Sajak-sajak Toeti Heraty diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling dan dimuat dalam buku Contemporary Indonesian Poetry (1975).
Selain itu, sajak-sajak Toeti juga diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Jerman, dan Perancis.
Pandangan Sesama Penyair
Menurut Subagio Sastrowardoyo (1989), Toeti Heraty dapat dikelompokkan pada penyair yang berani berdiri di luar mainstream persajakan modern Indonesia sehingga Toeti Heraty tidak akan mudah menjadi penyair yang populer.
Sajak-sajaknya tidak memunculkan suasana kelembutan suasana.
Sebagai seorang ahli filsafat, sajak-sajak Toeti penuh dengan kategori-kategori pengertian yang di dalamnya akan ditemui perbandingan-perbandingan bagi kesadaran dan pengalaman.
Yang menjadi inspirasi sajak-sajak Toeti adalah kesadaran-kesadaran dan pengertian-pengertian, bukan peristiwa-peristiwa sesaat, seperti peristiwa politik atau demonstrasi.
Sajak-sajaknya penuh dengan pengendapan pemikiran yang disemangati kearifan hidup.
Feminis Lewat Sajak dan Puisi
Dikutip dari Wikipedia, jika dilihat dari karya-karyanya, Toeti Heraty dijuluki sebagai "satu-satunya wanita di antara penyair kontemporer terkemuka Indonesia."
Puisi-pusinya digambarkan sebagai sulit dimengerti, mengkombinasikan 'ambiguitas yang disengaja' dengan 'perumpamaan yang asosiatif dan tak dinyana'.
Namun mungkin gayanya yang menggunakan ironi dalam menggarisbawahi kedudukan rendah wanita di masyarakat patriarkis, yang membuat puisinya berbeda dengan para penyair lainnya.
Toety Heraty dianggap sebagai salah satu wanita pemikir feminis generasi pertama dan banyak menulis banyak pemikiran penting tentang wanita.
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal) (Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia)