MUI Nonaktifkan Ahmad Zain An-Najah dari Kepengurusan setelah Ditangkap Densus 88

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Zain An-Najah

Seperti diketahui, Ahmad Zain An-Najah ditangkap di jalan Merbabu Raya, Pondok Melati, Kota Bekasi sekitar pukul 04.39 WIB pada Selasa (16/11/2021).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan memastikan pihaknya memiliki bukti kuat untuk menetapkan Farid Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamad sebagai tersangka dugaan kasus tindak pidana terorisme.

Ramadhan menyatakan penyidik Densus 88 memiliki bukti peran dan keterlibatan ketiganya dalam dugaan tindak pidana terorisme.

"Penyidik Densus 88 Antiteror sudah memiliki bukti-bukti yang cukup untuk menetapkan ketiganya sebagai tersangka. Melihat dari peran dan keterlibatan yang bersangkutan. Jadi fokus penyidikan adalah keterlibatan para tersangka dalam keterlibatan tindak pidana terorisme," kata Ramadhan kepada wartawan, Rabu (17/11/2021).

MUI Kaget Anggotanya Ditangkap Densus 88

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019). (Tribunnews.com/ Rizal Bomantama)

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengaku kaget saat mengetahui satu di antara anggotanya ditangkap Densus 88 terkait terorisme.

Ia adalah Ahmad Zain An-Najah, anggota Komisi Fatwa MUI pusat.

Tak hanya soal Ahmad Zain, Anwar juga kaget mendengar Farid Okbah dan Anung Al-Hamad diamankan.

Pasalnya, menurut Anwar, ketiga tokoh tersebut anti kekerasan.

"Sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah seorang ulama yang anti dengan tindak kekerasan, tapi kok dia ditangkap oleh Densus 88," kata Anwar dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Selasa.

Karena itu, ia meminta Polri agar menjelaskan secara detail terkait penangkapan ketiga tokoh tersebut.

Lantaran, menurutnya, jika Polri tak memberikan penjelasan, hal ini akan mencoreng nama baik pemerintahan Jokowi karena akan dianggap telah melakukan kriminalisasi pada ulama.

"Sebab, kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik Presiden Jokowi. Sebab, meskipun yang bertindak ini adalah Densus 88 tapi yang terkena getahnya tentu adalah Presiden Jokowi," terangnya.

Lebih lanjut, Anwar merasa yakin Jokowi tak terlibat dengan penangkapan ketiga ulama yang dikenalnya.

Oleh karenanya, ia meminta pada pihak yang terlibat agar menjaga nama baik Jokowi dalam kasus ini.

Halaman
123

Berita Terkini