TRIBUNTERNATE.COM - Berikut ini referensi kunci jawaban untuk mengerjakan Cerita Reflektif Modul 1 Topik 1 PPG 2025, Menerapkan Prinsip Understanding by Design (UbD).
Soal Modul 1 Topik 1 PPG 2025 ditujukan untuk para guru yang mengikuti pelatihan PPG 2025 Guru Tertentu di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Selengkapnya, inilah soal dan kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 1 Topik 1 PPG 2025.
Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 1 Topik 2 PPG 2025: Ekspresikan Pengalaman Bapak/Ibu
Cerita Reflektif
Bapak/Ibu Guru, sebelum melanjutkan pembelajaran ke topik II, refleksikan apa yang sudah Bapak/Ibu Guru pelajari pada topik I. Ceritakan bagaimana prinsip UbD dapat membantu Bapak/Ibu Guru dalam merancang pembelajaran yang efektif dan apa tantangan yang dihadapi?
Kunci jawaban:
Pada topik I ini saya sudah mempelajari salah satu pendekatan dalam perancangan pembelajaran yaitu prinsip Understanding by Design (UbD). Ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan dalam merencanakan pembelajaran dengan prinsip UbD, yaitu menentukan tujuan pembelajaran, menentukan asesmen pembelajaran, dan merancang aktivitas pembelajaran.
Dengan melakukan 3 langkah tersebut secara berkesinambungan dapat membantu saya sebagai guru untuk dapat merancang pembelajaran yang efektif. Adapun tantangan yang saya hadapi dalam menggunakan prinsip UbD yaitu harus cermat dalam menentukan TP dan memilih bentuk asesmen yang tepat.
Kunci jawaban alternatif:
Pada Topik I, saya memahami bahwa UbD adalah kerangka berpikir yang mengharuskan kita memulai perencanaan dari tujuan akhir. Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang cenderung fokus pada materi.
Bagaimana UbD Membantu Pembelajaran Efektif?
UbD sangat membantu saya merancang pembelajaran yang efektif dan berpusat pada siswa:
- Kejelasan Tujuan: UbD memaksa saya merumuskan capaian pembelajaran yang spesifik. Dengan tahu apa yang harus siswa pahami di akhir unit (misalnya, ide besar, pertanyaan esensial), saya punya arah yang jelas untuk mengukur keberhasilan.
- Fokus Pemahaman Mendalam: Saya diajak bertanya, "apa yang akan dipahami siswa?", bukan sekadar "apa yang dipelajari?". Ini mendorong saya mendesain aktivitas yang melatih analisis, sintesis, dan aplikasi pengetahuan, bukan cuma hafalan.
- Asesmen Terukur: UbD fokus pada bukti pembelajaran. Saya jadi merancang asesmen formatif dan sumatif yang beragam dan relevan dengan tujuan, bahkan sebelum memikirkan kegiatan belajar.
- Aktivitas Bertujuan: Dengan tujuan dan asesmen yang jelas, setiap aktivitas pembelajaran menjadi lebih terarah, membantu siswa mencapai pemahaman yang diinginkan.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun bermanfaat, ada beberapa tantangan:
- Pergeseran Paradigma: Mengubah kebiasaan perencanaan dari "materi dulu" menjadi "tujuan dulu" butuh latihan.
- Merumuskan Pertanyaan Esensial: Membuat pertanyaan yang memicu pemikiran tingkat tinggi terkadang sulit.
- Pengembangan Asesmen Autentik: Merancang asesmen yang mengukur pemahaman mendalam seringkali memakan waktu.
Secara keseluruhan, UbD memberikan kerangka kerja yang kuat untuk merancang pembelajaran yang terstruktur, fokus pada pemahaman, dan efektif. Ini sangat signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kunci jawaban alternatif:
Pada Topik I, saya mempelajari bahwa pendekatan Understanding by Design (UbD) merupakan kerangka perencanaan pembelajaran yang berfokus pada hasil akhir yang diharapkan dari proses belajar. Pendekatan ini mengajak guru untuk memulai perencanaan dari tujuan akhir (backward design), bukan dari aktivitas atau materi ajar terlebih dahulu.
Prinsip UbD membantu saya dalam merancang pembelajaran yang lebih terarah dan bermakna. Dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, saya menjadi lebih fokus dalam menentukan bukti pemahaman dan strategi pembelajaran yang tepat. Pendekatan ini juga mendorong saya untuk menciptakan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa dan kontekstual, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih mendalam dan tidak hanya sekadar menghafal.
Namun, saya juga menghadapi beberapa tantangan dalam menerapkan UbD. Tantangan utama adalah menyusun tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu, merancang penilaian autentik yang benar-benar mencerminkan pemahaman siswa juga membutuhkan pemikiran dan waktu yang lebih.