Diterjang Pandemi dan Cuaca Tak Menentu, Sejumlah Petani Ini Justru Raup Untung Puluhan Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mujiono (56), seorang petani asal Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun sukses membudidayakan porang.

"Terbukti saat pandemi, ada 68 warga Desa Durenan yang membangun rumah berkat panen porang 2020 kemarin. Artinya ketika seluruh warga menanam porang, kita bisa melibas angka kemiskinan. Dan ketika kualitas porang terjaga, pasar pasti membutuhkan," jelas Purnama, seperti dikutip dari Surya, Selasa (13/4/2021).

Mujiono (56), seorang petani asal Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun sukses membudidayakan porang. (Surya/Rahadian BP)

Purnama menjelaskan, sebenarnya pengembangan porang di Desa Durenan sudah mulai berjalan sejak 10 tahun yang lalu.

Namun, para petani baru serius menggarap sekitar tiga tahun lalu. Dia menyebut porang merupakan komoditi yang menjanjikan.

Perawatan porang terbilang mudah, namun modal untuk membeli bibit lumayan besar.

Untuk satu hektare lahan dibutukan modal sekitar Rp 55 hingga Rp 60 juta. Namun, ketika panen, petani bisa memperoleh Rp 300 juta lebih.

"Bahkan sebelah rumah saya, ia beli bibit Rp 12 juta, ketika panen dijual laku Rp 55 juta," urainya.

Dengan begitu, pantas bila lahan porang disebut bak tambang emas bagi mereka yang tekun membudidayakan porang.

"Untuk wilayah Desa Durenan, jumlah lahan milik warga yang ditanami porang ada sekitar 200 hektare. Dan ada sekitar 149 hektare kawasan hutan milik perhutani yang ditanami porang oleh warga," kata Purnama.

2. Untung Besar, Petani Cabai di Desa Mojokerto Ramai-Ramai Beli Motor, Mobil, dan Bangun Rumah

Harga cabai yang tinggi dan bertahan cukup lama membuat petani cabai di Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mendapatkan untung yang berlimpah.

Bahkan, dari hasil menjual cabai para petani ramai-ramai mampu memborong motor dan mobil.

Kepala Desa Pucuk, Nanang Sudarmawan mengatakan, selain membeli motor dan mobil, ada juga yang membangun rumah dari hasil panen cabai rawit.

"Kalau jumlah kendaraan yang dibeli itu setahu saya sampai saat ini ada puluhan sekitar 30-50 motor. Memang paling banyak motor Scoopy, ada juga motor PCX dan juga dua mobil," ujar Nanang, seperti diberitakan Surya pada Minggu (28/3/2021).

Dikatakan Nanang, para petani cabai ramai-ramai membeli kendaraan baru secara bertahap sejak awal Maret 2021.

"Alhamdullilah tahun 2021 ini masyarakat Desa Pucuk panen cabai banyak jadi hampir setiap hari beli sepeda motor," ucap Nanang.

Halaman
1234

Berita Terkini