Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Bakal Tutup BUMN yang Terus Merugi, Erick Thohir: Ngapain Membohongi Diri Kepada yang Bukan Ahlinya

Erick Thohir mengatakan bakal menutup dengan cara melikuidasi perusahaan-perusahaan pelat merah yang terus menerus merugi.

Editor: Sansul Sardi
Tribunnews/Herudin
Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. 

Dirgantara Indonesia adalah sebuah BUMN yang awalnya bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang didirikan pada 1976 dengan direktur utamanya BJ Habibie.

Dalam perjalanannya, pada tanggal 11 Oktober 1985 PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio berubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Negara, sebelum kemudian berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2000.

PTDI sendiri total telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak tiga kali sejak 2011. Yaitu Rp 1,18 triliun pada tahun 2011, Rp 1,4 triliun pada tahun 2012 dan Rp 400 miliar pada tahun 2015.

Penyebab rugi yakni karena adanya pembatalan kontrak dan order yang tidak mencapai target.

3. DOK Kodja Bahari

PT Dok Kodja Bahari menjadi salah satu dari tujuh Badan Usaha Milik Negara yang disoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Komisi Keuangan DPR pada tahun lalu.

Perusahaan ini menerima PMN sebesar Rp 900 miliar. BUMN galangan kapal ini merugi karena beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni 58% dari pendapatan.

Sementara untuk kerugiannya, DOK Bahari sebesar 273 miliar di tahun 2018.

4. PT PAL

PAL Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri galangan kapal. Kantor pusat dan industri galangan kapal ini berada di Surabaya.

Berdasarkan catatan yang dirilis Kementerian BUMN, perusahaan ini mengalami rugi pada tahun 2012 sebesar Rp 125 miliar. Kemudian tahun 2013 rugi sebesar Rp 382 miliar.

Perusahaan sempat mencatatkan untung di tahun 2014 sebesar Rp 10 miliar. Namun berikutnya di tahun 2015 perusahaan menderita rugi Rp 187 miliar, dan tahun 2016 sebesar Rp 395 miliar. Sementara di tahun 2018 PAL menderita rugi Rp 304 miliar.

Kerugian perusahaan ini diakibatkan oleh meningkatnya beban lain-lain hingga tiga kali lipat dan kerugian entitas anak perusahaan.

Pada 2011, PT PAL telah menerima suntikan modal PMN dari pemerintah sebesar Rp 313 miliar yang digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja.

Tahun 2012, perusahaan kembali menerima suntikan modal segar sebesar Rp 600 miliar. Dan tahun 2018 perusahaan juga mendapatkan PMN sebesar Rp 1,5 triliun.

5. PT Sang Hyang Seri

PT Sang Hyang Seri (Persero) pada awalnya sebagai Perusahaan Umum (Perum) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1971 tanggal 5 Mei 1971 yang bergerak di sektor pertanian.

Usaha intinya yakni produksi dan pemasaran benih. Pada tahun 2018, perusahaan ini mencatatkan rugi sebesar Rp 183 miliar.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved