Sehingga mereka terpaksa mencari daerah, yang sumber airnya mudah didapatkan.
"Tapi sesungguhnya, ada pemikiran lain dari Sultan, kalau kita kaji lebih jauh."
"Yaitu Sultan Said Muhammad Al Bakir, juga berfikir untuk bagaimana siar Islam."
"Sultan-sultan dari dulu sampai sekarang, visi misinya membawa risallah dari nabi."
"Jadi misalnya dia (Sultan) menetap di bawah (Makian), juga perkembangan Islam, idak terlalu berkembang"
"Karena tantangan, pengaruh geografi dan topografi, "jelasnya.
Dalam perjalanannya meninggalkan Pulau Makian, lanjut Ibnu, Sultan Said Muhammad Al Bakir singgah ke Pulau Moari.
Di situ Sultan dan rombongan menemukan air, yang kemudian dinamakan Boki Maake.
"Boki Maake dalam bahasa gapi, yang sekarang kita kenal dengan Ternate, Tidore dan Jailolo itu."
"Boki artinya nama dari istri Sultan, menemukan air itu, sehingga disebut Boki Maake."
"Yang artinya Boki punya air. Nah sekarang, air itu masih ada di Boki Maake."
"Digunakan sumber air oleh masyarakat, "ucapnya.
Karena daerah Boki Maake terlalu kecil, Sultan dan rombongan memutuskan untuk lanjut berlayar.
Namun sang istri, Boki masih terlalu senang dengan air itu sehinga dia tidak mau pergi.
Dan pada akhirnya, Sultan Said Muhammad Al Bakir memutuskan ke Talimau.