"Yang Kedua mereka yang berpuasa tetapi tidak mampu menahan dirinya dari perbuatan-perbuatan maksiat. Mereka puasa, mereka tidak makan dan minum dari subuh sampai maghrib, tapi dia juga tetap gosip," katanya.
"Imam Al Ghazali mengibaratkan puasa itu seperti buah, ketika bapak melakukan maksiat, ibu melakukan dosa diiris, dosa lagi iris lagi, dosa lagi iris lagi akhirnya tinggal batunya isinya habis."
"Apa bisa kita nikmati kalau tinggal batunya? Tentu tidak, begitulah ibarat orang berpuasa tapi tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan maksiat."
Menurut Ustaz Das'ad Latif, orang yang berpuasa, tidak makan dan minum, tidak bersetubuh puasanya sah.
Tapi ketika melakukan maksiat, maka dikikislah puasanya.
"Maka mereka orang-orang yang berpuasa tapi tetap melaksanakan maksiat, tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka sesungguhnya dia tidak akan mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga."
Diakhir, Ustaz Das'ad Latif mengimbau agar kita mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat, agar kita tidak termasuk dalam golongan orang yang merugi ketika berpuasa di bulan Ramadan.
" Semoga Allah SWT mencegah kita dan memberikan hidayah kepada kita agar mampu berpuasa (Bulan Ramadan), bukan saja menahan lapar dan dahaga tapi mampu mengendalikan diri kita dan menghindarkan diri kita dari perbuatan keji dan mungkar dan mendirikan sholat lima waktu."
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Tidak Batal? Tapi Merugi saat Puasa Ramadan, Penjelasan Ustadz Dasad Latif