Gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 ini juga memicu peringatan tsunami di seluruh cekungan Pasifik.
Tsunami melesat keluar dari pusat gempa dengan kecepatan mendekati 800 kilometer per jam.
Tsunami ini juga menghasilkan gelombang setinggi 3,3 hingga 3,6 meter di sepanjang Pantai Kauai dan Hawaii di rantai Kepulauan Hawaii.
Gelombang setinggi 1,5 meter juga mencapai sepanjang pulau Semya di rantai Kepulauan Aleut.
Beberapa jam kemudian, gelombang tsunami setinggi 2,7 meter mencapai pantai California dan Oregon di Amerika Utara.
Sekitar 18 jam setelah gempa, gelombang setinggi sekitar 0,3 meter mencapai pantai Antartika dan menyebabkan sebagian dari Lapisan Es Sulzberger pecah di tepi luarnya.
Baca juga: Tangis Darmizal Menyesal Menangkan SBY Jadi Ketua Umum, Partai Demokrat: Informasi Manipulatif
Baca juga: Jokowi Keluarkan Limbah Batu Bara dari Kategori Berbahaya, Pengamat: Kabar Buruk bagi Isu Lingkungan
Baca juga: Dipastikan Laki-laki dan Jalani Operasi, Aprilia Manganang Bersyukur: Sudah 28 Tahun Saya Menunggu
Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Pariwisata Terjun ke Jurang di Sumedang, 27 Orang Tewas, 34 Selamat, 1 Terhimpit
5. Dampak gempa bumi
Dampak gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 juga terasa di hampir seluruh dunia, dari fjord di Norwegia hingga lapisan es Antartika.
Dikutip dari livescience.com, puing-puing yang terbawa gelombang tsunami masih terus terdampar dan ditemukan di pantai-pantai Amerika Utara beberapa tahun setelahnya.
6. Jumlah korban
Pada 10 Juni 2016, angka kematian terkonfirmasi akibat gempa ini adalah 15.894, menurut badan rekonstruksi setempat, sebagaimana dilansir livescience.com.
Namun, lebih dari 2.500 orang masih dilaporkan hilang.
Pemulihan akibat gempa masih terus berlangsung hingga kini, beberapa tahun setelah gempa terjadi.
Per Februari 2017, masih ada sekitar 150.000 warga yang kehilangan rumah, 50.000 di antaranya tinggal di rumah sementara.
Lebih dari 120.000 bangunan rusak, 278.000 bangunan rusak setengahnya, dan 726.000 bangunan rusak sebagian.