouver, Toronto, dan Rio de Janeiro.
Mengetahui hal tersebut, SBY mengaku tidak terkejut.
Dirinya hanya merenung dan terbesitkan pertanyaan sederhana soal kondisi bangsa yang kian bergejolak bersamaan dengan pandemi covid-19.
"Saya tidak ikut-ikutan tercengang. Cuma merenung. Dan mau bertanya sedikit 'Are you OK, Amerika?'. Yang bertanya begini mungkin banyak. Di seluruh dunia. Bukan hanya saya," ungkap SBY.
Bukan Anti Amerika
SBY menegaskan secara lugas dirinya bukanlah seseorang yang anti Amerika atau Anti Barat.
Sebab, sepanjang karir dirinya mengabdi sebagai seorang prajurit hingga terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia selama dua periode, SBY mengaku selalu bersinggungan dengan Amerika Serikat.
"Saya tidak termasuk orang yang anti Amerika atau anti Barat. Dalam pengabidan panjang saya sebagai prajurit TNI (sekitar 30 tahun), empat kali saya mengemban tugas pendidikan dan pelatihan di Amerika Serikat," ungkap SBY.
"Ketika menjadi Menteri dan Presiden, saya juga sering melakukan kunjungan ke negara Paman Sam itu," tambahnya.
Hal tersebut dibuktikannya ketika membangun kemitraan strategis (Strategic Partnership) di antara ke dua negara, Indonesia - Amerika Serikat.
Hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan dan saling hormat menghormati sejak lama katanya terjalin, baik pada masa pemerintahan Presiden Bush maupun Presiden Obama.