"Ini juga bisa mengurangi anggaran BBM dan lebih ekonomis, "ujarnya.
Syarif mengatakan program reduksi limbah organik dengan menggunakan bantuan lalat BSF, merupakan sebuah terobosan baru.
Yang bagaimana melibatkan warga secara langsung, dan aktif mengelola sampah.
"Pengelolaannya sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar. Tidak butuh air dan listrik. Jadi sangat murah."
"Pengelolaannya nanti dilakukan ditingkat RW. Kalau 1 RW bisa mengelola 20 kologram Maggot sehari saja."
"Itu artinya sampah organik sudah bisa tereduksi, sebanyak 100 kilogram per RW."
"Jika di Kota Ternate, ada 500 RW mengelola Maggot dengan jumlah yang sama."
"Maka reduksi sampah organik, bisa diproduksi 50 ton sehari."
"Seraya menjelaskan, karena 1 kilogram Maggot bisa menghabiskan sampah organik 4 sampai 5 kilogram."
"Sehingga persoalan sampah ini, tidak lagi membebani APBD Kota Ternate, "jelasnya.
Bahkan kata Syarif, Maggot juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru.
Karena hasil Maggot bisa dijual sebagai makanan hewan seperti ikan, ayam, burung dan lainya.
Baca juga: Jadwal Kapal PELNI KM Sinabung Ternate ke Surabaya, Makassar, Banggai 1 Agustus, Ini Cara Beli Tiket
Selain itu, Maggot juga bisa dibuat menjadi bahan pokok makanan yaitu seperti tepung dan lainnya.
"Jadi sambil mengurangi sampah, sambil menabung uang, "singkatnya.
"Sebab saat ini, ternak Maggot sangat menggiurkan. Bahkan 1 kilogram Maggot berkisar di harga Rp 50.000 sampai Rp 60.000, "pungkasnya. (*)