"Lalu ada bintang-bintang besar. Kapten saya, [John] Terry, [Javier] Zanetti, dan Jorge Costa. Mereka adalah orang-orang yang mampu bertahan dalam segala hal. Mereka fenomenal," tegas Mou, sapaan Jose Mourinho.
"Lalu ada bintang-bintang yang membuat perbedaan, bahkan ketika orang berpikir kamu jenius. Bukan kamu yang jenius. Mereka [sang pemain] lah yang jenius," jelasnya.
"Mereka memenangkan pertandingan untukmu. Cristiano [Ronaldo], [Karim] Benzema, [Zlatan] Ibrahimovic dan Didier [Drogba]. Mereka membuat kamu merasa seperti seorang jenius," tegasnya.
Rahasia Cristiano Ronaldo Jadi Mesin Gol Real Madrid
Mengenai Cristiano Ronaldo, Jose Mourinho juga merinci bagaimana ia mengubah pemenang Ballon d'Or lima kali itu menjadi mesin pencetak gol di Real Madrid.
"Motivasi, kamu tidak perlu memberikannya. Ambisi, tanggung jawab, kamu tidak dapat memberikannya. Secara teknis, kamu tidak dapat memberikannya [karena CR7 sudah punya semua itu]. Cukup memberinya beberapa penyesuaian taktis dan membiarkan orang itu bahagia," paparnya.
"Menurut saya, kamu tidak melatihnya. Saya tidak perlu mengajar banyak, ini tentang kebahagiaan, ini tentang menciptakan lingkungan melalui sudut pandang taktis, dengan gagasan sepak bola di mana sang pemain bisa menunjukkan yang terbaik," kata Jose Mourinho.
“Saya pikir Madrid, baginya, adalah sebuah transisi kecil karena bagimu, dia adalah seorang pemain sayap. Pemain sayap kanan, sayap kiri, melebar, menggiring bola, menyerang orang, mengalahkan orang," jelasnya.
“Di Madrid, dia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang kariernya," kata Jose Mourinho.
Faktanya, pertama kali CR7 bermain sebagai striker di pertandingan besar adalah saat Real Madrid melawan Barcelona di final Copa Del Rey di mana dia mencetak gol sundulan yang luar biasa di perpanjangan waktu.
“Mungkin itulah awal mula orang mempunyai perasaan bahwa monster bisa menjadi pencetak gol dan bukan sekedar pemain sayap murni," jelasnya.
“Madrid sedikit seperti itu, sedikit hybrid karena dia bermain dari kiri tapi dia tidak melebar dan tidak mengejar bek sayap. Kami melindunginya dengan keseimbangan yang kami berikan pada Xabi Alonso dan Sami Khedira.”
(TribunTernate.com/Rizki A.)