Sri Mulyani Curcol Sering Sakit Perut Dengar Janji-janji Kampanye Jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku memiliki kesan tersendiri selama masa kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden April 2019 lalu.
Stunting terjadi akibat anak mengalami kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Tak hanya itu stunting juga membuat seorang anak terganggu perkembangan otaknya, dan bakal berpengaruh terhadap kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas di usia-usia produktif.
Mengetahui hal tersebut, Sri Mulyani pun menyampaikan informasi mengenai stunting itu kepada Jusuf Kalla, Wakil Presiden kala itu.
"Dan Pak Jusuf Kalla kemudian aware, dan di debat (Pemilu Presiden dan Wapres) kemarin semua ngomong stunting. That's achievement," ujar dia.
• Demi Negara, Sri Mulyani Tak Gentar Sita Uang Rp 1,2 Triliun dari Anak Mantan Presiden
Sejak saat itu, persoalan stunting menjadi salah satu fokus utama pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Perempuan yang akrab disapa Ani tersebut mengatakan, untuk bisa menyelesaikan masalah stunting tak bisa hanya mengandalkan satu kementerian, tetapi beberapa kementerian terkait hingga lingkup pemerintah daerah.
"Ini strategi pemerintah. Ayo kita lakukan keroyokan. Program untuk menurunkan stunting ditargetkan 100 kabupaten dulu, Kementerian Keuangan dan Bappenas (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas) make sure semua kementerian yang relevan terlibat dalam penyelesaian stunting," jelas Ani.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat Sri Mulyani Curcol Sering Sakit Perut karena Janji-janji Jokowi Kala Kampanye... dan Sri Mulyani Mengaku Dipermalukan Bos Bank Dunia gara-gara Hal ini