TRIBUNTERNATE.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan masyarakat tak lagi menganggap Covid-19 sebagai ancaman bagi keselamatan jiwa, tetapi kini mereka menganggapnya sebagai "ketidaknyamanan".
Hal ini dinyatakan oleh Dr David Nabarro CBE, Perwakilan Khusus WHO untuk Covid-19.
Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada bagi para lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan khusus, serta mereka yang tidak divaksinasi.
Oleh karena itu, Dr Nabarro mendesak masyarakat untuk bertanggung jawab dan terus memakai masker dan jarak sosial untuk melindungi orang lain karena kasus Covid-19 terus melonjak.
"Saya tidak khawatir dengan dunia karena saya benar-benar percaya bahwa banyak yang telah dipelajari dan pada saat yang sama virus berkembang."
"Tetapi saya khawatir untuk individu yang mungkin berisiko karena mereka berada dalam kelompok usia tua atau memiliki kondisi lain yang berarti mereka memiliki kecenderungan untuk sakit parah," kata Dr Nabarro kepada Sky News, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Cacar Monyet Semakin Mewabah, WHO akan Segera Putuskan Status Kedaruratannya
Baca juga: Beri Kabar Gembira, WHO Nyatakan Kasus Covid-19 Global Terus Menurun
Baca juga: 30 Tahun Terpisah, Muhadi Kembali Bertemu Istrinya: Dikira Sudah Wafat, Selamat dari Tsunami Aceh
"Saya khawatir dengan orang-orang yang memutuskan untuk tidak divaksinasi karena saya pikir risiko mereka juga lebih besar."
Seperti diketahui, kasus Covid-19 meningkat di dunia, dengan peningkatan infeksi yang sebabkan oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Menurut Dr Nabarro, strain tersebut mampu menghindari perlindungan dari vaksin.
"Kita bisa jatuh sakit meskipun kita telah divaksinasi," katanya,
Oleh karena itu, jika seseorang pergi ke tempat keramaian, di situlah seseorang menghadapi risiko paling besar terpapar Covid-19.
Dikatakan Nabarro, seseorang yang pernah terpapar Covid-19 berkali-kali tidak membangun resistensi atau kekebalan karena virusnya selalu berubah.
Hal ini menyebabkan lebih mungkin bagi seseorang untuk meningkatkan peluang terkena Long Covid.
"Singkatnya, kita sedang melewati pandemi ini, kita belum melewatinya, tapi sepertinya kita bisa melewatinya," kata Dr Nabarro.
"Bagi masyakarat sekarang, Covid lebih dianggap sebagai ketidaknyamanan daripada mengancam kehidupan, tetapi ingat, ada beberapa yang akan sangat terpengaruh."
Baca juga: Denny Sumargo Undang Ustaz ke Podcast-nya: Sebut Tak Masalah, Sempat Dirukyah dan Terungkap Ada Jin
Baca juga: Kapal Tenggelam di Labuan Bajo Tewaskan Ibu dan Adiknya, Ayu Anjani Duga Ada Kelalaian Kru
Baca juga: Kunjungi Rumah Sakit di Kyiv, Iriana Jokowi Peluk Korban Perang dan Serahkan Bantuan secara Simbolis
Kasus Covid Indonesia terus Alami Peningkatan
Angka kasus infeksi virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan.
Di Indonesia sendiri, kasus infeksi Covid-19 yang pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Kini, pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung selama dua tahun.
Dilansir TribunTernate.com, berdasarkan data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan BNPB Indonesia pada Rabu (29/6/2022), tercatat ada 2.149 tambahan kasus baru infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Dengan penambahan tersebut, maka total kasus Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia kini mencapai 6.086.212.
Dalam kasus Covid-19 di Tanah Air, terdapat pula tambahan jumlah kasus kematian maupun jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh.
Periode 28-29 Juni 2022, terdapat penambahan angka kematian akibat Covid-19 sebesar 3 kasus.
Kini, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 156 ribu, tepatnya 156.731 kasus.
Kemudian, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh di Indonesia juga bertambah.
Tercatat, ada penambahan 1.170 pasien Covid-19 yang telah sembuh selama 24 jam terakhir.
Sehingga, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh adalah 5.913.307 orang.
(TribunTernate.com/Qonitah/Rohmana)