TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Warga seputaran pembangunan proyek multiyears ruas jalan jambatan Ibu-Kedi Halmahera Barat, Maluku Utara mengeluh karena proses pembangunan jalan tersebut sejauh ini belum selesai.
Keluhan tersebut ditemukan langsung oleh anggota DPRD Maluku Utara, daerah pemilihan (Dapil) Ternate-Halmahera Barat, Jainal Samad.
Saat turun menjaring aspirasi beberapa hari lalu ke Kepala Desa Tesa, yang wilayahnya pemukiman berdekatan dengan proyek multiyears tersebut.
"Jadi keluhan warga yang di wakili Kepala Desa Tesa dimana proyek pembangunan ruas jalan jambatan itu berkisar 15 kilometer."
Baca juga: Pemkab Halmahera Tengah Maluku Utara Kucurkan Dana Hibah Pilkada 2024 Rp 37 Miliar
"Namun baru dikerjakan 10 kilometer, sisanya 5 kilometer belum dikerjakan sampai saat ini, "ucap Jainal, Kamis (23/5/2024).
"5 kilometer pembangunan itu yang belum dikerjakan didalamnya terdapat dua jembatan yang harus dibangun juga, sehingga jabatan belum dibangun."
"Maka saat ini masyarakat Desa Tesa hanya bisa memakai sejumlah balok kayu, untuk dibangun sementara menjadi jembatan penyeberangan, "sambungnya.
Menurutnya, dari dua jembatan yang hanya dibangun warga memakai balok kayu itu sejauh dikawatirkan bisa ambruk.
Karena sudah lapuk dan tidak bisa menahan beban terlalu lama saat aktivitas masyarakat yang begitu lancar.
Bahkan aktivitas sering menggunakan kendaraan roda dua dan empat melintasi jembatan sementara itu.
"Jadi paket ruas jalan dan jembatan proyek multiyears ini tahun anggaran 2023 yang melekat di PUPR Maluku Utara dengan total pekerjaan 15 kilometer."
Baca juga: Calon Gubernur Maluku Utara Benny Laos Beri Ucapan HUT ke 21 Kabupaten Halmahera Timur
"Dikerjakan baru 10 kilometer, sehingga 5 kilometer belum dikerjakan yang didalamnya yang ada dua jembatan melintas Desa Tesa, "ujarnya.
Lanjutnya, hasil ini pihaknya akan bawa dalam rapat paripurna untuk didorong masuk sebagai kewajiban Pemprov Maluku Utara untuk tahun ini bisa selesaikan dua jembatan itu.
" Jadi peket ini dinas teknis harus segera selesaikan dan jangan sampai ada korban baru merespon itu sangat terlambat bahkan terkesan tak bertanggungjawab, "pungkasnya. (*)