Perjalanan Karier Komjen Listyo Sigit, Kabareskrim yang Ikut Jemput Djoko Tjandra

Editor: Sansul Sardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komjen Listyo Sigit Prabowo

Listyo mengatakan, pihaknya menjemput Djoko Tjandra dari Malaysia pada Kamis (30/7/2020) sore.

Sebelumnya, Djoko Tjandra telah diamankan terlebih dahulu oleh polisi Diraja Malaysia dengan bekerja sama dengan polisi Indonesia.

Dia mengatakan, penangkapan itu sekaligus sebagai upaya polri untuk menuntaskan kasus tersebut.

Sebaliknya, kata dia, kasus tersebut menjadi fokus Presiden Jokowi.

"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra di manapun berada dan segera untuk dituntaskan."

"Sehingga semua menjadi jelas atas perintah tersebut, maka Pak Kapolri bentuk tim khusus yang kemudian secara intensif cari keberadaan," katanya.

5. Dinilai Layak jadi Kapolri

Kapolri Jenderal Idham Azis salam komando dengan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo usai upacara kenaikan pangkat pati dan pamen polri di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019). Idham Aziz menaikkan sebanyak 24 pati dan 90 pamen Polri pada upacara tersebut. (Tribunnews/JEPRIMA)

Atas keberhasilannya menangkap Djoko Tjandra, Listyo Sigit dinilai layak menjadi Kapolri untuk menggantikan Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun.

Demikian disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia atau MAKI, Boyamin Saiman dalam wawancara dengan Kompas TV pada Kamis (30/7/2020) malam.

“Saya mengatakan dia (Kabareskrim) layak menjadi Kapolri,” kata Boyamin Saiman.

Boyamin menjelaskan, kasus pelarian Djoko Tjandra yang melibatkan pejabat di Bareskrim disebut-sebut untuk menghantam Kabareskrim karena persaingan untuk jabatan Kapolri.

Karena kasus tersebut, Listyo Sigit dianggap tak layak menjabat Kapolri karena dinilai gagal mengantisipasi bawahannya yang turut bermain membantu buronan.

Namun, hal tersebut nyatanya dijawab dengan keberaniannya yang menetapkan anak buahnya di Bareskrim, yakni Brigjen Prasetijo Utomo sebagai tersangka karena terlibat membantu pelarian Djoko Tjandra.

Selain itu, menurut Boyamin, Kabareskrim dianggap sudah lulus ujian karena berhasil menangkap Djoko Tjandra, yang sudah 11 tahun melarikan diri.

“Saya fair saja, jika kasus ini dijadikan untuk menghantam Kabareskrim jadi Kapolri, saya mengatakan sebaliknya, dia layak jadi Kapolri,” ujar Boyamin.

Masih dalam wawancara bersama KompasTV, Boyamin juga menyebut Listyo Sigit telah memenangi sebuah taruhan.

Boyamin mengatakan, Listyo Sigit merasa jengkel terkait kasus pelarian Djoko Tjandra.

Sampai-sampai dia bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap Djoko Tjandra atau tidak.

“Ada informasi dari teman-teman kepolisian, Kabareskrim itu saking jengkelnya bertaruh dengan orang lain untuk bisa menangkap atau tidak, itu berarti jengkel betul,” kata Boyamin.

Pada Kamis (30/7/2020), Kabareskrim Listyo Sigit akhirnya berrhasil membuktikan, dirinya bisa menangkap Djoko Tjandra di Malaysia dengan bantuan polisi setempat.

“Ini menunjukkan tekadnya untuk mengobati rasa sakit kita, rasa malu kita. Ini artinya dia (Kabareskrim) menang taruhan," utur Boyamin.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Lusius Genik, Kompas.com/Devina Halim, KompasTV)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Komjen Listyo Sigit, Kabareskrim yang Ikut Jemput Djoko Tjandra, Mantan Ajudan Jokowi
Penulis: Sri Juliati
Editor: bunga pradipta p

Berita Terkini