HUT RI 80

Refleksi HUT RI ke 80, OKP Cipayung di Ternate Soroti Kekerasan Perempuan dan Anak

Penulis: Randi Basri
Editor: Sitti Muthmainnah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DISKUSI - Ketua AJI Kota Ternate, Maluku Utara Yunita Kaunar saat memberikan paparan, Sabtu (9/8/2025).

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE  - Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Maluku Utara menjadi perhatian OKP Cipayung di Kota Ternate.

Hal itu dituangkan lewat refleksi HUT ke-80 RI tahun 2025 antara Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Maluku Utara dan OKP Cipayung Plus di Ternate.

Dialog yang bertujuan memperkuat rasa nasionalisme serta cinta tanah air indonesia itu, berlangsung di cafe Sabeba, Kelurahan Takoma, Kecamatan Kota Ternate, Sabtu (9/8/2025).

Baca juga: Line-up, Malut United Pasang 7 Pemain Asing Lawan Dewa United: Sayuri Bersaudara Starter

Pemerhati perempuan dan anak di Maluku Utara, Yulia Pihang menuturkan bahwa Maluku Utara masih darurat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Menurutnya, kemerdekaan sejatinya kemampuan setiap individu untuk hidup aman, bermartabat dan mendapatkan hak secara penuh.

Artinya perempuan dan anak bisa hidup aman, bebas dari kekerasan, punya akses yang adil terhadap pendidikan, kesehatan dan berhak menyuarakan masa depan.

“lewat kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk bisa sama-sama mengawal isu tersebut,” katanya.

Disisi lain, Abdul Haris, selaku aktivis dalam kesempatan tersebut mengatakan, forum ini penting untuk membahas hal yang paling mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Saya disini bukan hanya sebagai seorang aktivis, tetapi sebagai bagian dari rakyat Indonesia yang mencintai negeri. Cinta yang ditunjukkan lewat kerja nyata, keberpihakan kepada rakyat, dan perjuangan untuk keadilan," ucapnya.

Sementara itu, Ketua AJI Ternate, Yunita Kaunar, menyoroti pentingnya peran jurnalis dalam memberikan informasi.

"Pada perjuangan kemerdekaan, tokoh-tokoh seperti Soetomo, Tirto Adhi Soerjo, bahkan Bung Karno itu menggunakan media untuk menyuarakan perlawanan terhadap penjajahan," kata Yunita.

Sedangkan Ketua PKC PMII Maluku Utara, Wahida A. Abd Rahim, menyatakan bahwa kegiatan ini menjemput momentum kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 pada 17 Agustus mendatang.

"Momentum anak muda yang berdialog tentang masa depan Maluku Utara," tuturnya.

Ia berharap, diskusi bertajuk “Refleksi 80 Tahun HUT RI” anak muda Maluku Utara akan terus mencintai NKRI, tidak kehilangan identitasnya, serta terus berjuang mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara.

Baca juga: Mengenal Sertu Iswendi Nuhtar, Pelatih Paskibraka Taliabu 2025

Apalagi saat ini, anak muda biasanya menjadi sasaran empuk pemikiran yang cenderung ekstrim kiri maupun ekstrim kanan, akibatnya anak muda yang tidak memiliki kesadaran kuat atas identitas kebangsaannya bisa cepat terpengaruh.

Selain itu, ia juga mengimbau elemen pemuda, khususnya di Maluku Utara, pada momentum 17 Agustus 2025 dapat menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.

"Pemuda harus bisa menahan diri, sehingga tidak mudah terprovokasi isu-isu yang dapat mengganggu situasi kamtibmas di Maluku Utara," tukasnya mengakhiri. (*)

Berita Terkini