Ada Pandemi Covid-19, Kekayaan Milyarder AS Justru Naik hingga 70 Persen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elon Musk - Total kekayaan miliarder di Amerika Serikat (AS) melonjak hingga 70,2 persen selama pandemi virus corona.

TRIBUNTERNATE.COM - Total kekayaan miliarder di Amerika Serikat (AS) melonjak hingga 70,2 persen selama pandemi virus corona.

Total kekayaan miliarder AS tercatat naik menjadi hampir 5,02 triliun dolar AS pada 15 Oktober 2021, lebih rendah di bawah 1,95 triliun dolar dibandingkan pada 18 Maret 2020.

Data ini diperoleh menurut laporan Institute for Policy Studies Program on Inequality (IPS) dan American for Tax Fairness (ATF).

Hal ini menyebabkan orang terkaya di negara itu meningkatkan kekayaan kolektif mereka sebesar 2,07 triliun dolar AS hanya dalam 19 bulan.

CEO Tesla dan pendiri SpaceX Elon Musk, berada di puncak daftar kekayaan dengan pertumbuhan eksponensial 751 persen, atau 184,7 miliar dolar AS.

Kekayaan Elon Musk meroket menjadi lebih dari 209,3 miliar dolar AS, dari yang sebelumnya hanya 24,6 juta dolar AS selama periode itu.

Sementara itu, pendiri Amazon Jeff Bezos, berada di urutan kedua dalam daftar.

Kekayaan mantan CEO Amazon itu telah tumbuh menjadi 192,2 miliar dolas AS, dari yang sebelumnya 113 miliar dolar AS.

Peningkatan kekayaan Bezos itu sebesar 79,2 miliar dolar AS, atau sebanyak 70 persen.

Kemudian, peringkat ketiga diraih oleh co-founder Microsoft, Bill Gates.

Kekayaannya naik menjadi 132,4 miliar dolar AS, dari yang sebelumnya berjumlah 98 miliar dolar AS.

Baca juga: WhatsApp, Facebook, dan Instagram Down, Kekayaan Mark Zuckerberg Ikut Anjlok Rp85 Triliun

Baca juga: Jadi Sorotan setelah Bongkar Gaji Anggota DPR RI, Ini Harta Kekayaan Krisdayanti, Capai Rp 28,5 M

Kenaikan kekayaan Gates sebesar 35,1 persen, atau setara dengan 34,4 miliar dolar AS.

Selain kekayaan miliarder Amerika, jumlah milyarder di AS juga meningkat.

Dari total 614 rekening bank dengan simpanan uang 10 digit pada Maret 2020, sekarang ada 745 rekening dengan jumlah simpanan uang 10 digit hingga Oktober 2021.

Namun, pandemi juga telah meningkatkan distribusi pendapatan yang tidak merata di antara penduduk AS.

"Kekayaan 5 triliun dolar AS yang sekarang dipegang oleh 745 miliarder adalah dua pertiga lebih dari 3 triliun dolar AS kekayaan yang dimiliki oleh 50 persen rumah tangga AS terbawah yang diperkirakan oleh Dewan Federal Reserve," kata laporan itu seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Di sisi lain, hampir 89 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan selama pandemi.

Ada sebanyak 7,7 juta orang menganggur di negara dengan ekonomi terbesar dunia itu menurut data yang dikeluarkan September 2021 oleh Departemen Tenaga Kerja AS.

Penyebaran varian Delta pada Juli buat jumlah pengangguran AS bertambah

Ilustrasi pengangguran. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Jumlah klaim pengangguran warga Amerika Serikat (AS) meningkat pada level tertinggi pada Juni-Juli.

Hal ini menjadi pengingat bagi pasar tenaga kerja masih sulit pulih di tengah penularan Covid-19 varian baru. 

"Meningkatnya klaim pengangguran minggu ini memberitahu kita bahwa masalah pasar tenaga kerja tidak sepenuhnya pulih di belakang kita," kata Kepala Ekonom FWD Bond menurut Reuters, Jumat (23/7/2021) seperti dikutip dari Kontan

Berdasarkan data Ketenagakerjaan AS, klaim tunjangan meningkat dari 419.000 menjadi 51.000 pada 17 Juli 2021.

Ini merupakan level tertinggi sejak pertengahan Mei lalu.

Kenaikan pengajuan klaim terjadi di beberapa negara bagian seperti California, Illinois, Kentucky, Michigan, Missouri dan Texas.

Bahkan, beberapa negara tersebut mengalami lonjakan kasus virus varian baru. 

Meskipun para ekonom tidak memperkirakan perkembangan bisnis ke depan, namun gelombang infeksi terbaru menimbulkan risiko bagi ekonomi, yang mengalami resesi tajam selama dua bulan pada tahun 2020 karena pandemi.

Laporan klaim menunjukkan jumlah orang yang terus menerima manfaat setelah minggu pertama bantuan pemerintah turun dari 29.000 menjadi 3,236 juta selama sampai 10 Juli.

Setidaknya 20 negara bagian telah menarik diri dari program tunjangan yang didanai pemerintah federal, termasuk pemberian tunjangan mingguan sebesar US$300.

Alasannya, klaim tersebut justru mendorong orang Amerika lebih memilih menganggur dan tinggal di rumah.

Akibatnya, ada ada penghentian tunjangan dari federal, yang dimulai pada 12 Juni dan akan berlangsung hingga 31 Juli sehingga memaksa warga mencari pekerjaan.

Meski demikian, ada manfaat yang diperluas bagi seluruh negara.

Klaim lanjutan telah menurun di beberapa negara bagian yang telah menghentikan pemberian manfaat namun beberapa negara bagian masih tetap menjalankan program tersebut.

Mereka juga meningkat di beberapa negara bagian, termasuk Texas, yang mengakhiri kebijakan manfaat untuk diperluas.

Setidaknya 12,6 juta orang menerima manfaat di bawah semua program pada awal Juli, turun 1,263 juta dari akhir Juni.

Pada masa normalisasi, PHK diperkirakan akan menurun pada paruh kedua Juli.

Sebelum pandemi, penutupan pabrik pada musim panas terjadi di awal Juli, terutama di industri otomotif.

Klaim telah menurun dari rekor 6,149 juta pada awal April 2020, tetapi tetap di atas kisaran 200.000-250.000.

Angka tersebut konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang sehat.

Di sisi lain, gelombang pengangguran di AS menyusut. Hingga Juni 2021, terdata ada 850.000 orang yang telah memiliki pekerjaan.

Jumlah itu meningkat dari realisasi Mei lalu yakni 583.000. 

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkini