1. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman Guru terhadap Kode Etik
Banyak guru yang belum memahami secara menyeluruh isi dan makna kode etik profesi.
Solusi: Adakan pelatihan rutin dan diskusi reflektif di sekolah mengenai kode etik guru. Dorong budaya belajar sepanjang hayat di lingkungan pendidik.
2. Tekanan dari Lingkungan atau Intervensi Eksternal
Guru kadang menghadapi tekanan dari orang tua, atasan, atau pihak luar yang memengaruhi objektivitas dalam bertindak.
Solusi: Perkuat dukungan institusional, seperti forum komunikasi antara guru, kepala sekolah, dan komite sekolah. Tegaskan kebijakan perlindungan profesional guru.
3. Ketidakseimbangan Beban Tugas dan Peran Etis
Guru seringkali dibebani tugas administratif yang mengurangi waktu untuk mendampingi siswa secara etis dan edukatif.
Solusi: Evaluasi pembagian tugas secara adil, serta manfaatkan teknologi untuk efisiensi administrasi agar guru bisa fokus pada tugas pedagogis dan etis.
4. Minimnya Keteladanan dari Pimpinan atau Rekan Sejawat
Ketika pimpinan atau rekan tidak menunjukkan integritas, semangat menegakkan etika bisa luntur.
Solusi: Bangun budaya saling mengingatkan dan teladan di lingkungan sekolah, serta dorong kepemimpinan transformatif yang berpihak pada nilai-nilai etik.
5. Kurangnya Mekanisme Evaluasi dan Penegakan
Pelanggaran etika sering tidak ditindaklanjuti dengan tegas atau transparan.
Solusi: Bentuk tim etika sekolah atau pengawas internal untuk menilai, menangani laporan, dan memberikan pembinaan dengan pendekatan solutif dan humanis.