Lipsus Mobil Listrik

Baru 10 Unit, Mobil Listrik Belum Jadi Pilihan Warga Maluku Utara

Penulis: Randi Basri
Editor: Sitti Muthmainnah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KENDARAAN LISTRIK - Tampak Kendaraan listrik empat unit saat konvoi usai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) UP3 Ternate meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, Selasa (19/8/2025).

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE — Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, kendaraan listrik kini mulai ramai terlihat melaju di jalanan.

Suara mesin yang nyaris tak terdengar, bentuknya yang futuristik, dan janji sebagai kendaraan ramah lingkungan membuatnya semakin diminati masyarakat urban.

Namun, lain halnya dengan Provinsi Maluku Utara.

Baca juga: Wali Kota Ternate Pastikan Pelantikan Pejabat Eselon II Dilaksanakan Agustus Ini

Hingga kini, mobil listrik belum mampu menarik minat mayoritas masyarakat di provinsi kepulauan ini.

Meski pemerintah pusat hingga PLN terus mendorong peralihan ke kendaraan rendah emisi, masyarakat Maluku Utara tampak masih enggan beranjak dari kendaraan konvensional.

Apa yang sebenarnya menjadi kendala?

Menurut data Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Maluku Utara, jumlah kendaraan listrik yang terdaftar di wilayah ini masih sangat minim.

Kasubdit Regident Ditlantas Polda Malut, Kompol Ranto Eko Mardayanto, mengungkapkan pengguna mobil listruk masih bisa dihitung dengan jari.

"Kalau sekarang memang sudah ada, tapi jumlahnya kurang dari 10 unit untuk roda empat, dan motor listrik sekitar 50 unit yang tersebar di seluruh kabupaten/kota," ungkapnya, Selasa (19/8/2025).

Bahkan, saat pelaksanaan Operasi Patuh Kie Raha, Ditlantas tidak menemukan pelanggaran yang melibatkan kendaraan listrik. Mayoritas pelanggaran masih didominasi oleh kendaraan konvensional.

Medan Geografis dan Kebiasaan Lama

Salah satu tantangan besar yang dihadapi kendaraan listrik di Maluku Utara adalah karakteristik geografis. Dengan banyaknya wilayah berbukit, pegunungan, serta tanjakan terjal, masyarakat masih merasa lebih percaya pada kendaraan berbahan bakar fosil yang dinilai lebih tangguh menghadapi medan.

"Wilayah di sini banyak tanjakan, gunung, dan jalur berat. Masyarakat masih belum percaya sepenuhnya pada performa kendaraan listrik untuk kondisi seperti itu," ujar Kompol Ranto.

Selain itu, faktor kebiasaan juga turut memengaruhi. Masyarakat sudah terbiasa menggunakan kendaraan konvensional, dan perubahan ke kendaraan listrik masih terasa asing.

Meski peminatnya masih sedikit, upaya untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik mulai digalakkan. Pada 24 September 2023 lalu, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ternate resmi meluncurkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Kota Ternate.

“Ini adalah langkah awal untuk mendukung program nasional pengurangan emisi gas rumah kaca,” kata Maman Sulaiman, Manager PT PLN UP3 Ternate.

Ke depan, PLN merencanakan pembangunan SPKLU tambahan di 10 kabupaten/kota di Maluku Utara, terutama di area publik seperti pusat perbelanjaan, bandara, dan terminal.

“Kami siap bantu dari sisi infrastruktur. Pemerintah juga sudah memberi insentif berupa pengurangan pajak untuk kendaraan listrik. Harapannya ke depan masyarakat mulai beralih,” jelas Maman.

Meski perlahan infrastruktur mulai dibangun dan regulasi diperkuat, tantangan adopsi kendaraan listrik di Maluku Utara masih cukup besar.

Baca juga: 70 Paskibraka Taliabu Dikembalikan ke Sekolah, Dapat Uang Saku Rp3 Juta

Dari aspek edukasi, kepercayaan terhadap teknologi, hingga kesiapan infrastruktur pendukung seperti bengkel khusus dan ketersediaan suku cadang, semua masih butuh waktu.

Namun, bagi sebagian kecil warga yang sudah mencoba kendaraan listrik, alasan mereka sederhana: hemat biaya operasional dan lebih ramah lingkungan.

Langkah kecil memang, tapi bisa jadi awal perubahan besar. (*)

Berita Terkini